Pasar motor leisure atau pasar sepeda motor bagi para pehobi sangat terbuka lebar untuk dimasuki.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Berkembangnya kegiatan industri kreatif penunjang kegiatan berkendara, khususnya kendaraan roda dua atau sepeda motor, membuktikan bahwa pasar motor leisure atau pasar sepeda motor bagi para pehobi sangat terbuka lebar untuk dimasuki. Potensi penggunanya menyamai potensi penjualan mobil di Indonesia.
Hal itu disampaikan Presiden Direktur PT Dyandra Promosindo Hendra Noor Saleh di sela-sela pembukaan Indonesia International Motor Show (IIMS) Motobike Expo 2019 di kawasan Istora Senayan, Jakarta, Jumat (29/11).
Hendra menjelaskan, saat ini harus diakui pasar sepeda motor masih dikuasai para pemain lama, seperti Astra Honda Motor dan Yamaha. Namun, pada saat yang bersamaan, dalam beberapa tahun belakangan, industri sepeda motor leisure atau pehobi, menggeliat cukup kencang. Komunitas tumbuh di berbagai daerah dan berbagai macam kegiatan terselenggara dari komunitas-komunitas tersebut.
Meski pasar motor pehobi ini masih kecil dibandingkan dengan pasar motor konvensional, menurut Hendra, potensi berkembangnya sangatlah pesat. ”Potensi minimum dua kali lipat. Sama dengan jumlah penjualan mobil. Dan, konsumennya rerata adalah orang-orang yang memiliki kemampuan atau setidaknya sudah memiliki hobi sepeda motor atau petualangan,” tuturnya.
Hendra menyebut angka 450.000 unit hingga 500.000 unit per tahun untuk potensi penjualan motor hobi atau leisure ini. Dengan meningkatnya gairah masyarakat, dibarengi dengan perbaikan peningkatan per kapita, serta kemudahan mendapatkan informasi mengenai berbagai komponen penunjang, bukan tidak mungkin penjualannya menyentuh angka 1 juta unit, menurut Hendra.
Ambisi pemerintah
Potensi pasar yang terbuka itu sejalan dengan ambisi pemerintah untuk menaikkan jumlah produksi sepeda motor di Indonesia pada 2025. Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian, saat pembukaan IIMS Bike 2019 menyatakan, pemerintah menargetkan peningkatan produksi sepeda motor hingga 10 juta unit pada 2025. ”Sekitar 20 persen dari total produksi tersebut atau 2 juta unit per tahun berupa motor listrik,” kata politisi Partai Golkar ini.
IIMS Motobike Expo 2019 diikuti 16 merek kendaraan roda dua dengan segmen yang cukup luas dan memiliki penggemar fanatik. Ke-16 merek tersebut terdiri dari Benelli, BMW Motorrad, Cleveland, Honda, Husqvarna, Kawasaki, KTM, Lambretta, Peugeot Scooters, Piaggio, Vespa, Yamaha, dan Triumph. Adapun dari segmen merek motor listrik, terdapat BF Goodrich, Gesits, dan Selis. Tidak ketinggalan peserta pameran yang mencoba membangun sendiri sepeda motor listriknya.
Tidak hanya diikuti oleh agen pemegang merek, IIMS Motobike Expo 2019 juga diikuti belasan merek aksesori aftermarket dan modifikator dari Tanah Air ataupun yang sudah mendunia. Mereka antara lain Alpinestars, Arai, Astra Otoparts, Brisk Busi, Cargloss, Deus Ex Machina, Elders Company, Komine, Nolan, Ohlins, Proliner, R9, RCB, RS, Shinko, SHOEI, Street Art Custom, Taichi, Uma, V-Rossi, dan Von Dutch serta beberapa merek ternama lainnya.
”Kami harap IIMS Motobike Expo 2019 menjadi wadah terbaik bagi pemegang merek kendaraan roda dua dan aftermarket untuk menginformasikan produk dan inovasi terbaru mereka kepada para pencinta motor di Indonesia,” tutur Kohen, sapaan akrab Hendra.