Menjajal BMW X5 Generasi Keempat di South Carolina
Melakukan perjalanan bermobil di jalanan Amerika adalah impian masa kecil. Itu sebabnya, kesempatan yang datang tak disia-siakan. Apalagi, mobil yang dipakai adalah BMW X5 generasi keempat alias terbaru.
Melakukan perjalanan bermobil di jalanan Amerika adalah impian masa kecil. Itu sebabnya, kesempatan yang datang tak disia-siakan. Apalagi, mobil yang dipakai adalah BMW X5 generasi keempat alias terbaru.
Kesempatan itu datang saat BMW Group Indonesia mengundang Kompas melakukan perjalanan liputan di empat negara bagian di Amerika Serikat selama sekitar 10 hari, pertengahan Maret 2019. Salah satu bagian perjalanan itu adalah mengunjungi pabrik BMW di Spartanburg, South Carolina.
Yang asyik, pihak pabrik meminjami kami satu unit BMW X5 warna hitam yang sudah terparkir manis di tempat parkir hotel begitu kami tiba, Kamis (21/3/2019) petang. Perasaan penasaran membuncah karena saat itu mobil sport activity vehicle (SAV) andalan BMW ini belum diluncurkan di Tanah Air.
Seusai beristirahat sejenak, kami pun keluar mencari makan malam sekaligus mencoba untuk pertama kalinya BMW X5 ini. Kompas masih mencermati sosok mobil ini dari luar saat rekan jurnalis Fitra Eri dari Otodriver.com masuk ke ruang kemudi dan menyalakan mesin. Sontak terdengar menggelegar suara mesin putaran tinggi khas mesin V8 di mobil-mobil sport.
Refleks mata pun beralih ke buritan mobil untuk melihat tipe X5 yang dipinjamkan ini. Tertulis xDrive 50i di pojok kanan bawah pintu bagasi. Itu menandakan mobil ini adalah varian bermesin V8 4.4 liter (4.395 cc) dengan twin-turbo!
Tentu saja tak banyak yang bisa dilakukan dengan mobil ini malam itu. Selain masih lelah setelah penerbangan hampir delapan jam dari Los Angeles, waktu juga dihabiskan untuk menyesuaikan cara mengemudi di tempat baru dan mencari tempat makan yang masih buka malam itu.
Kompas yang duduk di bangku belakang hanya mencatat ruangan interior yang lebih lega dibandingkan X5 generasi sebelumnya. Ada aura kemewahan yang memancar dari kursi-kursinya yang berbalut kulit warna krem. Perasaan lapang kian didukung atap kaca panoramik yang menampilkan keindahan bulan purnama malam itu.
Sontak terdengar menggelegar suara mesin putaran tinggi khas mesin V8 di mobil-mobil sport.
Di kabin depan, tampilan dasbor mengingatkan pada dasbor BMW X7 yang lebih dulu kami coba beberapa hari sebelumnya. Panel instrumen digitalnya sudah mengadopsi bentuk setengah heksagon di setiap sisinya, yang menjadi bahasa desain standar interior BMW generasi terbaru saat ini.
Karakter BMW
Baru keesokan harinya, penjelajahan lebih tuntas dilakukan dengan mobil ini. Saya mendapat giliran mengemudikan mobil menuju Cagar Alam Caesars Head State Park yang terletak sekitar 65 kilometer (km) dari pabrik BMW di kota Spartanburg.
Kesan pertama begitu duduk di ruang kemudi X5 terbaru ini adalah ukuran mobil yang besar. Tebersit perasaan ragu mengemudikan mobil sebesar ini dengan setir kiri pula, yang berarti saya harus berjalan di sisi kanan jalan.
Namun, begitu mesin dinyalakan dan tongkat persneling berhias kristal bening dengan tulisan X digeser ke posisi D, langsung terasa bahwa X5 baru ini tetap mengusung karakter sebuah BMW. Mobil terasa mudah dikemudikan dengan setir yang ringan dan presisi. Perasaan seolah menyatu dengan mobil juga cepat didapatkan.
Layar sentuh berukuran 12,3 inci di tengah dasbor, yang sudah membawa sistem operasi terbaru BMW OS 7.0, menampilkan petunjuk navigasi yang bening dan mudah diikuti. Mobil pun dengan mulus masuk ke South Carolina Highway 183 selama sekitar 10 km sebelum berbelok ke kanan mengikuti jalan raya US Route 276.
