JAKARTA, KOMPAS – Gesits, sepeda motor listrik hasil kerja sama pengusaha otomotif dalam negeri, beberapa badan usaha milik negara dan beberapa universitas, akhirnya resmi diluncurkan pada hari pertama penyelenggaraan Telkomsel Indonesia International Motor Show 2019, Kamis (25/4/2019). Menurut rencana, produk ini akan mulai didistribusikan ke konsumen mulai pertengahan tahun ini.
Peluncuran ini disaksikan oleh perwakilan BUMN pendukung proyek ini, seperti Wika Industri, PT Perusahaan Listrik Negara dan PT Pindad. Disamping itu, tampak hadir di peluncuran yang berlangsung di Booth Gesits di Hall C JIExpo, Kemayoran, mantan menteri perindustrian Fahmi Idris, yang merupakan salah satu komisaris di PT Gesits Technologies Indo.
Harun Sjech, CEO PT Gesits Technologies Indo, mengatakan, produk yang akan dilepas ke pasaran ini merupakan produk penyempurnaan hasil dari beberapa kali uji coba rancang bangun dan ketahanan di jalanan selama beberapa tahun terakhir. Sejak November tahun 2018 lalu, Gesits telah memperoleh izin dari Kementerian Perindustrian untuk diproduksi massal.
Sepeda motor listrik Gesits ini dilengkapi dengan baterai Lithium berkekuatan 3 kilowatt-hour yang diklaim mampu menjelajah hingga 50 kilometer. Meski dilengkapi dengan ruangan tambahan untuk satu baterai cadangan, paket pembelian pertama tidak memberikan baterai cadangan untuk melengkapi dua ruang tambahan yang ada di bawah jok pengemudi.
Meski hanya terdiri dari satu baterai saja, bila pengemudi memilih mode berkendara Eco, Gesits mengklaim jarak tempuh bisa lebih dari 50 kilometer. Namun, pengemudi tetap harus waspada terhadap kondisi kekuatan baterai karena kekuatan baterai juga bergantung pada gaya mengemudinya.
Motor yang dibanderol Rp 24,9 juta off the road di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi tersebut dilengkapi dengan sistem motor listrik bikinan PT Pindad, Bandung. Tenaga maksimal yang mampu dihasilkan oleh motor ini sebesar 6,7 horsepower. Motor ini mampu diajak berlari hingga 70 km per jam.
Harun berharap Gesits bisa menjadi pionir bagi industri-industri lain di Indonesia, khususnya industri otomotif. “Kita harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Melepaskan ketergantungan atas produksi negara lain,” kata dia. (MHD)