Ingin Tahu di Omah Tahu
Jangan terlalu cepat merasa paling tahu tentang tahu. Buktikanlah pengetahuan Anda dengan datang ke Omah Tahu.
Jangan terlalu cepat merasa paling tahu tentang tahu. Buktikanlah pengetahuan Anda dengan datang ke Omah Tahu. Lalu, temukan keseruan baru dengan aneka variasi masakan dari makanan berbahan baku kacang kedelai itu.
Omah Tahu berlokasi di Kampung Brojolan Timur, Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Di sana, puaskanlah melakukan eksplorasi rasa dengan mencicipi 22 menu masakan yang semuanya berbahan tahu.
Viki Fitriana (28), pemilik sekaligus peramu menu di Omah Tahu, menjanjikan, ia siap untuk menyajikan kejutan dalam setiap menu yang dihidangkan. Caranya membuat kejutan tentu dengan mengolah tahu menjadi berubah rupa. Tahu pun mengalami modifikasi mengikuti tren jajanan kekinian.
Hal itu, antara lain, dilakukannya pada hidangan yang sudah akrab, banyak dikenal, seperti batagor atau bakso tahu goreng. Jangan kaget ketika memotong bagian tengah, Anda tidak akan sekadar menemukan bakso. Irisan sendok dan garpu membuat tahu mengeluarkan cairan kental berwarna biru, merah jambu, dan kuning.
”Itu rainbow mozzarella,” ujar Viki menjawab keheranan dan pertanyaan konsumen, termasuk saya yang datang siang itu.
Kepada konsumen, dia biasa menunjukkannya dengan memotong bagian tengah tahu, menarik keju, dan membakarnya dengan pistol pembakar makanan atau flame gun. Api yang menyentuh keju akan membuat warna-warninya semakin berkilat-kilat dan mengundang untuk disantap.
Ide memakai rainbow mozzarella ini bermula setelah ia mengamati rainbow mozzarella yang banyak diolah menjadi isian toast atau roti bakar. Dia penasaran dan kemudian berinisiatif memadukannya dengan produk batagor yang dibuatnya.
Keunikan lain juga dilakukan pada menu bakso ranjau tahu. Masih mengikuti tren jajanan kekinian lainnya, yaitu bakso beranak, bakso dibuat dengan isian di dalamnya berupa tahu. Untuk semakin menambah sensasi rasa saat menyantap, di dalam tahu itu juga ditambahkan potongan cabai rawit.
Di sebagian menu lainnya, tahu diolah serupa seperti menu berbahan ayam sehingga menjadi tahu teriyaki dan tahu lada hitam.
Tahu-tahu dihancurkan dan meleburlah semuanya menjadi menu seperti omelet tahu, tahu perkedel, dan tahu telur hancur.
Sejumlah kreasi menu lainnya justru tidak lagi menampilkan tahu dalam ”wujud aslinya” yang berbentuk kotak-kotak persegi. Tahu-tahu dihancurkan dan meleburlah semuanya menjadi menu seperti omelet tahu, tahu perkedel, dan tahu telur hancur.
Tahu juga bisa tidak terlihat seperti pada menu tahu krebo karena menu itu dibuat dari adonan tahu yang dihancurkan, lalu diselimuti berbagai bumbu dan mi.
Variasi menu tersebut ditambah lagi dengan 11 menu seblak yang semuanya memakai bahan tahu. Jenis menu seblak ini didampingi aneka ragam bahan pangan lainnya, seperti ceker dan daging ayam, iga, sosis, bakso, serta jamur.
Dalam upaya pemaduan itu, Viki pun melakukan penyesuaian bumbu dan kreasi baru dalam olahan kerupuk basah itu. Dengan begitu, seblak yang merupakan hidangan khas Sunda bisa diterima lidah Jawa di Temanggung.
Ia, antara lain, berinovasi membuat menu seblak tomyam, yang langsung menjadi favorit pengunjung, sejak diluncurkan September lalu.
Keragaman menu tersebut pada akhirnya mendorong munculnya penggemar-penggemar baru masakan berbahan tahu. Saat awal membuka usaha Omah Tahu pada 2014, rata-rata pengunjung yang datang berusia 30-50 tahun, tetapi selama dua tahun terakhir ini, kelompok usia bergeser menjadi 20-34 tahun.
”Pengunjung muda biasanya gemar menyantap masakan tahu versi kekinian, terutama seblak,” ujarnya.