Sangat terasa bagaimana tenaga mesin V8 mobil terus tersedia setiap saat tanpa menjadi liar dan susah dikendalikan. Padahal, jika menilik pada lembar spesifikasi, mesin dengan turbo ganda ini memuntahkan tenaga 456 HP dan torsi puncak 650 Nm pada rentang putaran 1.500-5.200 rpm.
Tentu saja, tak mungkin melakukan gas pol di jalan raya publik di Amerika Serikat mengingat aturan batas kecepatan yang ditegakkan betul. Namun, saat jalanan terbentang sepi, gas diinjak agak dalam sebentar, sekadar untuk sesaat menikmati deru knalpotnya yang menggairahkan. Sesaat itu juga terlintas di pikiran, pasti bukan varian V8 ini yang masuk ke pasar Indonesia. Ah....
Jalan makin sepi sekaligus kian berliku dan menanjak saat mendekati Caesars Head yang merupakan bagian dari bentang Pegunungan Blue Ridge. Kembali karakter pengemudian BMW dirasakan dengan riang gembira saat gejala limbung atau body roll nyaris tak terasakan di tikungan-tikungan tajam.
Tentu saja, tak mungkin melakukan gas pol di jalan raya publik di Amerika Serikat.
Berbagai kebaruan
Agak disayangkan, uji kendara perdana ini bisa dikatakan dilakukan secara ”buta” mengingat tak ada satu pun pakar dari BMW Amerika atau sekadar brosur yang menjelaskan fitur-fitur baru pada X5 berkode G05 ini. Jadi, kami pun tak sepenuhnya bisa mengeksplorasi berbagai kebaruan itu.
Baca juga: Perubahan Menggoda BMW X5 Generasi Keempat
Baru tiga pekan kemudian, saat All New BMW X5 ini diluncurkan di Jakarta, 13 April 2019, terungkap bagaimana mobil itu dilengkapi banyak fitur baru. Mulai dari suspensi udara (air suspension) yang bisa diatur di poros depan dan belakang, sistem all wheel drive permanen xDrive baru, lampu depan BMW Laserlight, hingga sistem perintah suara dengan sapaan ”Hey, BMW” yang bisa dikustomisasi.
Selain bisa diatur secara manual dengan tuas di konsol tengah dekat tongkat persneling, ketinggian mobil juga bisa berubah secara otomatis tergantung kondisi pengendaraan.
Gerry Nasution, Certified Driving Instructor BMW Group Indonesia, yang juga hadir pada acara peluncuran All New X5, mengatakan, ketinggian mobil secara otomatis akan turun 2 sentimeter (cm) saat pengemudi memilih mode pengendaraan Sport.
”Saat memasuki medan off-road, ketinggian mobil bisa ditambah dalam dua step, yakni 2 cm dan 4 cm. Sementara saat berhenti dan akan loading barang-barang yang berat, ketinggian mobil bisa diturunkan maksimal 4 cm. Jadi, total mobil bisa dinaikturunkan 8 cm,” papar Gerry.
Hanya saja, Gerry mengingatkan, posisi mobil turun hingga 4 cm dari ketinggian standar hanya bisa dipertahankan sampai kecepatan sekitar 30 km per jam. Di atas itu, mobil hanya bisa diturunkan sebanyak 2 cm hingga kecepatan 90 km per jam. ”Di atas kecepatan 90 km per jam, ketinggian mobil otomatis turun 1 cm dari posisi normalnya,” ujarnya.
Dan seperti dugaan semula, bukan varian xDrive 50i yang kami coba di AS yang dihadirkan ke Tanah Air. Yang hadir di Indonesia adalah varian BMW X5 xDrive 40i bermesin bensin enam silinder segaris 3.0 liter (2.998 cc) bertenaga 340 HP dan torsi puncak 450 Nm.
Jodie O’Tania, Vice President Corporate Communications BMW Group Indonesia, mengatakan, X5 terbaru ini sudah dirakit lokal di dalam negeri dan ditawarkan dengan harga Rp 1,489 miliar (off the road). Andai varian 50i suatu saat dihadirkan di sini, tentu harganya akan berada jauh di atas nilai itu.
Akhir kata, tak sabar untuk segera mengulang uji kendara di South Carolina, tetapi di jalanan Indonesia bersama X5 generasi keempat ini!