JAKARTA, KOMPAS — Ketertarikan anak muda Indonesia pada budaya pop Korea atau K-pop tidak terbatas pada musiknya. Mereka pun menyalurkan kesukaannya dengan mengoleksi barang-barang bernuansa K-pop.
Apabila jeli memanfaatkan momen, hal ini bisa menjadi peluang bisnis yang cukup prospektif. Penggemar K-pop pun menjadi pelanggan toko pernak-pernik khas kelompok musik asal Korea Selatan kesayangan mereka tersebut.
Fanny (18), pekerja di toko Fantastic K-pop, di Jakarta, Selasa (12/2/2019), mengatakan, keuntungan berdagang cendera mata (merchandise) K-pop cukup menjanjikan. Pada hari kerja, omzet toko sebesar Rp 1 juta-Rp 3 juta per hari. Sementara pada akhir pekan omzet pun melonjak menjadi Rp 7 juta-Rp 10 juta per hari.
”Banyak orang yang memesan merchandise BTS sejak sekitar dua tahun terakhir. