Tidak banyak kamera ponsel yang lihai mengambil gambar dalam kondisi minim cahaya. Oppo mencoba menjawab tantangan itu melalui ponsel terbarunya, Oppo F11 Pro dan Oppo F11. Ponsel tersebut sekaligus menandai berakhirnya era selfie expert yang selama ini diusung Oppo.
”Kami ingin bergeser dari selfie expert ke portrait master. Ini kebutuhan konsumen. Kini, banyak anak muda yang kini sering travelling serta berfoto di siang dan malam hari. Mereka butuh perangkat yang memadai,” kata PR Manager Oppo Indonesia Aryo Meidianto di Jakarta, Rabu (13/3/2019). Hal ini disampaikan pada acara peluncuran Oppo F11 Pro dan F11.
Selama ini, Oppo identik dengan kamera depan mutakhir untuk swafoto. Hasil swafoto selalu dijamin ciamik dengan sejumlah teknologi beautification. Kini, kemampuan kamera itu ditingkatkan sehingga bisa meraih segmen pasar yang tidak sekadar doyan swafoto.
Kamera Oppo F11 Pro dan F11 dilengkapi dengan teknologi ultra-night mode dan color mapping. Keduanya memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan pengurangan multi-frame noise. Hasilnya, stabilisasi genggaman terjamin, sorotan gambar tajam, dan rentang dinamis pada foto bisa ditingkatkan.
Sensor kamera kedua ponsel ini terbilang sangat bagus. Kamera belakang keduanya memiliki sensor 48 megapiksel dan bukaan diafragma sebesar F1,79. Fitur ini memungkinkan lebih banyak cahaya masuk dalam kondisi temaram. Oleh sebab itu, Oppo cukup percaya diri mengusung jargon ”Brilliant Portrait in Low Light”.
Kamera ini dilengkapi pula dengan lensa 6P. Lensa ini memungkinkan hasil tangkapan gambar menjadi lebih lebar atau biasa disebut wide lens camera. Sementara itu, kamera depan Oppo F11 Pro dan F11 dilengkapi dengan kamera berkekuatan 16 megapiksel.
Foto yang dihasilkan Oppo F11 Pro pun memuaskan. Dalam kondisi minim cahaya, ketajaman foto tetap terjamin. Hasil foto pun tetap terang dan nihil noise. Kemampuan kamera ponsel ini telah dibuktikan oleh fotografer Raja Siregar.
”Kemampuan kameranya bagus sekali karena minim noise. Padahal, pemotretan dilakukan saat malam. Saya juga hanya butuh waktu tiga detik (untuk menangkap gambar yang gelap menjadi terang,” kata Raja.
Marketing Director Oppo Indonesia Alinna Wenxin mengatakan, Oppo akan melakukan inovasi terbaru di tiap seri yang dikeluarkan, khususnya pada kamera ponsel. Ini untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang ingin tampil berbeda dan memungkinkan mereka bebas mengabadikan momen yang ada.
Serupa, tetapi berbeda
Kemampuan ”tiga detik” kamera Oppo tampaknya akan bertahan di beberapa seri. Sebelumnya, Oppo mengeluarkan Oppo R17 Pro dengan kemampuan serupa pada Januari 2018.
Ponsel tersebut juga mengusung kekuatan menangkap gambar dalam kondisi minim cahaya. Bedanya, Oppo R17 Pro menggunakan prosesor atau seri sistem dalam cip (SoC) Snapdragon 710, sedangkan Oppo F11 Pro menggunakan MediaTek Helio P70 Octa-core.
Sementara itu, Oppo R17 Pro dilengkapi teknologi SuperVOOC yang mampu mengakselerasi pengisian daya baterai. Dalam 10 menit, pengisian baterai bisa mencapai 40 persen. Di sisi lain, Oppo F11 Pro dilengkapi dengan teknologi VOOC Flash Charge 3.0 yang memungkinkan baterai terisi penuh hanya dalam 80 menit.
Oppo F11 Pro dan F11 dilengkapi dengan baterai berkekuatan 4.000 mAH. Kapasitas baterai ini lebih besar 500 mAH dibandingkan ponsel Oppo generasi sebelumnya.
”Untuk mengoptimalkan daya baterai, kami melakukan tiga upaya, yaitu menambah daya baterai, menerapkan teknologi speed charging, dan efisiensi konsumsi daya melalui teknologi Hyper Boost,” kata Marketing Plan Manager Oppo Indonesia Suwanto.
”Raising camera”
Salah satu fitur menarik dari Oppo F11 Pro adalah ketiadaan kamera depan pada layar ponsel. Untuk menyajikan pengalaman full screen, Oppo menaruh kamera yang dapat naik dan turun secara otomatis kala pengguna akan berswafoto.
Kamera depan itu tersembunyi di bagian tengah atas badan ponsel. Ketika kamera depan diaktifkan, kamera akan naik ke permukaan, menyembul dari badan ponsel. Istilahnya, raising camera.
Suwanto menjamin keamanan dan kecanggihan kamera jenis baru ini. Menurut dia, raising camera bisa dinaikturunkan sebanyak 200.000 kali. Apabila penggunaan rata-rata kamera depan adalah 100 kali per hari, raising camera bisa digunakan selama sekitar enam tahun.
”Kamera ini juga dilengkapi sensor untuk mengenali kondisi saat ponsel akan jatuh. Saat sensor mengenali kondisi ini, raising camera akan kembali ke tempatnya sehingga tidak ada benturan,” kata Suwanto.
Kamera jenis ini sebelumnya pernah dikenalkan melalui Vivo V15 yang mengklaim pop-up camera mereka adalah yang pertama di Indonesia. Pop-up camera Vivo V15 bisa digunakan sebanyak 50.000 kali dengan estimasi masa pakai selama lima tahun. Selain itu, Vivo mengklaim kamera depannya bisa menahan benturan hingga 15 kilogram.
”Menurut saya, kans raising camera masih besar. Sebab, setiap vendor memiliki kelebihan masing-masing. Kami berani untuk bersaing,” kata Aryo.
Oppo F11 Pro dilengkapi layar full high-definition dengan bentangan sebesar 6,53 inci (16,59 sentimeter). Rasio layar terhadap badan ponsel mencapai 90,9 persen. Ponsel ini juga dilengkapi RAM sebesar 6 gigabyte dan kapasitas internal sebesar 64 gigabyte. Kapasitas ini bisa diperluas dengan micro SD hingga 256 gigabyte.
Sementara itu, Oppo F11 dilengkapi dengan waterdrop screen atau layar poni dengan bentangan 6,53 inci. Layar ini dilengkapi pula dengan Gorilla Glass 5. Ponsel ini juga dilengkapi RAM sebesar 4 gigabyte dan kapasitas internal 128 gigabyte. Kapasitas ini bisa diperluas hingga 256 gigabyte dengan micro SD.
Kedua ponsel ini bisa dipesan pada 14-22 Maret 2019 di semua gerai resmi Oppo Indonesia. Para peminat bisa menyiapkan Rp 4.999.000 untuk Oppo F11 Pro dan Rp 3.999.000 untuk Oppo F11. (SEKAR GANDHAWANGI)