Hari Rabu (26/6/2019) terobosan baru teknologi seluler kembali dibicarakan para pihak dalam ajang Mobile World Congress 2019 Shanghai, China.
Oleh
Andy Riza Hidayat dari Shanghai China
·3 menit baca
SHANGHAI, KOMPAS — Hari Rabu (26/6/2019) terobosan baru teknologi seluler kembali dibicarakan para pihak dalam ajang Mobile World Congress 2019 Shanghai, China. Kegiatan yang berlangsung hingga 28 Juni ini terpusat di Shanghai New International Expo Centre. Acara yang mengusung tema ”Intelegent Connectivity” ini dibuat dalam bentuk seminar, pameran, dan berbagai kegiatan lain.
Adapun isu kuat yang menjadi pembicaraan para pihak di ajang ini terkait dengan penerapan teknologi generasi kelima atau 5G, internet of things (IoT), kecerdasan buatan, dan data raksasa (big data). Acara yang menempati tujuh area di Shanghai New International Expo Centre (SNIEC) ini diperkirakan akan dihadiri 60.000 orang dan 550 peserta pameran dari sejumlah negara.
Penerapan teknologi 5G menjadi bahasan penting dalam ajang Mobile World Congress (MWC) selama beberapa tahun terakhir. Teknologi 5G mempunyai latensi 1 milidetik, kecepatan puncak akses layanan data 10 gigabyte per detik, dan 100 miliar koneksi. Produk yang berjalan dengan teknologi akses 5G yang telah diimplementasikan di sejumlah negara dan tengah disempurnakan antara lain adalah kendaraan tanpa awak.
Penyelenggara MWC adalah GSMA, organisasi yang mewakili kepentingan operator seluler di seluruh dunia. Asosiasi ini menyatukan lebih dari 750 operator dengan hampir 400 perusahaan di ekosistem seluler, pembuat perangkat lunak, penyedia peralatan, dan perusahaan internet, serta organisasi di sektor industri yang berdekatan.
Pengamatan Kompas, Rabu (26/6/2019), peserta MWC Shanghai sudah berdatangan ke lokasi acara. Mereka terdiri dari pejabat pemerintah, praktisi teknologi, pelaku usaha berbasis digital, peserta pameran, ataupun mereka warga yang sengaja hadir untuk berpartisipasi di ajang ini.
John Hoffman, Chief Executive Officer of GSMA (penyelenggara acara), membuka ajang ini sekitar pukul 09.30 waktu setempat. ”Banyak terobosan baru dalam teknologi seluler yang dipamerkan di ajang ini,” Kata Hoffman di hadapan peserta acara.
Setelah memberi gambaran umum terkait acara, Hoffman mengundang Direktur Eksekutif China Mobile Yang Ji, Direktur Jenderal GSMA Mats Granryd, dan unsur pimpinan GP Morgan Asia, Jing Ulrich. Mats Granryd mengawali penampilannya dengan menjelaskan kedekatan manusia pada teknologi digital. Teknologi telah dibutuhkan manusia di banyak aspek kehidupan.
Teknologi 5G menawarkan terobosan dalam banyak hal, salah satunya di bidang kesehatan ataupun kesepian dari hubungan antarmanusia. ”Contohnya, dengan menggunakan hologram, kita dapat menjangkau dunia lebih luas dan mendekatkan hubungan kekeluargaan lebih erat,” kata Granryd.
Salah satu pembicara dalam ajang ini berasal dari Indonesia, yaitu Marshall Pribadi, pendiri PrivyID. Ia sudah tiba di China untuk menyiapkan diri sebagai pembicara di forum pendamping pada hari ini.
Marshall akan berbicara tentang pengalamannya sebagai pendiri perusahaan rintisan di bidang pengisian data digital. Marshall tampil bersama Jianggan Li, pendiri Momentum Works, di forum bertajuk ”Meet the Innovators from Emerging Markets”. ”Saya mengisi acara pendamping, yaitu 4YFN,” kata Marshall kepada Kompas. Acara 4YFN merupakan forum yang mempertemukan pelaku industri rintisan, investor, dan pimpinan perusahaan.
Tidak hanya itu, pembicara Indonesia yang juga akan tampil dalam acara ini, di antaranya, adalah Pandu Sastrowardoyo, pendiri Asosiasi Blockchain Indonesia, dan Thilma Komaling, praktisi inovasi digital.
Sementara dari unsur pemerintah hadir Ismail, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika. Ismail dijadwalkan menjadi salah satu pembicara pada hari Kamis (27/6/2019) dalam acara GSMA Forum.
”Saya diundang sebagai salah satu pembicara dalam GSMA Forum untuk menyampaikan pandangan Indonesia terhadap implementasi 5G,” kata Ismail sebelum dimulainya acara.