Desain Produk, Seni yang Mendukung Kehidupan Manusia
Karya seni sesungguhnya hadir secara nyata dalam kehidupan sehari-hari melalui berbagai perkakas dan peralatan rumah tangga. Desain dan fungsi produknya telah mendukung kehidupan dan peradaban manusia.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
Karya seni sesungguhnya hadir secara nyata dalam kehidupan sehari-hari melalui berbagai perkakas dan peralatan rumah tangga. Desain dan fungsi produknya telah mendukung kehidupan dan peradaban manusia.
Hal itu melatarbelakangi pameran “Japanese Design Today 100 – Renewal Version” hasil kerja sama The Japan Foundation Jakarta dan Bentara Budaya Bali di Bentara Budaya Bali mulai Jumat (17/1/2020) hingga Jumat (7/2/2020). Sekitar 100 karya desain produk Jepang mulai dari peralatan makan, aksesoris, perabotan, mainan anak-anak, alat penunjang kesehatan, hingga kendaraan bermotor dipamerkan.
Deputi Direktur The Japan Foundation Jakarta Daisuke Kato mengatakan, pameran bertujuan mengenalkan bentuk lain dari kebudayaan Jepang, yakni karya-karya desain produk yang berhubungan dengan aktivitas masyarakat. Benda-benda yang dipamerkan, dihadirkan langsung maupun berupa foto, adalah produk yang dipergunakan atau berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Produk-produk itu mulai dari sendok, alat tulis, kamera, sepeda, sepeda motor, mobil, bahkan kereta api Shinkansen seri N700 Advanced yang mampu melaju hingga kecepatan 300 kilometer per jam. Kurator pameran 100 desain produk Jepang Hiroshi Kashiwagi menuliskan dalam katalog pameran itu, pameran menampilkan karakteristik produk Jepang dari beberapa dekade sejak 1950-an.
Adapun kurator pameran Masafumi Fukugawa menyebutkan, rancangan atau desain produk dari benda-benda yang dipamerkan itu merefleksikan hasil pengamatan dan pemahaman mendalam atas kehidupan, kebudayaan, dan persepsi terhadap zaman kontemporer.
Pameran 100 desain produk Jepang memperlihatkan sisi kebudayaan Jepang dari berbagai aspek, baik bentuk, pemilihan warna, dan fungsi serta perkembangannya mulai dari klasik hingga modern. “Desain produk juga menjadi cerminan kebudayaan Jepang,” kata Daisuke di Bentara Budaya Bali, Gianyar, Jumat malam.
Pameran menampilkan karya dari sedikitnya 90 desainer Jepang, baik desainer perorangan atau kelompok desainer. Ada juga tim desainer perusahaan atau industri di Jepang, misalnya, Sony Corporation Creative Center, Nikon Corporation Imaging Company/Industrial Design Department, Panasonic Healthcare Co. Ltd., Nissan Motor Co. Ltd, dan Honda Aircraft Companye LLC.
Beberapa produk yang dipamerkan pernah menjadi barang konsumen yang populer beberapa dekade yang lalu, misalnya, kamera Nikon F yang dikeluarkan Nikon Corporation pada 1959, Walkman WM2 buatan Sony Corporation yang dikenalkan 1981, jam tangan Casio G-Shock series dari Casio Computer Co. Ltd yang diproduksi 2008, atau kamera Canon EOS KissX7 dari Canon Inc. yang diproduksi 2013.
Produk lain, misalnya, seperangkat pisau Tadafusa, satu set sendok es krim dari Takata Lemnos Inc., atau baju dari serat daur ulang (recycling fibers) buatan Miyake Design Studio.
Desain produk transportasi juga dihadirkan melalui visualisasi berupa foto, misalnya, mobil Subaru 360 yang diproduksi Fuji Heavy Industries Ltd. pada tahun 1958 atau setelah masa perang. Selain itu juga sepeda motor Super Cub C100 tipe 1958 dari Honda Motor Co. Ltd, mobil elektrik Nissan Leaf oleh Nissan Motor Co. Ltd tahun 2009, dan mobil Wagon R dari Suzuki Motor Corporation. Salah satu desain produk Jepang yang mengagumkan adalah kereta api cepat Shinkansen Series N700 Advanced buatan Central Japan Railway Company tahun 2013.
Seniman Bali I Made “Bayak” Muliana mengatakan, pameran 100 desain produk Jepang itu tidak hanya menampilkan produk maupun desain Jepang yang sudah dikenal dan dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga budaya Jepang yang direfleksikan dalam seni desain produk.
“Ada percampuran teknologi dan kebudayaan dalam produk yang dipamerkan,” kata Made Bayak. “Pameran ini menarik, karena kita dapat melihat hasil seni dan dapat membandingkannya dengan kebudayaan. Ini adalah bentuk strategi kebudayaan Jepang yang mengenalkan kebudayaan melalui produk mereka,” ujarnya.
Kurator Bentara Budaya Bali Warih Wisatsana menyatakan, pameran 100 desain produk Jepang adalah jembatan membangun hubungan diplomasi melalui kebudayaan. Warih mengatakan, pameran desain produk Jepang itu menjadi sebentuk retrospeksi pencapaian dan karya hasil olah cipta kreator Jepang.