Arsitektur Puitik Andra Matin
Profesi arsitek bagi Isandra Matin Ahmad (57), akrab disapa Andra Matin, memberi kesempatan untuk mencipta karya-karya yang puitik. Karyanya sepanjang dua dekade terhitung sejak 1998 hingga 2019 bak oase arsitektural puitik.
Di balik keindahan bangunan yang berhasil diwujudkan, tersisa keindahan-keindahan lainnya dari dunia gagasan dan mimpi Andra Matin. Keindahan-keindahan lain itu diwujudkan pria kelahiran Bandung ini sebagai maket tiga dimensi dan desain dua dimensi. Selain itu, berbagai kreasi material yang kemudian disuguhkan ke dalam pameran Prihal: Arsitektur Andramatin di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, 27 November-11 Desember 2019.
Sebanyak 826 desain dua dimensi dipajang di lorong pembuka pameran. Sejumlah 49 maket tiga dimensi dihadirkan di ruang utama. Selebihnya, ragam material yang unik, foto dan video proses eksekusi rancangan, pemindahan suasana ruang kerja tim, dan permainan lego sebagai materi interaktif merancang bangunan bagi pengunjung.
Artiandi Akbar, salah satu kurator pameran, menunjukkan kekhasan rancangan-rancangan Andra Matin pada bentuk yang tidak gemuk, memiliki koridor yang landai, membentuk kebaruan bentuk dengan sudut-sudut yang mencong, proporsi sirkulasi cahaya dan udara, rumah panggung, dan sebagainya.
Akbar membahasakan kerja arsitektural Andra Matin itu puitik. Rancangannya seperti bahasa puitik yang berkelok-kelok untuk menghadirkan nuansa dalam pencapaian tujuan.
Selain Akbar, kurator lain untuk pameran ini adalah Danny Wicaksono. Mereka menggagas tema, Prihal. Ini tak ubahnya sebagai kata ”perihal” dengan membagi delapan hal atau bagian pameran.
Monas dan TIM
Lorong pembuka dengan 826 desain dalam rentang 20 tahun kerja Andra Matin itu digelar di halaman depan Gedung A Galeri Nasional. Ini masuk Prihal Linimasa.
Ketika memasuki ruang pamer Gedung A, pengunjung langsung dihadapkan sebuah maket besar sebagai model miniatur kawasan Monumen Nasional (Monas) dan Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jakarta. Semua maket bercat putih seperti membeku. Tetapi, di balik kebekuannya itu mengalir gagasan hangat dan provokatif Andra Matin.
”Untuk kawasan Monas ini hasil rancangan yang saya sertakan untuk sayembara di awal tahun 2019 dan tidak menang,” ujar Andra Matin, menjelang pembukaan pamerannya, Rabu (27/11/2019).
Rancangan TIM disertakan untuk sayembara sekitar tahun 2007-2008 dan menang. Kemudian di tahun 2018 mulai ada wacana untuk direalisasikan di era kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Andra Matin menuangkan gagasan hangat dan provokatif untuk membongkar pagar besi kawasan Monas. Monas tidak lagi diisolasi. Pagar besi ingin digantikan dengan kanal.
”Kanal atau parit itu bisa diberi ikan dan bertujuan untuk memperbesar kapasitas resapan air di tengah kota Jakarta,” ujar Andra Matin, lulusan Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, ini.
Perkerasan yang ada di latar Monas juga dikurangi menjadi kawasan hijau. Cerukan di bawah permukaan tanahnya diciptakan sebagai area kunjungan warga ke Monas.
”Cerukan untuk pengunjung itu sebagai upaya mengembalikan keagungan Monas,” kata Andra Matin yang mendirikan biro arsitek Andra Matin Architect (AMA) di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, sejak 1998.
