Optimisme dalam mendongkrak penjualan di sektor otomotif kembali digulirkan PT Astra International Tbk di pengujung tahun ini dengan menggelar Astra Auto Fest 2019 selama tiga hari di Astra Biz Center, BSD City, Banten.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·6 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Optimisme dalam mendongkrak penjualan di sektor otomotif kembali digulirkan oleh PT Astra International Tbk di pengujung tahun ini dengan menggelar Astra Auto Fest 2019 selama tiga hari di Astra Biz Center, BSD City, Tangerang, Banten. Walaupun kelompok usaha ini masih memberikan kontribusi terbesar penjualan otomotif secara nasional, penjualan sejumlah merek otomotif di bawah bendera Astra juga tengah menghadapi kelesuan.
Direktur PT Astra International Tbk Suparno Djasmin, yang akrab disapa Abong, dalam perbincangan dengan Kompas, Jumat (22/11/2019), menyatakan, ”Pameran ini berfokus pada penjualan seluruh brand Astra. (Sektor) otomotif dan jasa keuangan, baik perbankan maupun asuransi, termasuk pula jasa penjualan mobil-mobil second di bawah bendera Astra bersinergi untuk mendongkrak penjualan di akhir tahun.”
Pameran Astra Auto Fest 2019 digelar di Astra Biz Center, BSD City, Tangerang, Jumat-Minggu, 22-24 November 2019. Kegiatan itu bertujuan mendongkrak penjualan mobil dan sepeda motor yang bernaung di bawah bendera grup Astra. Ini merupakan sinergi lini bisnis otomotif dan jasa keuangan Astra sebagai wujud apresiasi dan komitmen Astra untuk memberikan layanan dan produk terbaik kepada konsumen.
Pergelaran selama tiga hari itu dibuka secara seremoni bersama jajaran Sales Operation Divisi Otomotif Astra dan jajaran manajemen jasa keuangan Astra (Astra Financial), Astra Digital, Astra World, dan media.
”Saat ini lebih dari 50 persen penjualan otomotif nasional dikuasai merek di bawah naungan Astra. Saya yakin hingga akhir tahun ini kita bisa meraih pangsa pasar 53 persen,” tutur Abong.
Menurut Abong, menjelang akhir tahun, Astra ingin menyapa loyalis ataupun calon pembeli potensial dengan sedikit kemeriahan. Karena itulah, pameran ini disebut sebagai Fest atau kependekan dari festival alias kemeriahan.
Apalagi, kata Abong, hanya di pameran tiga hari inilah Astra memberikan berbagai gimmick yang menggiurkan. Bukan hanya potongan harga, melainkan juga pembayaran angsuran kendaraan yang terjangkau.
Indikator ”Rapor Merah”
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor di Indonesia (Gaikindo), sepanjang Januari hingga September 2019, total penjualan ritel otomotif nasional mencapai 758.413 unit. Dari jumlah itu, Toyota menguasai pangsa pasar 31,6 persen dengan meraih penjualan 239.417 unit. Lalu, Daihatsu menguasai pangsa pasar 16,8 persen dengan penjualan ritel 127.639 unit, kemudian merek di bawah Astra lainnya, seperti Isuzu, menguasai 2,3 persen dengan penjualan 17.697 unit. Sisanya BMW (Astra menjadi salah satu dealer mobil-mobil BMW di Indonesia), Peugeot, dan UD Trucks dengan pangsa pasar di bawah 1 persen.
Dari catatan Kompas terkini, penjualan ritel seluruh merek kendaraan secara nasional sepanjang Januari-Oktober 2019, sebagian besar penjualan otomotif di bawah Astra menunjukkan ”rapor merah”, kecuali Lexus dan BMW. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, Toyota mencatat penurunan 7,8 persen (290.423 unit), Daihatsu menurun 11,0 persen (160.981 unit), Isuzu turun 0,5 persen (20.047 unit), dan UD Trucks menurun 33,4 persen (2.556 unit).
Sementara itu, deretan mobil kategori mewah BMW mencatatkan penjualan Januari-Oktober 2019 sebesar 2.133 unit atau naik 5,5 persen dibandingkan tahun 2018 (2.022 unit). Lexus mencatatkan penjualan baik tipe sedan maupun SUV sebanyak 1.283 unit atau naik 6 persen dibandingkan dengan penjualan periode yang sama tahun 2018 sebanyak 1.213 unit.
Supranoto, Chief Executive Officer PT Astra International Tbk-Daihatsu Sales Operation, mengakui, penjualan Daihatsu mengalami penurunan 11 persen. Penurunan ini disebabkan semata-mata karena penurunan pasar otomotif Indonesia secara keseluruhan. Karena itulah, boleh dibilang market share Daihatsu masih dikategorikan stabil.
”Kami berharap event Astra Auto Fest 2019 ini bisa membantu menaikkan penjualan Daihatsu menjelang tutup tahun. Daihatsu menargetkan 300 SPK selama tiga hari ini,” ujar Supranoto.
Tercatat, penjualan ritel Daihatsu mengalami pertumbuhan 18,8 persen dari 13.112 unit pada September 2019 menjadi 15.578 unit pada Oktober 2019.
