Basis motor petualangan anyar ini sama dengan skutik PCX 150. Para desainer Honda berhasil mengubahnya menjadi sebuah motor petualangan yang diyakini cukup mumpuni untuk menjelajah, Honda Adv150.
Pengumuman peluncuran skutik petualangan ini dilakukan oleh manajemen PT Astra Honda Motor pada pembukaan Gaikindo Indonesia International Autoshow 2019, Kamis (18/7). Peluncuran ini sekaligus meneguhka niatan AHM untuk membuat segmen baru kelas sepeda motor, yaitu skutik petualangan.
Toshiyuki Inuma, Presiden Direktur PT AHM menyebutkan pengembangan Adv 150 itu untuk memenuhi keinginan konsumen terhadap skutik berkarakter penjelajah. Pengembangan model baru ini mengutamakan beberapa hal, mulai dari desain yang mengadopsi gaya motor bersar hingga penyematan beberapa fitur teranyar yang dikembangkan Honda global, termasuk mesin enhanced Smart Power (eSP) yang lebih responsif.
Johannes Loman, Executive Vice Presiden Director PT AHM mengatakan kontur dan kondisi jalanan yang beragam akan mudah dilalui oleh para pengguna motor ini, khususnya bagi konsumen yang menyenangi penjelajahan dan petualangan. “Motor ini bukan hanya untuk berkendara sehari-hari. Tapi juga untuk menemani pemiliknya mengeksplorasi lokasi-lokasi baru,” kata Loman.
Pengembangan PCX 150
Kazuya Minowa, Large Project Leader Honda R & D Southeast Asia Co, Ltd mengakui kalau produk Adv150 tersebut merupakan pengembangan dari PCX 150, baik dari rangka maupun mesin. Namun ada penyempurnaan pada beberapa hal.
Minowa mengatakan kalau pihaknya menerima banyak masukan tentang performa mesin PCX 150, terutama pada putaran rendah. “Kami sudah mendengarkan hal itu dan sudah disesuaikan pengembangannya untuk model ini,” kata dia.
Selain mesin yang menggunakan mesin PCX, rangka yang digunakan pada Adv 150 juga merupakan rangka PCX. “Rangkanya juga sama. Ada sedikit pengaturan pada bagian belakang sehingga menjadi lebih pendek” ujar Minowa.
Sebagai sebuah motor petualangan, motor penjelajah, desain skutik ini dibuat lebih maskulin, berotot dan kekar. Begitu juga dengan ground clearance atau jarak terendah dengan tanah yang dibuat cukup tinggi, yaitu 165 mm, menjadi salah satu hal yang membuat skutik ini mampu melewati jalanan yang tidak rata atau bahkan halangan yang melintang di jalanan dengan mudah.
Hal lain yang diyakini membuat kenyamaan berkendara di jalan tak rata adalah peyematan twin subtank rear suspension pada peredam kejut (shock-breaker) belakang. Minowa meyakini penambahan twin subtank rear suspension tersebut selain menambah kenyamanan saat berkendara di jalanan tak rata, juga bisa memberikan kestabilan saat melibas tikungan.
Menurut rencana, sepeda motor ini akan diekspor ke beberapa negara. Namun, Inuma belum mau mengungkapkan negara-negara yang akan menjadi tujuan ekspor skutik yang dibanderol Rp 33 – 36 juta on the road Jakarta ini.