Ragam genre di industri film Indonesia dinilai masih monoton. Variasi diperlukan agar produksi film tidak terbatas pada permintaan pasar dan untuk meningkatkan kreativitas sineas.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ragam genre di industri film Indonesia dinilai masih monoton. Variasi diperlukan agar produksi film tidak terbatas pada permintaan pasar dan untuk meningkatkan kreativitas sineas.
”Di Indonesia, produksi film masih melihat kebutuhan pasar. Itu tidak salah. Tapi, jika hanya melayani kemauan pasar, keberagaman (genre film) tidak akan terjadi. Padahal, bakat (sineas) Indonesia ada banyak,” kata produser Ifa Isfansyah pada konferensi pers film Abracadabra, di Jakarta, Rabu (8/1/2020).
Berdasarkan 15 film terlaris Indonesia pada 2009-2019 oleh filmindonesia.or.id, film yang paling banyak ditonton adalah yang bergenre drama. Apabila dijumlahkan, total penonton film drama di kategori 15 film terlaris adalah 132,16 juta orang (Kompas.id, 21/7/2019).
Genre film terlaris kedua adalah horor dengan jumlah penonton 96,69 juta orang. Adapun genre terlaris ketiga adalah komedi dengan 41,18 juta penonton.
Sumber yang sama mencatat, film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 (2016) sebagai film terlaris Indonesia. Sejauh ini, jumlah penontonnya mencapai 6.858.616 orang. Adapun film terlaris berikutnya ialah Dilan 1990 (2018) dengan 6.315.664 penonton dan Dilan 1991 (2019) dengan 5.253.471 penonton.
Menurut Ifa, membuka kesempatan terhadap ragam kreativitas sineas bisa membuat ekosistem industri film berkelanjutan. Para produser didorong untuk meyakini bahwa ragam genre film beserta pasarnya bisa berkembang. Itu sebabnya ia setuju untuk memproduksi film Abracadabra.
Film bergenre drama fantasi tersebut digarap oleh sutradara Faozan Rizal dan akan tayang pada 9 Januari 2020. Film dengan genre ini terbilang langka di Indonesia.
”Film seperti ini tidak bisa menjanjikan pasar (penonton) yang besar (di Indonesia). Apakah film ini ada pasarnya? Kita lihat nanti. Kami pun deg-degan (menanti hasilnya). Jika ada pasarnya, semoga ini membuat para produser percaya dan bisa mendorong keberagaman genre film,” kata Ifa.
Fantasi
Abracadabra adalah film yang sepenuhnya berbicara tentang fantasi. Artinya, semua hal mungkin terjadi dan tidak perlu dipertanyakan asal-usulnya.
Film ini berkisah tentang ahli sulap atau grandmaster Lukman (Reza Rahadian) yang ingin mengundurkan diri dari dunia sulap. Ia yang tidak percaya lagi pada keajaiban berencana untuk melakukan pertunjukan terakhir.
Ia pun melakukan trik menghilangkan seseorang dengan sebuah kotak kayu milik ayahnya. Ketika melakukannya, ia berencana untuk gagal karena tidak menyiapkan trik khusus.
Masalah terjadi ketika penonton yang masuk ke kotak tersebut benar-benar hilang. Ia pun menempuh perjalanan rumit untuk mengembalikan penonton yang hilang dan memecahkan misteri kotak itu.
”Dunia magis dan dunia sinema adalah dua dunia yang bisa membuat saya hidup dalam dunia imajinasi saya sendiri. Walaupun penuh kebingungan, intinya kita harus percaya. Jadi, mari kita rayakan kebingungan ini,” kata sutradara Faozan Rizal melalui keterangan tertulis.
Film ini merupakan hasil kerja sama Fourcolours Films dengan HOOQ, Ideosource Entertainment, dan Aurora Media. Beberapa aktor yang turut berperan dalam film ini adalah Butet Kartaredjasa, Jajang C Noer, Dewi Irawan, Lukman Sardi, Asmara Abigail, dan Salvita Decorte.