Menguji DFSK Glory 560 di Jalur Mudik Lebaran 2019
DFSK Glory 560 baru saja diluncurkan di ajang Telkomsel Indonesia International Motor Show 2019, 25 April 2019. Tak butuh waktu lama, Kompas langsung menguji mobil SUV 7 tempat duduk ini untuk menelusuri jalur mudik Lebaran 2019
Peluncuran DFSK Glory 560 ini menjadi bagian dari strategi agresif PT Sokonindo Automobile selaku agen pemegang merek DFSK (Dongfeng-Sokon) di Indonesia. Model SUV kedua pabrikan asal China ini diluncurkan tak sampai setahun setelah model pertama, DFSK Glory 580, diluncurkan 19 Juli 2018.
Dengan demikian, saat ini ada tiga model DFSK yang dipasarkan di Tanah Air, yakni dua model SUV, Glory 580 dan Glory 560, ditambah satu kendaraan niaga berbasis pikap, DFSK Super Cab.
”Kami telah mempelajari pasar Indonesia yang sudah berubah dan terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Terutama di segmen pasar SUV yang tumbuh lebih cepat dan lebih stabil dibanding segmen lain. Segmen ini kian membaik, dan produk baru terus bermunculan,” ungkap Franz Wang, Managing Director Sales Center PT Sokonindo Automobile, saat peluncuran DFSK Glory 560 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, bulan lalu.
Segmen ini kian membaik, dan produk baru terus bermunculan.
Ditawarkan dalam 5 varian, DFSK Glory 560 ditawarkan dengan rentang harga Rp 189 juta hingga Rp 239 juta (on the road di Jabodetabek). Dengan posisi harga ini, mobil buatan pabrik di Cikande, Serang, Banten, itu, akan bersaing dengan mobil-mobil segmen low MPV di Tanah Air yang berisi Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Mitsubishi Xpander, Suzuki Ertiga, dan Nissan Livina.
Meski dari segi model dan spesifikasi, Glory 560 berada di segmen low SUV yang selama ini dihuni Toyota Rush, Daihatsu Terios, dan Honda BR-V. Jadi dengan harga MPV, konsumen mendapatkan sebuah SUV.
Seperti kakaknya, Glory 580, mobil baru ini ditawarkan dengan dua pilihan mesin, yakni mesin berkapasitas 1.5 liter (1.498 cc) dengan turbo dan 1.8 liter (1.798 cc) tanpa turbo.
Kompas berkesempatan menjajal DFSK Glory 560 langsung di medan nyata saat DFSK menjadi mobil resmi tim liputan Lebaran ”Mudik Gesit 2019” harian Kompas. Tak tanggung-tanggung, mobil ini langsung kami uji untuk survey jalur mudik Lebaran berkeliling Pulau Jawa selama seminggu penuh!
Dimulai dari Jakarta, mobil melintasi Jalan Tol Trans Jawa menuju Semarang-Surabaya, hingga ke ujung jalan tol tersebut di Probolinggo, Jawa Timur. Glory 560 kemudian melanjutkan perjalanan menuju Malang, Yogyakarta, dan Bandung melalui jaringan jalan nasional non-tol. Jarak total yang ditempuh lebih dari 2.300 km.
Mobil yang kami gunakan adalah varian tertinggi, yakni DFSK Glory 560 1.5L Turbo L-Type bertransmisi CVT (continuously variable transmission) dengan mode manual 6 tingkat percepatan.
Di atas kertas, mesin berkode SFG15T ini mengeluarkan tenaga maksimal 150 PS pada putaran mesin 5.600 rpm dan berkat peranti turbonya, torsi puncak 230 Nm sudah bisa dipetik pada 1.800 rpm hingga 4.000 rpm. Tenaga mesin ini disalurkan ke roda depan (front wheel drive/FWD).
Pesaing-pesaingnya dari Jepang masih menggunakan mesin 1.5 liter non turbo.
Angka-angka itu membuat Glory 560 juga menjadi mobil paling bertenaga di segmen low SUV. Pesaing-pesaingnya dari Jepang masih menggunakan mesin 1.5 liter non turbo. All New Toyota Rush dan Daihatsu Terios, misalnya, memiliki tenaga maksimum 104 PS pada 6.000 rpm dan torsi puncak 136 Nm pada 4.200 rpm. Sementara Honda BR-V memiliki tenaga maksimum 120 PS pada 6.600 rpm dan torsi puncak 145 Nm pada 4.600 rpm.
Akan tetapi, bagaimana kenyataannya waktu diuji di lapangan? Dalam perjalanan dari Jakarta ke Semarang, dengan variasi lalu lintas macet parah di ruas Bekasi-Cikarang hingga perjalanan lancar dari Karawang hingga Semarang, terasa bagaimana tenaga mesin Glory 560 tersalur mulus ke roda.
