Berbekal tiga lagu daur ulang dan dua hits lama, Padi Reborn tampil secara akustik di kawasan Kota Lama, Semarang.
Oleh
Wisnu Dewabrata
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS – Bermodalkan album terbarunya, “Indera Keenam”, band rock yang pernah jaya di era 1990-an dan kini berganti nama menjadi Padi Reborn berupaya untuk terus eksis terutama di kalangan milenial.
Berbekal tiga lagu daur ulang dan dua hits lama Padi, kelompok musik asal Kota Pahlawan Surabaya ini sukses menggoyang publik Semarang, Jawa Tengah, Minggu (24/11/2019) malam. Mereka tampil secara akustik di kawasan Kota Lama.
Dalam konser “ngamen” itu Padi Reborn membawakan lima lagu. Tiga lagu di antaranya diambil dari lagu-lagu di album keenam. Hampir seluruh lagu di album baru keenam itu merupakan hasil aransemen ulang dari tembang-tembang lama Padi, yang di masanya tidak berkategori lagu hits.
“Memang jadi tantangan bagi Padi Reborn sekarang untuk terus memperkenalkan diri kami ke anak-anak milenial. Kalau untuk Sobat Padi, mereka tahu siapa kami dan apa saja hitsnya. Namun kalau anak-anak milenial kan mereka tidak mengikuti atau malah ada yang menganggap kami sama seperti band baru lain,” ujar sang gitaris utama, Piyu.
Pernyataan dan penjelasan Piyu disampaikan dalam dua kesempatan berbeda. Saat jumpa pers menjelang konser “ngamen” mereka di Kafe Spiegel dan juga saat mengunjungi studio RRI Semarang pada pagi harinya untuk diwawancara sesampai dari Jakarta.
Piyu mengakui setelah sekitar tujuh tahun sempat vakum bandnya itu seolah kehilangan banyak kesempatan “meregenerasi” penggemarnya. Pada awal kembalinya Padi Reborn terutama, tambah Piyu, hanya mengandalkan basis penggemar lama mereka walau belakangan, pelan namun pasti, generasi angkatan milenial juga mulai “ngeh” keberadaan mereka.
Lucunya, tambah Piyu, saat beberapa kesempatan mereka bertanya dari mana angkatan milenial itu tahu soal Padi Reborn, anak-anak itu berkata dari keluarga terdekat seperti orang tua. Bahkan salah satu lagu lama, “Sahabat Selamanya”, yang pernah jadi soundtrack film animasi Malaysia, Ipin dan Upin, menjadi lagu paling populer di kalangan anak milenial.
“Jadi yang hits dan akrab di telinga mereka adalah lagu soundtrack Ipin dan Upin, yang mereka dengar saat masih kecil ketika menonton film animasi itu. Jadi saat kami bawakan lagu itu di pensi-pensi sekolah, mereka ikut bernyanyi dan berjingkrak seperti generasi sebelumnya menggemari lagu-lagu hits lama Padi,” ujar Fadli sang vokalis.
Lebih lanjut salah satu lagu yang dibawakan dalam konser akustik “ngamen” di Kota Lama Semarang kali ini adalah lagu baru Padi Reborn berjudul “Kau Malaikatku”. Dalam lagu itu Padi Reborn menggandeng penyanyi cilik anyar, Jenaka Mahila Sudiro.
Selain berkolaborasi dengan artis dari kalangan milenial, Padi Reborn menurut Piyu juga terus berupaya memperkenalkan diri mereka ke para penonton dan penggemar muda. Caranya, pada setiap konser mereka selalu menyetel tayangan video berisi kisah perjalanan singkat Padi Reborn dan karya serta hits mereka.
“Ada tiga jenis tayangan video pendek, format konser besar, versi pengenalan Padi Reborn, dan versi untuk milenial berbentuk animasi. Jadi dari situ mereka bisa tahu kami. Selain itu untuk pentas di kalangan anak-anak milenial kami juga punya daftar lagu yang disesuaikan. Biasanya yang bikin mas Yoyok (drummer),” tambah Piyu.