Desainer Felicia Budi menggelar pameran kecil yang menampilkan sejumlah barang mode yang memuat kisah-kisah personal para pemiliknya. Pameran ini tidak membeber soal estetika rancangan suatu karya mode, tetapi lebih menyelam ke dalam ruang-ruang emosi yang menghidupi suatu benda mode.
Pameran bertema ”Satu Kancing Terlewat” ini digelar di kawasan pertokoan Roxy Mas, Jakarta, pada 9-24 November 2019. Pameran ini menggali hubungan antara suatu benda obyek dengan pemiliknya melalui serpihan kenangan, pengalaman, dan perasaan yang tersimpan dalam benda tersebut.
Pameran tidak sekadar menampilkan koleksi barang- barang pribadi milik orang, tetapi juga memperdengarkan cerita hidup pemiliknya lewat tuturan audio.
Pengunjung bisa menyimak kisah tersebut melalui speaker kecil atau headphone yang tersedia di setiap benda koleksi yang dipamerkan. Kenangan dan pengalaman yang terhantar dari baju, sepatu, tas, perhiasan, aksesori, atau benda pakai lainnya. Model pameran demikian, ketika pengunjung bisa mendengar suara dan tuturan kisah dari pemilik benda, memberi nuansa intim tersendiri.
Salah satu benda yang dipamerkan misalnya sebuah sepatu yang dinamai ”Ugly Shoes” milik seniman asal Bandung, Syagini, yang dimiliki sejak 2014. Salah satu penggalan memori dari sepatu sneakers itu adalah ketika Cagi, panggilan akrab Syagini, menghadiri pemakaman salah seorang sahabatnya. Ketika itu hujan deras sehingga tanah di pemakaman berlumpur dan mengotori sneakers-nya. Meskipun kemudian sneakers itu terlihat lebih dekil, Cagi amat menyayanginya karena mengingatkannya pada sahabatnya.

”Aku sangat menyayanginya karena dia sudah ikut pameran sama aku keliling dunia (sejumlah negara), sampai terakhir kemarin ke London dan Venice, masih juga pakai sepatu itu. Padahal sudah bawa sepatu lain. Teman-teman komentar, ’tetep ya, you and your ugly shoes’. Menurut aku, dia enggak ugly,” celoteh Cagi dalam rekaman tuturan.
Menurut Felicia, gagasan pameran ”Satu Kancing Terlewat” bermula dari keresahan perilaku konsumtif berlebihan masyarakat akan produk mode. Gagasan pameran ini ingin mendorong ekosistem mode yang berkesinambungan. Dengan menyampaikan cerita- cerita dari pemakai juga yang membuat, ”Satu Kancing Terlewat” berharap pengunjung dapat membangun hubungan lebih bermakna dengan obyek milik mereka dan lebih berkesadaran dalam mengonsumsi produk mode. (SF)