Karakter transmisi CVT membuat akselerasi terasa halus dan linier, tetapi tetap terasa bertenaga begitu turbo aktif di putaran mesin sekitar 2.000 rpm. Kecepatan tinggi dengan mudah dicapai saat jalan tol mulai lancar.
Mode manual pada transmisi sangat membantu saat dibutuhkan akselerasi spontan guna mendahului kendaraan-kendaraan di depan. Bahkan saat melintasi tanjakan-tanjakan panjang dan berat di ruas Semarang-Bawen-Salatiga, mobil tak pernah kekurangan tenaga meski diisi lima orang dewasa dan berbagai barang bagasi.
Konsumsi BBM
Besarnya tenaga mesin Glory 560 membuat pengendalian mobil terasa ringan. Walau demikian, konsekuensinya adalah pada konsumsi bensin yang cukup besar.
Tidak ada indikator konsumsi BBM di panel instrumen mobil ini, sehingga pengukuran pun dilakukan secara manual dengan metode penuh ke penuh (full to full).
Saat bensin diisi penuh, kami mereset pengukur jarak tempuh kendaraan (trip meter) ke nol. Kemudian setelah berjalan beberapa waktu, bensin kami isi penuh kembali. Jumlah bensin yang masuk dibagi jarak yang sudah ditempuh sejak terakhir kali mengisi bensin memberikan gambaran konsumsi BBM rata-rata secara riil.
Hasilnya, pada pengukuran pertama, dibutuhkan 32,1 liter bensin beroktan 92 untuk menempuh jarak 266,2 km, atau sekitar 8,3 liter per km. Hasil ini diperoleh dengan kombinasi macet parah di jalan tol dan gaya mengemudi agresif dengan mode manual.
Pada pengukuran kedua, transmisi berada pada posisi otomatis penuh dengan gaya mengemudi santai. Jalanan pun sangat lancar. Kali ini diperoleh angka 34,4 liter untuk jarak 276,6 km, alias sekitar 8,04 km per liter.
Ya, itu harga yang harus dibayar untuk mendapatkan kesenangan berkendara dengan SUV urban ini. Menyenangkan, karena selain akselerasinya yang ringan, suspensi mobil juga bekerja dengan baik dalam meredam guncangan dan bantingan di jalan.
Itu harga yang harus dibayar untuk mendapatkan kesenangan berkendara dengan SUV urban ini.
Bahkan pada kecepatan tinggi di jalan tol, suspensi MacPherson strut di poros depan dan multi-link coil spring di poros belakang membuat mobil tak melayang-layang atau memantul-mantul. Ditambah sistem electric power steering yang sangat ringan, membuat berkendara terasa serba mulus dan ringan. Hal ini berdampak pada badan yang menjadi tak terlalu lelah setelah mengemudi berjam-jam lamanya.
Duduk di bangku baris kedua masih terasa cukup nyaman. Meski demikian, saat baris kedua ini diisi tiga orang dewasa, ruang yang tersisa bisa dikatakan tak terlalu lapang. Kompas belum sempat merasakan duduk di baris ketiga, karena kursi harus dilipat guna menampung berbagai barang bawaan.
Dari sisi fitur, DFSK juga berupaya memberikan berbagai fitur keselamatan dan kenyamanan yang terkini. Sistem pengereman ABS dan EBD (electronic brake force distribution), rem parkir elektronik (EPB), serta keyless entry dan tombol stop/start sudah menjadi fitur standar untuk semua varian. Demikian juga dengan head unit dan sistem hiburan berlayar sentuh berukuran 8 inci yang menonjol di tengah dasbor. Sekilas, desain dasbor dan layar sentuh ini mengingatkan pada interior BMW atau Mazda.
Sementara pada varian tertinggi (L-type), sudah dilengkapi dengan Electronic Brake Assist (EBA), Traction Control System (TCS), Electronic Stability Program (ESP), dan Hill Hold Control (HHC).
Fitur yang biasanya hanya ada di mobil Eropa, seperti kaca jendela yang otomatis menutup saat kita menekan tombol pengunci di remote beberapa detik, dan lampu kabut depan dan belakang, juga jadi standar.
Dari sisi layanan purna jual, Glory 560 juga mengikuti jejak kakaknya dengan memberikan garansi 7 tahun atau 150.000 km, yang meliputi jaminan bagian bodi, mesin, transmisi, sasis dan kaki-kaki, sistem elektronik, hingga aksesori standar.
Franz Wang mengatakan, Glory 560 ini menyasar target konsumen keluarga muda dengan kepala keluarga berusia 30-39 tahun dan berkepribadian aktif. Jika Anda masuk dalam kategori itu, suka dengan dinamika mengemudi, mementingkan fitur keselamatan, dan tidak keberatan dengan konsumsi BBM yang agak boros, mobil ini cocok menjadi pilihan alternatif di tengah pasar otomotif yang kian ramai.