Perubahan Menggoda dari BMW X5 Generasi Keempat
JAKARTA, KOMPAS — Dengan semboyan ”The Boss is Back”, All New BMW X5 diluncurkan secara resmi di pasar Indonesia, Kamis (11/4/2019) siang. Semboyan yang wajar saja mengingat para bos di Tanah Air sudah menunggu-nunggu kehadiran generasi keempat mobil sport activity vehicle (SAV) premium ini.
Diperkenalkan secara global sejak Juni 2018, All New X5 ini membawa berbagai kebaruan, termasuk salah satunya adalah bahasa desain terbaru pabrikan mobil asal Bavaria, Jerman, ini. Bersiaplah untuk mulai membiasakan diri pada bentuk gril khas (kidney grille) BMW yang kini bertambah besar secara signifikan.
”Pada generasi terkini, All New BMW X5 hadirkan beragam keunggulan dalam hal fungsionalitas dan modernitas, dengan mendefinisikan bahasa desain X yang baru, yakni ketahanan, ketegasan, dan ketepatan,” ungkap Presiden Direktur BMW Group Indonesia Ramesh Divyanathan sebelum peluncuran All New X5 di Thamrin Nine Ballroom, Jakarta, Kamis siang.
Ramesh menambahkan, All New X5 sudah diproduksi di dalam negeri, yakni menggunakan fasilitas perakitan BMW Production Network 2, Gaya Motor, Sunter, Jakarta Utara. Diharapkan, mobil ini akan meneruskan kesuksesan tiga generasi X5 sebelumnya, yang menjadi pelopor SAV di jajaran lini produk BMW tersebut.
”Generasi pertama X5, pelopor semua SAV BMW, catatkan sekitar 620.000 unit penjualan di seluruh dunia. Kemudian pada generasi kedua hampir mencapai 730.000 unit dan terus meningkat pada generasi ketiga hingga mencapai lebih dari 760.000 unit. Di Indonesia saja, generasi ketiga X5 laku terjual sekitar 1.300 unit dalam empat tahun terakhir,” imbuh Ramesh.
Di Indonesia saja, generasi ketiga X5 laku terjual sekitar 1.300 unit dalam empat tahun terakhir.
Peluncuran All New X5 ditandai dengan masuknya unit mobil berwarna putih dari sisi panggung dan langsung naik ke landasan khusus yang bisa jungkat-jungkit seperti timbangan. Mobil berhenti persis di tengah landasan yang kemudian bergerak mendatar pada titik kesetimbangan, membuktikan distribusi kendaraan 50:50 antara bagian depan dan belakang.
Selain gril yang membesar dan kini tersambung kanan-kiri, perubahan mendasar pada desain eksterior terletak pada lampu depan yang berbentuk mengerucut dan tidak menyambung dengan bagian gril lagi seperti pada generasi ketiga. Gril juga sudah menerapkan teknologi Active Air Stream alias bisa membuka dan menutup otomatis untuk memaksimalkan aerodinamika.
Untuk pertama kalinya, lampu depan X5 baru ini menggunakan teknologi BMW Laserlight yang bisa menerangi hingga jarak 500 meter di depan mobil. Ini adalah penerapan teknologi Laserlight pertama pada mobil-mobil produksi massal BMW di Indonesia.
Dari samping, garis bodi mengalir lembut ke belakang, sebelum ada tekukan di atas garis sepatbor roda belakang. Kluster lampu belakang juga mengadopsi desain baru yang lebih tipis dan dinamis.
Pada sisi dimensi, mobil bertambah panjang 36 milimeter (mm) menjadi 4,922 meter; lebih lebar 66 mm menjadi 2,004 m; dan bertambah tinggi 19 mm menjadi 1,745 m. Konsekuensinya, jarak antarporos roda (wheelbase) bertambah 42 mm, membawa ruang interior yang lebih lega.
Mesin baru
Untuk sementara, hanya ada satu varian All New BMW X5 yang dipasarkan di Indonesia, yakni BMW X5 xDrive 40i dengan harga Rp 1,489 miliar (off the road). Varian ini mengusung mesin baru, yakni mesin bensin enam silinder segaris berkapasitas 3.0 liter (2.998 cc) yang dilengkapi turbo gulungan ganda (twin scroll turbocharger).
Menurut Anindyanto Dwikumoro dari Product Planning BMW Group Indonesia, mesin ini menghasilkan tenaga maksimum 340 HP pada putaran mesin 5.500-6.500 rpm.
”Ini adalah peningkatan yang signifikan dibanding tenaga pada X5 seri sebelumnya yang ’hanya’ 306 HP. Sementara torsi puncak mobil baru ini mencapai 450 Nm yang bisa dipetik pada rentang 1.500-5.200 rpm,” papar Anin, sapaan akrab Anindyanto.
