Pada saat pasar properti jenis apartemen mulai kelebihan pasokan di Batam, PT Indonesian Paradise Property justru dapat menjual Apartemen One Residence Batam sampai 97 persen.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Pada saat pasar properti jenis apartemen mulai kelebihan pasokan di Batam, PT Indonesian Paradise Property justru dapat menjual Apartemen One Residence Batam sampai 97 persen. Kejelian dalam penelitian dan survei pasar membuat Paradise menikmati untung berlimpah.
”Sebelum memulai proyek One Residence pada 2016, kami melakukan penelitian internal mengenai jenis produk apa yang kami akan buat dan segmen konsumen apa yang akan kami bidik. Kami memanfaatkan keunggulan lokasi yang berada di tepi laut dan di samping Terminal Feri Batam untuk membangun apartemen yang eksklusif bagi segmen menengah ke atas,” kata CEO PT Indonesian Paradise Property Anthony Prabowo Susilo, Senin (18/11/2019), di Batam, pada acara serah terima unit apartemen kepada para pembeli.
Serah terima itu lebih cepat 1,5 bulan dari yang dijanjikan kepada para pembeli. Dengan serah terima yang lebih cepat dari jadwal, Paradise ingin membangun citra sebagai pengembang apartemen yang layak dipercaya.
Menurut Anthony, apartemen itu merupakan apartemen pertama di kawasan Batam Center yang terletak di pinggir laut, tepatnya di Teluk Tering. Dengan lokasi yang strategis di dekat Terminal Feri penyeberangan ke Singapura, Mega Mal Batam Center, dan pusat pemerintahan, pada tahun 2017 Paradise berani menjual apartemen itu dengan harga awal Rp 889 juta per unit untuk tipe 2 bed room ukuran 45 meter persegi.
Hanya ada 3 jenis unit yang disediakan, yaitu 2 bed room, 2 bed room corner ukuran 46,5 meter persegi, dan 3 bed room ukuran 70 meter persegi. Saat ini, harga unit apartemen tipe 2 bed room mencapai Rp 1,2 miliar atau naik 35 persen dalam 2 tahun.
”Diferensiasi produk menjadi kata kunci dalam membangun apartemen ini. Dalam lima tahun terakhir, sebanyak 3.000 unit sampai 3.500 unit apartemen dibangun. Kami tidak mengutamakan jumlah massal, tetapi fokus pada produk yang iconic. Dengan keunggulan lokasi yang ada, kami menawarkan produk premium bagi calon pembeli,” kata Chief Project Marketing PT Indonesian Paradise Property Reagan Halim.
Menurut Reagan, 30 persen pembeli merupakan warga negara asing yang sebagian besar dari Singapura dan Malaysia. Sebanyak 70 persen pembeli merupakan warga negara Indonesia dan 70 persen dari WNI itu merupakan pengguna atau end user. Hampir semua pembeli merupakan pengusaha dan berusia di atas 40 tahun.
Kembali ke Batam
Bagi Paradise, membangun apartemen di Batam bagaikan sebuah reuni yang ditunggu. Perusahaan pengembang itu membangun properti yang pertamanya di Batam, yang bernama Hotel Harris Water Front, pada 2001. Paradise juga membangun Hotel Harris Batam Center beberapa tahun berikutnya.
”Kami selalu mencari kesempatan untuk membangun apartemen di Batam. Apartemen ini merupakan yang pertama yang kami bangun, setelah kami membangun hotel dan mal selama ini. Keberhasilan menjual sampai 97 persen dan selesai lebih cepat dari jadwal merupakan prestasi tersendiri,” kata Anthony.
”Kami selalu mencari kesempatan untuk membangun apartemen di Batam. Apartemen ini merupakan yang pertama yang kami bangun setelah kami membangun hotel dan mal selama ini. Keberhasilan menjual sampai 97 persen dan selesai lebih cepat dari jadwal merupakan prestasi tersendiri,” kata Anthony.
Menurut Anthony, apartemen dipilih karena dapat menghasilkan perputaran uang lebih cepat dibandingkan hotel dan mal. Pada tahun-tahun mendatang, Paradise akan lebih sering membangun apartemen, tetapi tidak melupakan hotel dan mal.
Selain Hotel Harris di Batam, Paradise juga membangun Beachwalk Shopping Center, Sheraton Bali Kuta Resort, 23 Paskal Shoping Center Bandung, dan mengembangkan Plaza Indonesia.