Kendatipun demikian, Omah Tahu juga masih menyajikan menu masakan sederhana, menu masakan berbahan tahu yang sudah dikenal sejak dahulu, seperti empis-empis tahu dan tahu goreng uyah bawang atau tahu goreng berbumbu garam dan bawang putih.
Menu lawas, seperti empis-empis tahu, yang merupakan masakan khas Temanggung, ataupun menu kreasi baru, juga memiliki penggemar ”garis keras” masing-masing. Perilaku fanatik tersebut antara lain ditunjukkan oleh Dimas Kuncoro (43), warga Klampok, Banjarnegara.
Kami sengaja mengosongkan perut, menahan lapar selama sekitar 2,5 jam dari rumah, demi tujuan bersantap di Omah Tahu
Dalam perjalanan ke Solo dari Banjarnegara—yang melewati Temanggung—sejak dari rumah, dia bersama istri dan anaknya sudah memastikan akan makan di Omah Tahu.
”Kami sengaja mengosongkan perut, menahan lapar selama sekitar 2,5 jam dari rumah, demi tujuan bersantap di Omah Tahu,” ujar Dimas.
Dimas yang memang menggemari tahu dan sudah lebih dari tiga kali datang ke Omah Tahu, selalu memesan empis-empis tahu. Adapun istri dan anaknya selalu penasaran dan mencoba aneka menu baru yang ditawarkan.
Meskipun didominasi tahu, Omah Tahu juga menyajikan sekitar 14 masakan dengan bahan lainnya, seperti ayam, ikan, dan iga sapi. Selain itu, juga ada tujuh pilihan sambal untuk melengkapinya.
Usaha tahu
Omah Tahu didirikan oleh Viki bersama suaminya, Tosan Adi Wibawa (33), pada 2014. Pendirian warung dimaksudkan untuk menegaskan keberadaan tahu sebagai produk unggulan Kampung Brojolan yang kini nyaris terlupakan, ”hilang”, tidak lagi diproduksi, karena jumlah perajin tahu di kampung itu kini terus menyusut.
Dulu, pada awal era tahun 2000-an, jumlah perajin tahu di Kampung Brojolan mencapai lebih dari 13 orang. Saat ini hanya ada tujuh orang, termasuk Tosan yang masih menjalankan usaha produksi tahu.
Tosan terlahir dari keluarga perajin tahu. Sejak 2006, dia memutuskan untuk membuka dan menjalankan usaha sendiri, terpisah dari usaha ibu dan kakeknya yang kini dikelola oleh kerabatnya.
Usaha tahu milik Tosan memproduksi sekitar 60 papan tahu dan memakai bahan baku 2,5 kuintal kedelai per hari. Sekitar 20 persen produksi tahu dari industri itulah yang kemudian dipakai sebagai bahan baku di Omah Tahu.
Tosan mengatakan, tujuan lain pendirian Omah Tahu adalah untuk mengangkat popularitas tahu. Dengan begitu, tahu tidak dianggap sebagai menu makanan sederhana yang membosankan. Upaya melakukan kreasi dan variasi pun dilakukan secara serius, dengan penggantian menu dan peluncuran menu baru setiap dua bulan sekali.
Tosan menuturkan, industri tahu miliknya kerap dikunjungi anak-anak sekolah dasar (SD) yang melakukan kunjungan ke lapangan. Selain melihat proses produksi tahu, pihaknya pun selalu mengarahkan mereka untuk mengikuti kelas memasak aneka masakan berbahan tahu.
Tahu bisa jadi makanan yang ditunggu, dicari-cari, dan disukai karena bisa diolah menjadi aneka masakan yang menarik, sehat, dan enak.
Tosan mengatakan, kelas memasak tersebut sengaja dilaksanakan untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak agar mengenal ”lebih dekat” tahu.
”Anak-anak harus tahu bahwa tahu bukan jenis makanan kelas menengah ke bawah, makanan yang terpaksa dimakan saat tidak memiliki bahan makanan lain. Sebaliknya, tahu bisa jadi makanan yang ditunggu, dicari-cari, dan disukai karena bisa diolah menjadi aneka masakan yang menarik, sehat, dan enak,” ujarnya.
Jadi, janganlah menganggap remeh tahu. Datanglah ke Omah Tahu dan cobalah mencari tahu tentang beragam keistimewaan tahu.