JAKARTA, KOMPAS - Barista-barista terbaik Indonesia yang menjadi juara pada kompetisi barista Indonesia Coffee Event (ICE) 2019 akan dikirim untuk berlomba pada turnamen barista tingkat dunia di Boston dan Berlin. Mereka diharapkan dapat menjadi juara dan mengharumkan nama Indonesia, negara penghasil kopi.
“Juara pada Indonesia Brewers Cup (IBrC) dan Indonesia Barista Cup (IBC) akan dikirim ke World Barista Championship dan World Brewer Championship di Boston, Amerika Serikat, 11-14 April mendatang. Juara pada Indonesia Latte Art Competition (ILAC) dan Indonesia Cup Taster Championship (ICTC) akan dikirim ke World Latte Art Championship dan World Cup Tester Championship di Berlin, Jerman, pada 8-10 Juni,” kata Yudistira Bawono, kata Ketua Panitia ICE 2019, Selasa (26/2/2019) di Jakarta.
ICE 2019 digelar pada 22-24 Februari di Kuningan City, Jakarta, untuk mencari menelurkan barista-barista terbaik di Indonesia. Pada acara itu digelar dua atraksi, yaitu Coffee Village dan Competition Zone.
Para barista yang menjadi peserta lomba dijaring dari tahap eliminasi wilayah barat di Bandung, pada 11-13 Januari 2019 di Coffee Lab dan 14-16 Januari 2019 di Noah’s Barn. Sedangkan, tahap eliminasi wilayah timur digelar di Gedoeng Popsa, Makassar, pada 25-27 Januari 2019.
Dari lomba itu, dewan juri mengumumkan pemenang dari empat kategori berbeda. Keempatnya adalah Fakhri Murad untuk kategori Indonesia Barista Cup, Rahmat Fatrianto kategori Indonesia Cup Tester Championship, Restu Sadam kategori Indonesia Latte Art Competition, dan Mikael Jasin di Kategori Indonesia Barista Cup.
Menurut Yudistira Bawono, ICE yang bertema #coffeeconnectspeople digelar untuk menceritakan tentang dunia kopi specialty yang terus berkembang dengan berbagai inovasi di sisi hulu dan hilir sebagai filosofi utamanya. Acara yang didukung oleh PT Santos Jaya Abadi, anak perusahaan dari Kapal Api Global, itu bertujuan untuk memperkenalkan mata rantai usaha kopi, sejak dari perkebunan sampai disajikan ke konsumen. Dari petani, roaster, barista, sampai penikmat kopi dapat saling berkomunikasi di acara itu.
“Kopi specialty bukan hanya soal produk, melainkan juga tentang interaksi antarmanusia di dalamnya. Semua pemangku kepentingan cenderung membuka komunikasi dengan siapa pun. Misalnya petani, barista, dan roaster dapat bertukar pikiran dengan para penikmat kopi,” kata Yudistira.
Menurut Yudistira, kopi adalah minuman favorit hampir semua orang di Indonesia. Sebuah studi market intelligence yang dirilis oleh agensi Mintel, pada 31 Mei 2018 menyimpulkan Indonesia ada di peringkat keempat pasar ritel kopi terbesar di dunia. Amerika Serikat di peringkat pertama dengan 607.000 ton, diikuti Brazil (425.000 ton), Jerman (424.000 ton), Jepang (304.000 ton) dan Indonesia (268.000 ton).
Riset yang sama juga memperkirakan angka pertumbuhan rata-rata pasar ritel kopi di Indonesia akan meningkat sekitar 11,4 persen, antara 2017 dan 2021, sehingga membuat Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan pasar ritel kopi tertinggi di dunia. Indikator yang paling kasat mata adalah menjamurnya kedai kopi yang menyajikan specialty coffee di berbagai pelosok Indonesia, dibarengi meningkatnya kebutuhan akan barista-barista berbakat.
Nama-nama pemenang Final Indonesia Coffee Event 2019: