"Cross Border” Desainer Lia Mustafa Curi Perhatian di Seoul
Oleh
Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
SEOUL, SENIN - Tenun lurik kontemporer karya desainer Lia Mustafa asal Yogyakarta mencuri perhatian di panggung ASEAN Week di Seoul, Korea Selatan, pada 14-16 Juni 2019. Tenun dengan rajutan berpola kawung dan motif garis-garis khas lurik itu tampil dengan desain yang sporty dan kasual.
Dalam busana karyanya, Lia pun menambahkan potongan seperti sarung pada tenun tersebut, namun sangat edgy. "Ia tampil beda dan sangat mencolok perhatian saat disandingkan dengan 10 desainer lain asal negara-negara anggota ASEAN dan juga desainer Korea Selatan," kata Purno Widodo, pejabat Pensosbud KBRI Seoul, Senin (17/6/2019).
Bahan maupun motif tradisional dengan identitas budaya yang sangat kuat bisa disulap Lia menjadi outfit atau pakaian yang modern dan kekinian.
“Saya mengambil unsur kain tradisional yaitu tenun lurik dan desain sarung yang kekinian, lalu dipadankan dengan aksesoris perak dan topeng kayu khas kota Yogyakarta, Indonesia,” kata Lia, yang juga merupakan pengurus senior Indonesian Fashion Chamber (IFC).
Lia berharap, desain yang dinamis dan energik ini dapat diterima generasi muda. Hal itu terutama bagi yang tidak ingin meninggalkan akar budayanya, namun tetap mengikuti tren fesyen yang selalu berubah. Kaum muda yang juga memiliki hati untuk membangun bangsanya melalui interaksi sosial maupun kesederhanaan dalam proses kehidupan.
Menurut Purno, dengan konsep yang begitu kuat, tak ayal 10 outfit rancangan Lia menjadi salah satu yang mendapat sambutan hangat dari para pengunjung Fashion Show sejak Jumat (14/6) itu, yang berpuncak pada Sabtu malam di Seoul Plaza, di pusat Kota Seoul.
Desain yang dinamis dan energik ini dapat diterima generasi muda. Hal itu terutama bagi yang tidak ingin meninggalkan akar budayanya, namun tetap mengikuti tren fesyen yang selalu berubah.
Hadir saat itu Presiden Korean Society of Fashion Business Hosup Kan, Sekretaris Jenderal ASEAN-Korea Center Duta Besar Lee Hyuk, Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Seoul Sofia Sudarma, sejumlah duta besar negara sahabat di Korea Selatan dan pengamat serta penikmat mode Korsel.
Lia mewakili desainer Indonesia pada perhelatan ASEAN Week 2019 untuk menyandingkan karya-karyanya dengan karya desainer dari seluruh ASEAN. Desainer Indonesia memang salah satu yang paling ditunggu saat itu.
Selain karena kekayaan budayanya, Indonesia juga dianggap sebagai rumah mode Asia, apalagi jika dihubungkan dengan Modest Fashion. ASEAN Week 2019 diselenggarakan oleh ASEAN-Korea Center (AKC) untuk merayakan ulang tahun ke-30 hubungan dialog ASEAN-Korea dan ulang tahun ke-10 AKC.
Berbagai pertunjukan budaya ASEAN, peragaan busana, talk show dan ekshibisi pariwisata ASEAN serta pameran gaya hidup dan desain ASEAN dipergelarkan selama tiga hari perhelatan ASEAN Week 2019. KBRI Seoul ikut mendorong suksesnya acara tersebut.
AKC adalah organisasi antarpemerintah untuk mempromosikan kerja sama ekonomi dan sosial budaya antara negara-negara anggota ASEAN dan Korea Selatan. AKC diresmikan pada 13 Maret 2009.
Korea Selatan dan ASEAN mengadakan dialog pada 1989 untuk membangun kemitraan yang langgeng dan tulus. Lalu mereka mengadakan KTT Peringatan ASEAN-Republik Korea pada 2009 dan 2014. KTT ini direncanakan akan dilaksanakan kembali pada November 2019 di Busan.