Saat ini sekitar Monas sudah dikelilingi bangunan tinggi. Tugu Monas yang menjulang tinggi itu seakan terkalahkan dengan bangunan-bangunan tinggi di sekitarnya. Ketika menikmati dari area cerukan tanah, Tugu Monas akan kembali terlihat agung.
Dengan esensi mirip Monas, rancangan untuk Taman Ismail Marzuki juga dengan membuka pagar di sekeliling area yang luasnya mencapai 7 hektar di kawasan Cikini tersebut. Ada bangunan sebagai rancangan utamanya, yaitu bangunan panggung di sisi kiri depan kawasan TIM.
Bangunan panggung itu memanjang dari depan hingga ke belakang sekitar 200 meter. Fungsi utamanya untuk Pusat Dokumentasi HB Jassin, perpustakaan daerah, dan menambah satu ruang galeri pameran.
Bangunan panggung memanjang bertujuan untuk membuka ruang jelajah pandang yang makin luas. Area bawah bangunan juga dibiarkan terbuka.
”Rancangan ini ingin mengembalikan TIM sebagai taman terbuka bagi warganya,” ujar Andra Matin.
Dibukanya pagar TIM di sisi belakang juga akan menambah pemandangan alami sungai di tengah kota. Area parkir dialihkan di ruang bawah tanah. Kawasan hijau dioptimalkan seluas-luasnya di area TIM.
”Semestinya, rancangan TIM yang sudah dimenangkan dalam sayembara ini yang harus dikerjakan,” kata Andra Martin.
Kondisi TIM terkini memasuki proses renovasi. Ada kemelut tersulut, hingga muncul Pernyataan Cikini oleh para seniman TIM tertanggal 20 November 2019. Andra Matin sejauh ini juga belum mengetahui adanya penambahan atau pengurangan rancangannya untuk TIM. Ia sama sekali tidak mengetahui adanya berbagai rumor tentang rencana pembangunan gedung hotel atau wisma tamu di TIM.
Rancangan Monas dan TIM masuk Prihal Jakarta. Selain itu, masih ada sembilan rancangan lagi yang dirancang Andra Matin untuk Jakarta.
Tumbuh dari keseharian
Andra Matin menumbuhkan berbagai gagasan dari rutinitas keseharian lewat perbincangan diskusi bulanan, penerbitan buku, dan pameran-pameran. Dari situ dikembangkan gagasan untuk membuat rancangan arsitektural meski tidak semua rancangan bisa diwujudkan.
Dalam Prihal Kota yang Lainnya, Andra Martin menyuguhkan maket yang sudah terbangun maupun belum terbangun seperti yang ada di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung. ”Kota pemekaran dari Kabupaten Tulang Bawang ini direspons secara arsitektural untuk menciptakan kebudayaan baru,” ujar Artiandi Akbar.
Maket arsitektural lainnya di Ende, Nusa Tenggara Timur, berkutat seputar kawasan pengasingan Soekarno dan sekitarnya. Maket Desa Pencerahan Paningkaban, Kecamatan Gumelar, Banyumas, Jawa Tengah, mengutamakan arsitektural lanskap perubahan dari lokasi tambang emas yang mencemari lingkungan menjadi lanskap pertanian.
Di dalam Prihal Bentuk, setidaknya dipamerkan 21 maket gedung maupun kawasan dalam lingkup lebih kecil. Ada yang menarik dari suatu maket kluster perumahan nuansa desa. Andra Matin merancang kluster itu dengan area parkir komunal, kemudian rumah-rumah ada di antara gang yang hanya bisa ditelusuri dengan berjalan kaki seperti suasana desa.
Maket Taman Bunga Gedebage, Bandung, juga dihadirkan. Rancangan itu untuk merespons ketika pamor kota Bandung dikatakan sebagai kota bunga, tetapi tidak ada bunganya.
Inilah sepenggal perziarahan arsitektur Andra Matin. Arsitektural puitiknya memberi semangat pembaruan dan pembongkaran dipenuhi pemikiran rasional.