”Kebetulan Oktober kemarin suplai sudah membaik dari yang sebelumnya sempat tertahan. Jadi, kami bisa suplai lagi. Momennya juga bagus, hari kerja lebih banyak dibandingkan dengan September sehingga penjualan bisa lebih baik. Dengan melihat penjualan yang mulai positif pada Oktober, optimistis penjualan Daihatsu hingga akhir tahun bisa sesuai ekspektasi,” kata Supranoto.
General Manager Lexus Indonesia Adrian Tirtadjaja secara terpisah mengatakan, penjualan Lexus lebih dominan terdongkrak dari tipe sedan. Kenaikannya cukup signifikan sebesar 81 persen, dari 85 unit menjadi 154 unit. Sementara tipe SUV tercatat dari 1.128 unit menjadi 1.129 unit.
”Penjualan yang masih boleh dibilang positif ini disebabkan oleh sikap konsisten kami untuk mengedepankan kebiasaan memanjakan customer. Untuk pasar mobil luxury, yang terpenting bukan soal banting-bantingan harga jual kendaraan. Sebab, banting harga hanya akan berdampak pada resale value,” kata Adrian.
Menurut Adrian, sama halnya dengan produk-produk lain di luar otomotif saat ini, sesungguhnya hal yang lebih penting adalah bagaimana memberikan pelayanan-pelayanan khusus yang inovatif dan unik. Lexus memiliki strategi yang beda sendiri. ”Kami melihatnya lebih secara long term, bukan short term achievement,” ujar Adrian.
Dalam pameran ini, 19 institusi Astra ikut terlibat, seperti pada lini otomotif yaitu Auto2000 (dealer Toyota), Astra Daihatsu, Astra Isuzu, BMW Astra, Lexus Menteng Gallery, Astra Peugeot, Astra UD Trucks, dan Astra Honda Motor. Pengunjung juga bisa menukarkan mobil lamanya menjadi baru tanpa ribet dan terjamin karena di pameran itu sudah ada beberapa pelaku bisnis mobil bekas yang siap membeli mobil lama konsumen, seperti Mobil88, Toyota Trust, dan BMW Astra Used Car.
Pengunjung juga bisa membeli mobil atau motor dengan pembiayaan dari Astra Credit Company (ACC), Toyota Astra Finance (TAF), dan FIF Group. Kemudian, ada perlindungan dari Asuransi Astra dan Astra Life serta layanan perbankan dari Permata Bank.
Astra Auto Fest 2019 yang terbuka gratis untuk pengunjung itu dibuat sangat unik karena menampilkan beragam jenis kendaraan dan layanan. Juga ada hadiah sampai Rp 3,7 miliar, mulai dari free admin, uang muka 10 persen, hingga gratis angsuran satu tahun mencapai Rp 50 juta. Ada juga gratis asuransi untuk semua tenor dan asuransi jiwa dengan manfaat sampai Rp 1 miliar.
Target
Presiden Direktur PT Federal International Finance (FIF Group) Margono Tanuwijaya mengatakan, pada pameran itu, pihaknya menargetkan pembiayaan 75 persen dari total transaksi selama di Astra Auto Fest 2020 yang sekitar 100 sepeda motor.
Saat ini, pembiayaan FIF untuk sepeda motor Honda hingga Oktober 2019 sebesar 52,6 persen dari total penjualan secara kredit. Dari total penjualan sepeda motor Honda sepanjang Januari hingga Oktober 2019, sekitar 65 persen menggunakan skema kredit.
Sementara itu, Deputy Chief Executive Astra Honda Motor Octavianus Dwi P menjelaskan, kontribusi perusahaan pembiayaan mencapai 60 persen dari total penjualan sepeda motor Honda.
Terkait Astra Auto Fest 2019, pihaknya tidak mematok target penjualan. ”Untuk acara ini, lebih penting mengenalkan layanan Astra kepada konsumen. Orang bisa lihat semua kebesaran Astra,” ucap Dwi.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur Astra Credit Company (ACC) Siswadi menyatakan, untuk mendukung penjualan otomotif produk Astra di tengah melemahnya pasar otomotif nasional saat ini, ACC akan fokus pada proses kredit yang tepat.
Selain itu, ACC juga akan menawarkan kemudahan kepada konsumen yang ingin mengurus pengajuan kredit motor. Melalui kemudahan proses pengurusan kredit, pengambilan unit sepeda motor atau mobil bisa meningkat. Meski demikian, kemudahan proses yang ditawarkan tersebut akan disesuaikan dengan permintaan inisiatif di dealer.
Meski demikian, ACC tetap mengutamakan sikap kehati-hatian dalam penyaluran kredit untuk menghindari kredit macet. Terlebih lagi, di tengah kondisi perekonomian yang tak menentu saat ini.
Di tengah pasar otomotif lemah, lanjutnya, ACC tidak akan berambisi menggenjot penyaluran kredit secara masif. Langkah tersebut dikhawatirkan justru menciptakan kualitas yang buruk. ”Kita tidak menghendaki customer mengambil kredit secara emosional. Tetap harus rasional,” ujar Siswadi.