Ini adalah peningkatan yang signifikan dibanding tenaga pada X5 seri sebelumnya yang ’hanya’ 306 HP.
Tenaga mesin disalurkan ke empat roda (permanent all wheel drive) dalam sistem xDrive terbaru melalui transmisi otomatis Sport Steptronic 8 tingkat percepatan. Varian xDrive 40i ini diklaim mampu berakselerasi dari 0-100 km per jam hanya dalam waktu 5,5 detik.
All New X5 juga mendapat pembaruan di sektor kaki-kaki, dengan penerapan suspensi udara yang bisa diatur ketinggiannya (adjustable air suspension) pada poros depan dan belakang. Selain bisa diatur secara manual dengan tuas di konsol tengah dekat tongkat persneling, ketinggian mobil juga bisa berubah secara otomatis tergantung kondisi pengendaraan.
Gerry Nasution, Certified Driving Instructor BMW Group Indonesia, yang juga hadir pada acara peluncuran All New X5, mengatakan, ketinggian mobil secara otomatis akan turun 2 sentimeter (cm) saat pengemudi memilih mode pengendaraan Sport.
”Saat memasuki medan offroad, ketinggian mobil bisa ditambah dalam dua step, yakni 2 cm dan 4 cm. Sementara saat berhenti dan akan loading barang-barang yang berat, ketinggian mobil bisa diturunkan maksimal 4 cm, jadi total mobil bisa dinaik-turunkan 8 cm,” papar Gerry.
Hanya saja, Gerry mengingatkan, posisi mobil turun hingga 4 cm dari ketinggian standar hanya bisa dipertahankan sampai kecepatan sekitar 30 km per jam. Di atas itu, mobil hanya bisa diturunkan sebanyak 2 cm hingga kecepatan 90 km per jam. ”Di atas kecepatan 90 km per jam, ketinggian mobil otomatis turun 1 cm dari posisi normalnya,” ujarnya.
Fitur interior
Saat ditanya, perubahan signifikan apa yang paling terasa dari All New X5 ini dibandingkan generasi sebelumnya, Gerry langsung menyebut kualitas tunggangan (ride quality) di interior mobil. Wajar saja mengingat X5 baru ini memang menawarkan ruang yang lebih lapang dan berbagai fitur penunjang keamanan dan kenyamanan.
Salah satu yang langsung terlihat adalah penerapan teknologi digital cockpit sepenuhnya. Seluruh panel instrumen sudah berupa layar digital, sementara di sebelahnya terdapat layar sentuh ukuran 12,3 inci yang sudah dibekali sistem operasi BMW Operating System 7.0.
Untuk pertama kalinya, BMW memperkenalkan sistem perintah suara yang bisa dipicu dengan sapaan, ”Hey, BMW” dalam bahasa Inggris. Teknologi ini mengingatkan pada teknologi user experience ”Hey, Mercedes” pada Mercedes-Benz.
Untuk pertama kalinya BMW memperkenalkan sistem perintah suara yang bisa dipicu dengan sapaan ”Hey, BMW” dalam bahasa Inggris.
Hanya saja, menurut Anin, pada BMW, nama BMW (dibaca: bi-em-double-you) pada sapaan itu bisa diganti menjadi nama apa pun yang dipilih pemilik mobil sehingga sapaan bisa lebih pendek dan personal. Begitu sistem merespons, kita dapat meminta mobil untuk mengerjakan perintah-perintah kita, mulai dari mengatur suhu penyejuk udara, sampai memilih ambient light.
Selain fitur pengecasan nirkabel untuk gawai dan kunci mobil berteknologi display key, X5 terbaru juga dilengkapi teknologi semi-swakemudi dalam memarkir mobil dan fitur baru Reverse Assistant.
Fitur ini merekam jarak 50 meter terakhir yang ditempuh mobil dan saat dibutuhkan, misalnya saat mobil menemui jalan buntu atau mau keluar dari garasi, fitur ini bisa diaktifkan dan mobil secara otomatis akan bergerak mundur sesuai lintasan yang ditempuh pada 50 meter terakhir tersebut.
Kompas sempat melakukan uji kendara generasi terbaru BMW X5 ini saat mengunjungi pabrik BMW X di Spartanburg, South Carolina, Amerika Serikat, pertengahan Maret 2019. Hanya saja, waktu itu Kompas mencoba varian xDrive 50i yang bermesin lebih besar. Seperti apa rasa mengemudi X5 baru ini, nantikan liputan kendara perdananya di harian Kompas dan Kompas.ID. (DHF)