Fungsionalitas yang Menjanjikan
BMW X3 sDrive20i adalah varian dengan harga termurah di keluarga X3 pabrikan otomotif asal Bavaria ini. Dengan selisih harga cukup jauh dari varian tertinggi, xDrive, pengurangan fitur menjadi keniscayaan. Meski demikian, kenyamanan berkendara tidak menjadi korban.
Dibandingkan dengan saudaranya, X3 xDrive, fitur varian sDrive dikurangi. Yang paling utama adalah pengurangan sistem penggerak empat roda (all-wheel drive) yang selama ini selalu disematkan pada setiap produk teranyar BMW. Sistem penggerak yang memungkinkan kendaraan untuk berolahraga ini berkendara di medan-medan yang cukup sulit.
Meski demikian, BMW menjanjikan, kenikmatan berkendara tidak akan berkurang. ”Tampilan sporty, teknologi sasis yang ringan, dan keseimbangan antara fitur, fungsionalitas, dan harga tetap akan menghadirkan keseimbangan berkendara khas BMW,” kata Jodie O’tania, Vice President Corporate Communication BMW Group Indonesia.
Serupa tetapi tak sama
Sejatinya ketiadaan sistem penggerak empat roda tidak berarti benar-benar mengurangi kenikmatan berkendara dengan varian ini. Tetap saja, sebagai keluarga besar BMW, seperti yang dikatakan Jodie, kenikmatan berkendara menjadi prioritas utama bagi para desainer BMW.
Tampilan eksterior dan interior tidak jauh berbeda dengan varian xDrive. Eksterior dengan bahasa desain BMW terbaru berupa kidney grille besar dan BMW Adaptive LED Twin Circular headlights pada bagian bonet serta dua knalpot pada sisi kanan-kiri bawah buritan serta velg berukuran 19 inci V-spoke 691. Penampilannya sleek, ciri khas sebuah mobil urban.
Bagian interior pun demikian. Mungkin hanya berbeda sedikit pada beberapa tombol yang bisa mengaktifkan fitur tertentu. Namun, selebihnya sama. Sistem audio yang terintegrasi dengan sistem pengaturan kendaraan (iDrive Touch Controller) yang tertanam pada peranti layar sentuh berukuran 10,25 inci membantu mempermudah pengendalian dan pengaturan kendaraan.
Ruang kabin yang luas karena ada penambahan dimensi dibandingkan dengan generasi sebelumnya, mulai dari panjang yang bertambah sekitar 51 milimeter (mm), lebar 10 mm, tinggi 15 mm, serta wheelbase 54 mm, membuat interior menjadi lebih lega.
Yang paling terasa mengganggu dari pengurangan beberapa fitur dan kelengkapan teknologi pada varian ini adalah ketiadaan kamera parkir. Penggunaan sonar atau alarm parkir yang akan memandu gerak mundur kendaraan saat parkir cukup membantu.
Walau begitu, dengan bodi yang cukup kompak untuk sebuah mid-SUV tidak ada salahnya kamera parkir terpasang sebagai perlengkapan standar bagi varian ini agar tidak kalah bersaing dengan SUV nonkompetitor lain atau SUV di bawahnya yang sudah memasang kamera parkir sebagai perlengkapan standar mereka.
Fungsionalitas dimensi
Fungsionalitas tampaknya menjadi kunci utama dari keseluruhan penampilan dan tentu saja fitur pada varian sDrive20i ini. Dan ini yang dirasakan saat mengendarainya, mengajaknya berjalan sedikit ke timur, tepatnya ke Karesidenan Surakarta atau dikenal sebagai Kota Solo, salah satu kota utama di Jawa Tengah, akhir April lalu.
Beberapa tas kamera dan perlengkapannya untuk shooting di sejumlah lokasi membuat bagasi sedikit penuh. Tentu saja tak ketinggalan tas pakaian juga makin membuat penuh bagasi mobil yang berukuran 400-an liter ini. Namun, jika mobil ini digunakan oleh keluarga kecil yang hendak bertualang cukup jauh dari keramaian Ibu Kota, termasuk membawa perlengkapan bayi, misalnya, bagasi ini sangat lapang untuk membawa perlengkapan tersebut.
Melintasi kawasan Cikampek, Kompas cukup beruntung ketika kawasan ini tidak terlalu macet di awal perjalanan. Berada di simpang susun Cipularang dan Cipali membuat napas sedikit lega dan kami bisa mulai mengajak mobil ini bermain-main. Sesekali menginjak pedal gas dalam-dalam, menikmati hamparan persawahan di kanan-kiri jalan bebas hambatan tersebut.
Dilengkapi dengan mesin 2.0 liter empat silinder dengan BMW Twin-turbo membuat mobil ini enak diajak untuk berlari. Semburan tenaga hingga 184 HP dan torsi 290 Nm membuat mobil ini dengan mudah diajak berlari hingga nyaris 200 kilometer per jam di jalan bebas hambatan ini. ”Itu pun hanya dengan pilihan berkendara nyaman sepanjang hampir 400 kilometer berjalan dari Jakarta hingga memasuki Semarang, ibu kota Jawa Tengah.
