Pelan tetapi pasti, perkembangan teknologi kamera mirrorless menyeruak dalam fotografi jurnalistik.
Oleh
Eddy Hasby
·5 menit baca
Pelan tetapi pasti, perkembangan teknologi kamera mirrorless menyeruak dalam fotografi jurnalistik. Produsen kamera mirrorless Sony, memastikan diri dan mengklaim Sony a9 II yang diluncurkan pada bulan Oktober 2019 diperuntukkan untuk fotografer profesional dalam bidang jurnalistik. Lalu apa saja yang menjadi kriteria kamera ini menawarkan diri untuk perangkat foto jurnalistik profesional ?
Kompas mencoba menelusuri apa yang dijanjikan oleh produsen kamera ini, terutama untuk kerja jurnalis foto yang membutuhkan kecepatan, baik itu kecepatan kamera dalam merekam gambar maupun kecepatan pengiriman file data ke meja redaksi secara akurat.
Mempertahankan bentuk bodi SLR Mirrorless 35mm full frame yang menjadi identitas generasi Sony Alpha sebelumnya, generasi kedua di Sony a9 II ini memiliki berat tubuh 687 gram sedikit lebih berat dari Sony a9 sekitar 588 gram. Dimensi tubuh kamera 128.9 mm x 96.4 mm x 77.5 mm. Tidak banyak perubahan pada tombol fasilitas pada kamera ini dibandingkan dengan generasi sebelumnya, juga pada resolusi gambar 24.2 megapixel.
Pada kesempatan Festival Akuatik Indonesia Open 2019 di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta, berlangsung bulan Desember 2019 lalu, Kompas mencoba kemampuan kamera ini untuk kecepatan menangkap gambar dalam satu per sekian detik.
Performa algoritma kecepatan AF phase Detect dalam proses real time pendeteksi wajah, mata, warna, pola dan jarak, boleh dikagumi. Teknologi 4D Focus pada wide auto focus didukung 693 titik deteksi fokus dan 425 kontras deteksi yang dikembangankan Sony terlihat menunjukkan kemajuannya. Terutama untuk mengatasi riak air di kolam renang yang sering membingungkan dalam proses pendeteksian fokus obyek pada sebuah sensor kamera.
Kalkulasi perhitungan auto focus dan auto exposure hingga 60 kali perdetik tanpa gangguan mekanis pada fase deteksi yang bekerja terus menerus, hingga ratusan frame gambar tanpa black out mampu dihasilkan kamera ini. Inilah salah satu kemampuan teknologi kamera mirrorless dan berkah dari perkembangan teknologi sensor CMOS Exmor RS dan prosesor BIONZ X yang diterapkan dalam isi perut kamera ini.
Kamera a9 II yang menjanjikan 20 fps (frame per second) tanpa blackout, ini sudah terbukti pada generasi sebelumnya Sony a9. Namun, apa istimewanya pada generasi kedua ini ?
Dengan menggunakan lensa telefoto Sony FE 200–600 mm F5.6–6.3 G OSS, saya mencoba membidik subyek dengan menekan rana terus menerus tanpa henti (burst). Sebelumnya, menyetel mode kamera pada posisi rana elektronik, kontinu kecepatan tinggi, pada pencahayaan manual dengan kecepatan rana 1/400, diafragma F6.3, ISO 3200, format JPEG dan untuk mempercepat proses transfer data, saya menggunakan SD card Tough 64 gigabyte.
Hasilnya cukup menakjubkan, kamera ini mampu melakukan burst, menghasilkan 340 bingkai gambar tanpa blackout, meskipun pada frame selanjutnya terasa mulai melambat. Hasil burst pada kamera ini, kalau dihitung dengan perkalian 20 frame per detik, ini artinya kemampuan prosesor dalam tubuh kamera ini mampu melakukan 17 kali perekamkan gambar dalam 20 frame perdetiknya. Ini mungkin efek pembaruan pengembangan sensor CMOS tumpuk terdiri dari area piksel, memori integral dan dipadu dengan prosesor BIONZ X yang ditanam di badan kamera ini.
Perubahan kemampuan perekaman gambar secara kontinu di kamera a9 II ini, terasa evolusinya, dibandingkan generasi sebelum Sony a9 yang pernah dibahas pada Asian Games 2018 lalu.
Untuk spesifikasi video pada kamera ini, tidak banyak perubahan pada generasi sebelumnya. Perekaman video format XAVC 4K (3840 x 2160, 30p, 100M) dan XAVC HD (1920 x 1080 (120p, 100M). Tidak tersedia picture profile Log2, S-Log3, HLG (Hybrid Log Gamma) karena lebih diperuntukan fotografi.
Terkendala Jaringan Internet Lokal
Seperti generasi sebelumnya, kamera Sony a9 II ini juga dilengkapi fasilitas FTP (File Transfer Protocol) berstandar IPTC (The International Press Telecommunications Council) untuk data deskripsi keterangan foto pada saat pengiriman foto ke server foto meja redaksional.
Fasilitas FTP transfer ini mampu mengirimkan data foto format RAW data dan JPEG dengan 9 alamat server yang dapat disimpan sesuai kebutuhan. Pengembangan FTP ini mulai berkembang pada kamera Sony Alpha lainnya, seperti Sony a7R IV yang pernah dibahas sebelumnya.
Untuk menjamin transfer data secara cepat, tersedia opsi di bodi kamera ini, koneksi terminal kabel LAN (Local Area Network) berstandar 1000BASE-T. Untuk koneksi kamera keperangkat lainnya dan juga transfer data foto berbasis nirkabel tersedia via Wifi 2.4 GHz dan 5 GHz.
Kompas mencoba mengamati perkembangan aplikasi pendukung kamera ini, seperti aplikasi untuk pengiriman foto kebutuhan jurnalis foto yang membutuhkan keterangan gambar (caption) berstandar metadata IPTC.
Aplikasi tambahan untuk membantu foto jurnalis, menuliskan keterangan gambar untuk sebuah peristiwa secara cepat, terdapat pada perangkat gawai. Pengembang kamera Sony ini membangun sistem aplikasi berbasis android dan OIS diperangkat gawai.
Aplikasi Transfer and Tagging add-on yang dapat diunduh secara gratis, membantu foto jurnalis menyematkan keterangan gambar melalui rekaman suara (voice memo) pada saat pengiriman data foto.
Rekaman suara berdurasi 50 detik ini akan diterjemahkan aplikasi menjadi teks untuk melengkapi keterangan gambar yang sebelumnya kartu memory SD sudah dimasukan ke dalam metadata IPTC berformat XML. Sayangnya, aplikasi Transfer and Tagging add-on ini baru bisa digunakan dibeberapa negara saja, di Indonesia belum dapat diunduh dan dipergunakan di gawai berbasis android dan OIS.
Tidak stabilnya tingkat layanan dan rendahnya bandwidth internet di Indonesia masih menjadi kendala dalam proses transfer data atau mengungah data foto ke peladen/server yang ada.
Selain peningkatan yang dibahas di atas, kamera ini juga ada peningkatan pada IBIS (in-body image stabilization) 5 axis untuk menjaga kestabilan kamera pada pemotretan cahaya rendah, anti flicker untuk pengambilan gambar lebih 10 fps pada mode rana mekanik.
“Harga kamera Sony a9 II untuk di Indonesia berkisar Rp 64 juta rupiah, mulai berlaku Januari 2020 ini,” ujar Calvin Nobel Martin selaku Digital Imaging Product Marketing Sony Indonesia.