Kewirausahaan adalah kunci bagi individu, perusahaan, dan negara untuk maju
Oleh
Emilius Caesar Alexey/Andreas Maryoto/Stefanus Osa/Norbertus Arya Dwipangga
·3 menit baca
"Kewirausahaan adalah kunci bagi individu, perusahaan, dan negara untuk maju. Dengan wirausaha, kita dapat mengubah sampah menjadi emas dan padang ilalang menjadi kota baru."
Kata-kata Ciputra, pendiri Grup Ciputra, tersebut diucapkan pada sebuah acara yang diadakan Kompas di Jakarta beberapa waktu lalu.
Kalimat itu kembali terngiang saat kabar berpulangnya Pak Ci, nama panggilan Ciputra, tersebar melalui sebuah aplikasi percakapan. Salah satu perintis wirausaha di Indonesia itu meninggal pada usia 88 tahun di Rumah Sakit Gleneagles Singapura pada Rabu (27/11/2019) pukul 00.05 WIB atau 01.05 waktu Singapura.
Petuah mengenai wirausaha itu merupakan refleksi dari perjalanan hidup Ciputra. Pak Ci memulai hidup dari bawah dan berhasil menembus daftar orang-orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan keluarga mencapai Rp 15,4 triliun, menurut majalah Forbes pada pertengahan 2019.
“Beliau adalah legenda dengan banyak warisan yang ditinggalkan. Kontribusi beliau dalam pengembangan kewirausahaan sungguh patut diberi apresiasi setinggi-tingginya,” kata Komisaris dan Founder Crown Group Iwan Sunito,
Ciputra yang lahir di Parigi, Sulawesi Tengah pada 24 Agustus 1931 kehilangan ayah saat berusia 11 tahun. Dengan semua keterbatasan, Ciputra mampu lulus dari Institut Teknologi Bandung pada 1960.
Sebagai insinyur muda, Ciputra mengambil jalan wirausaha dengan membuka konsultan arsitektur di sebuah garasi. Setahun kemudian, Ciputra ikut membidani Grup Jaya milik DKI Jakarta.
Semangat wirausaha Ciputra membuatnya mampu mereklamasi kawasan Ancol pada 1966 dan mengubahnya menjadi Taman Impian Jaya Ancol. Sampai saat ini, Ancol masih menjadi kawasan hiburan terlengkap di Indonesia.
Sebagai pengembang yang berkibar, Pak Ci tidak ingin sukses sendirian. Pak Ci ikut mendirikan Real Estat Indonesia (REI) pada 1972 untuk mengorganisasi dan mengajari para pengembang cara berbisnis properti yang benar.
“Pak Ciputra adalah founding father REI. Beliau telah mengajarkan banyak hal kepada kami, mulai dasar menjadi pengusaha properti sampai menjaga kualitas bangunan,” kata Ketua Umum REI Soelaeman Soemawinata di sela Musyawarah Nasional REI kemarin di Jakarta.
Ciputra tak cepat puas dengan Grup Jaya. Grup Metropolitan yang didirikan bersama Sudono Salim dan Sudwikatmono mengubah pinggiran menjadi permukiman elit Pondok Indah. Kebun karet di Serpong juga diubahnya menjadi kota satelit yang mandiri.
Kemudian Ciputra membangun Grup Ciputra dan menyiapkan keluarga menjadi wirausahawan. Di Grup ini, Pak Ci menekankan tiga nilai dasar, yaitu integritas, profesionalisme, dan kewirausahaan.
Setelah sukses mempraktikan wirausaha empat dekade, ia terlibat aktif mendorong generasi muda menjadi wirausaha. Ciputra menggelar berbagai pelatihan wirausaha dan membangun Universitas Ciputra untuk menyiapkan generasi muda menjadi wirausaha.
"Wirausaha baru penting bagi Indonesia untuk mengatasi kemiskinan. Betapa ironis, Indonesia memiliki alam yang kaya, tetapi rakyatnya banyak yang miskin," kata Ciputra, saat menemui Kompas pada 2007.
Budiarsa Sastrawinata, CEO PT Ciputra Residence dan sekaligus menantu Ciputra mengatakan, sampai menjelang akhir hidupnya, Pak Ci masih membicarakan mimpi soal kewirausahaan di Indonesia.
Selain wirausaha, Pak Ci juga menunjukkan kecintaan pada seni. Rumahnya di Pondok Indah bagaikan galeri. Patung dipasang di depan rumah dan di depan mal Ciputra World. Ia juga membangun Ciputra Artpreneur, pusat seni dengan standar internasional.