Dalam rangkaian Tokyo Motor Show 2019, Mitsubishi Motors Corporation (MMC) memamerkan berbagai teknologi terbarunya. Ada rumah cas Dendo Drive House, ada mobil-mobil konsep, dan ada uji rahasia produk terbaru.
Oleh
Agus Susanto
·5 menit baca
Hujan menyambut kedatangan rombongan jurnalis Indonesia di Bandara Haneda, Tokyo, Jepang, Selasa (22/10/2019). Namun, itu tak menyurutkan semangat kami untuk memulai penjelajahan berbagai teknologi terbaru Mitsubishi di ajang Tokyo Motor Show 2019.
Begitu rampung urusan imigrasi dan pengambilan bagasi, rombongan undangan PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (PT MMKSI) ini melanjutkan perjalanan menuju Mi-Garden Ginza di pusat kota Tokyo. Ini adalah ruang pamer Mitsubishi sekaligus sebuah kafe yang nyaman di pusat mode Ginza.
Seperti dikatakan Fumito Ueyanagi, Direktur Mi-Garden Ginza, ”Konsep utama dari tempat ini adalah pelanggan bisa merasakan pengalaman langsung menyentuh produk-produk termutakhir Mitsubishi Motors beserta keunggulan teknologi dan gaya hidup dalam satu atap.” Sajian varian kopinya juga berkelas, hasil kolaborasi dengan Allpress Espresso dari Selandia Baru.
Rumah cas
Yang menarik dari Mi-Garden Ginza adalah bagian belakangnya yang terbuka, di lantai terhampar karpet rumput sintetis, dan di situlah dipamerkan instalasi Dendo Drive House (DDH). DDH adalah sistem komprehensif yang terdiri atas kendaraan listrik Mitsubishi, baik mobil listrik murni (battery electric vehicle/BEV) maupun plug-in hybrid electric vehicle (PHEV); pengisi daya dua arah; panel surya; dan dan instalasi baterai rumah.
Sistem kebanggaan Mitsubishi ini didesain agar penggunanya bisa membangkitkan dan menyimpan energi listrik dengan menggabungkan kemampuan mobil listrik dan instalasi listrik mandiri di rumah.
Paket DDH ini memungkinkan pengguna mengecas mobil listrik mereka menggunakan listrik yang dibangkitkan dari panel surya, dan sebaliknya, menyuplai listrik ke jaringan rumah dari mobil listrik. Keunggulan sistem ini adalah menghemat biaya pemakaian listrik dan penyediaan energi listrik dalam kondisi darurat.
Sembari mendengarkan penjelasan mengenai DDH, kami disuguhi kopi panas dan roti panggang yang dimasak menggunakan listrik dari baterai mobil. Kebetulan waktu itu yang didemonstrasikan adalah mobil Mitsubishi Outlander PHEV, yang dikenal memiliki stop kontak untuk sistem listrik rumahan.
Outlander PHEV sudah dipasarkan di Indonesia sejak Gaikindo Indonesia International Auto Show 2019, Juli lalu. Namun, sistem rumah cas DDH ini baru ada di Jepang. Biaya sewanya sekitar 8.000 yen atau sekitar Rp 1 juta per bulan.
Mobil konsep
Hari kedua menjadi hari yang ditunggu-tunggu. Pada hari pembukaan Tokyo Motor Show 2019 tersebut, Mitsubishi Motors Corporation (MMC) meluncurkan dua mobil konsep terbaru, yakni Mi-Tech Concept dan Super Height K-Wagon.
Mi-Tech memanfaatkan turbin sebagai generator yang menyuplai daya listrik ke baterai. Mobil ini juga bisa mengonsumsi berbagai jenis bahan bakar, disesuaikan dengan negaranya.
Takao Kato, Chief Executive Officer (CEO) MMC, mengatakan, kendaraan ini menawarkan semua kemungkinan yang bisa diaplikasikan sistem PHEV di masa depan. Teknologi PHEV terbaru ini juga punya bobot lebih ringan.