Pilihan berkendara olahraga menjadi opsi ketika jalanan agak menanjak dan berliku di Jalan Tol Semarang-Solo atau di sekitar kawasan Tawangmangu, Cemoro Sewu, hingga Cemoro Kandang, titik tertinggi di kaki Gunung Lawu yang membatasi Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Semburan tenaga sudah terasa pada putaran mesin rendah. Ini membuat Kompas dengan mudah melahap tikungan atau bahkan melewati kendaraan di sisi kiri jalan yang lambat berjalan, khususnya truk atau bus yang kesulitan menghela tenaga di tanjakan.
Saat mode berkendara olahraga dipilih, bak tubuh manusia, seluruh otot bersiaga. Kemudi menjadi terasa lebih kaku, suspensi mengeras, dan sentakan mobil terasa saat pedal gas diinjak. Ketika berkendara pun secara otomatis mobil menjadi lebih stabil dibandingkan dua mode berkendara lain, eco-pro dan comfort. Melibas tanjakan dan tikungan terasa lebih nyaman menggunakan pilihan berkendara ini dibandingkan dengan dua pilihan berkendara lainnya.
Dimensi mobil yang tidak terlalu besar (panjang 4,708 meter dan lebar 2,138 meter) membuat mobil ini enak untuk melakukan manuver di jalanan macet dan cukup sempit. Hal ini setidaknya Kompas rasakan ketika mengalami kemacetan parah di Cikampek dan Bekasi selepas tengah malam sekembali dari Solo.
Mobil ini tidak perlu susah payah untuk berpindah dari satu lajur ke lajur lain, mengisi tempat kosong, hingga menyalip truk trailer atau bus meski di tengah kemacetan. Mobil ini tampaknya akan pas untuk kehidupan masyarakat urban di Jabodetabek yang didera kemacetan setiap hari, khususnya pagi dan sore hari.
Begitu pula ketika Kompas akhirnya memilih melalui jalan lama yang menghubungkan Kota Bekasi-Karawang. Jalan lama yang biasa dilalui para pemudik dari Jabodetabek menuju kota-kota lain di Pulau Jawa ini menjadi alternatif utama ketika terjadi kemacetan parah di Cikampek dan sekitarnya.
Walau tetap harus bersaing dengan truk atau bus yang akhirnya menyerah dengan kondisi kepadatan Cikampek, menggunakan X3, kenyamanan berkendara tetap terjaga hingga tiba di Jakarta menjelang matahari terbit.
Keamanan dan kenyamanan
Faktor keamanan menjadi salah satu hal yang dipikirkan dengan baik oleh desainer BMW. Selain kantong udara (airbag) di beberapa titik, mulai dari pengemudi dan penumpang di depan hingga sisi kiri dan kanan penumpang belakang, terdapat pula sistem keselamatan lain, mulai dari dynamic stability control (DSC), traction mode, sistem rem anti-lock braking system, cornering brake control (CBC), hingga crash sensor, menjadi perlengkapan standar.
Salah satu hal yang menarik sepanjang perjalanan hampir 1.000 kilometer menggunakan X3 adalah munculnya attentiveness assistant, yang merupakan bagian dari sistem pengemudian pintar atau intelligent driving assistant yang dikembangkan BMW beberapa tahun terakhir untuk mengurangi risiko kecelakaan di jalan raya.
Ismail Ashlan, Corporate Communication Manager BMW Group Indonesia, menjelaskan, attentiveness assistant akan muncul ketika sistem merasakan ada keganjilan atau keanehan terhadap gaya mengemudi pengemudi. Gambar secangkir kopi dan peringatan terhadap kondisi pengemudi akan muncul di instrument display yang ada di konsol tengah. Sistem ini mengingatkan pengemudi untuk berhenti sejenak dan beristirahat di lokasi peristirahatan terdekat yang terbaca oleh sistem navigasi BMW.
”Sistem mengenali ketika ada keanehan dari irama pedal gas yang diinjak. Dari sana, sistem akan mengenal isyarat bahwa si pengemudi memiliki tanda-tanda kelelahan dan memberikan peringatan agar si pengemudi beristirahat sejenak untuk mengurangi risiko kecelakaan,” katanya.
Sistem navigasi pun memberikan ancar-ancar lokasi peristirahatan terdekat. Sistem juga sekaligus memperhitungkan jarak yang masih bisa ditempuh mobil dengan bahan bakar tersisa, yang membuat pengemudi bisa memperhitungkan tempat beristirahat sekaligus tempat pengisian bahan bakar terdekat.
Janji BMW untuk tetap menghadirkan mobil yang nyaman dikendarai tampaknya tidak salah meski tidak berpenggerak semua roda. Sebuah janji yang bisa dipertimbangkan khalayak calon konsumen.