Sikap Kompetitif Tinggi Dicari dari Puteri Indonesia 2019
Oleh
Hamzirwan Hamid
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Semangat kompetisi dan determinasi yang tinggi merupakan kualitas utama yang dicari dari para peserta kontes Puteri Indonesia 2019. Selain itu, mereka juga harus siap menjadi suara bagi masyarakat, terutama kalangan perempuan di Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Dewan Pembina Yayasan Puteri Indonesia Putri Kuswisnuwardani seusai Malam Seni dan Budaya Puteri Indonesia 2019 di Jakarta, Senin (4/3/2019) malam. Acara tersebut dihadiri Puteri Indonesia 2018 Sonia Fergina Citra, Puteri Indonesia Pariwisata 2018 Wilda Octaviana Situngkir, dan Puteri Indonesia Lingkungan 2018 Vania Fitryanti Herlambang.
Selain itu, turut hadir Puteri Indonesia Lingkungan 2017 dan pemenang kontes Miss International 2017, Kevin Liliana; Ketua Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf; dan Senior Corporate Communication Mustika Ratu, Mega Angkasa; sebagai dewan juri untuk acara tersebut.
Menurut Putri, salah satu kualitas yang harus dimiliki oleh kontestan Puteri Indonesia 2019 ataupun perempuan secara umum adalah sikap kompetitif yang tinggi. Pasalnya, di tengah perkembangan teknologi dan Revolusi Industri 4.0, persaingan di berbagai aspek kehidupan berada pada tahap global.
Kompetisi tersebut mengharuskan mereka untuk selalu melakukan persiapan dengan maksimal. Ia memberi contoh tentang persaingan pada kontes Puteri Indonesia tahun ini. Para peserta yang terpilih sudah mempersiapkan diri sejak dua hingga tiga tahun sebelumnya, bahkan ada yang gagal terpilih di tingkat provinsi dan kembali mencoba hingga akhirnya terpilih.
”Dengan semangat kompetisi serta dilengkapi keuletan dan pendidikan yang baik, mereka akan menjadi sumber daya manusia berkualitas dunia yang dapat menjadi motor pembangunan negara,” ujarnya.
Sementara itu, Mega menuturkan, sikap penting yang patut dimiliki ialah kemauan yang kuat. Dengan mengikuti kompetisi di tingkat nasional dan internasional, secara tidak langsung peserta akan dibiasakan melakukan semuanya secara maksimal. Untuk itu, peserta harus punya keinginan yang besar untuk mempelajari hal-hal baru yang mungkin tidak disukai.
Selain itu, mereka juga perlu memiliki kesadaran untuk mengevaluasi diri. Kesadaran individu soal kelemahan masing-masing dan membenahinya tidak hanya penting untuk kompetisi seperti Puteri Indonesia, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Kevin menambahkan, menjadi Puteri Indonesia bukan hanya untuk diikutkan dalam kompetisi internasional. Mereka adalah perwakilan bangsa Indonesia yang harus bisa menjadi suara masyarakat Indonesia, terutama bagi generasi muda perempuan Indonesia.
Ia melanjutkan, status sebagai Puteri Indonesia akan membuat seseorang mendapat perhatian dari semua lapisan masyarakat. Mereka dapat memanfaatkan panggung yang didapat untuk menyuarakan aspirasi masyarakat terkait sebuah isu kepada pihak terkait hingga ke tingkat dunia.
”Menjadi Puteri Indonesia tidak hanya berlangsung setahun, tetapi akan terus berlangsung seumur hidup,” ujarnya. (LORENZO ANUGRAH MAHARDHIKA)