Sementara Super Height K-Wagon diproduksi untuk meningkatkan daya saing di segmen mobil kompak khusus pasar Jepang (Kei Car). Ruang kepala seluruh kabin lebih tinggi dan lebih lapang. Menurut Chief Operating Officer (COO) MMC Ashwani Gupta, K-Wagon akan mulai dipasarkan pada paruh kedua tahun fiskal ini.
Tak lengkap rasanya hanya bisa melihat-lihat mobil terbaru Mitsubishi saja selama pameran. Hari ketiga, tepatnya Kamis (24/10/2019) pukul 05.30, kami sudah berangkat dari Hotel Tokyo Dome menuju Stasiun Tokyo untuk naik Shinkansen Nozomi.
Perjalanan dengan kereta peluru tersebut ditempuh 2,5 jam menuju Nagoya. Dari kereta, kami pindah ke bus menuju Pusat Riset dan Pengembangan Produk MMC di Okazaki, Prefektur Aichi, Jepang.
Uji kendara
Di sinilah markas besar Mitsubishi berada. Selain fasilitas riset dan pengembangan produk, juga ada laboratorium cuaca hingga trek lintasan yang bervariasi. Di situ, para jurnalis Tanah Air diperlihatkan untuk pertama kalinya produk crossover MPV yang waktu itu akan diluncurkan ke pasar Indonesia. Wujudnya masih sangat rahasia dan kami menjadi jurnalis pertama yang melihat sosok mobil pengembangan Mitsubishi Xpander ini.
Begitu rahasianya produk ini, sebagian detail mobil masih ditutupi plester untuk menyamarkan bentuknya. Para jurnalis pun dilarang keras memotret dan kami juga diembargo untuk tidak memublikasikan informasi apa pun yang diperoleh di Okazaki ini. Setelah mengikuti pemaparan, kami bergantian berkendara dengan mobil baru tersebut.
Baru pada 12 November 2019, mobil ini diluncurkan di Jakarta dengan nama resmi Mitsubishi Xpander Cross. Ini adalah pengembangan Xpander yang bertujuan menyasar para rivalnya di kategori low SUV, seperti Toyota Rush, Daihatsu Terios, dan Honda BR-V.
Tsunehiro Kunimoto, Corporate Vice President dan Design Division General Manager MMC, mengatakan, ”Mobil ini dikreasi dan diwujudkan dari hasil survei konsumen di Indonesia.”
Ada dua jenis mobil lain yang dicoba dibandingkan dengan Xpander Cross ini. Ditemani satu pengemudi berpengalaman dari MMC, kami bergantian mencoba trek mengelilingi kawasan ini dengan kecepatan yang ditentukan, mulai dari 40 kilometer (km) per jam hingga 80 km per jam.
Jalan aspal mulus hingga aspal berpasir yang diselingi jalan berlubang dan kerikil serta tikungan tajam dilibas untuk mengetahui keunggulan mobil ini. Di jalan aspal mulus dan bergelombang, mobil ini tak begitu terasa guncangannya.
Memasuki jalan kerikil dan berlubang, Kompas sengaja menginjak pedal gas lebih dalam. Mobil pun meliuk mengikuti lintasan. Mobil masih terasa nyaman dan tidak limbung. Traksi ban tetap menapak maksimal dan bagian buritan tetap terkontrol sesuai arah kemudi.
Salah satu kunci pengendalian yang stabil, tetapi tetap nyaman itu adalah pemasangan shock absorber valve di peranti peredam kejut di poros depan ataupun belakang.
Selain mengubah tampilan menjadi lebih macho, MMC juga membuat mobil ini memiliki ground clearance tinggi dibandingkan Mitsubishi Xpander. Dengan jarak terendah dari tanah 225 mm, Mitsubishi mengklaim ini adalah ground clearance terbesar di kelasnya.
Xpander Cross juga terlihat makin tangguh dengan desain Dynamic Shield khas Mitsubishi pada bagian gril. Desain ini menggambarkan keseimbangan antara kedinamisan dan kekuatan.
Kehadiran Xpander Cross yang dibanderol mulai Rp 267.700.000 hingga Rp 286.700.000 (on the road, Jakarta) ini makin meramaikan persaingan di segmen low SUV di Tanah Air.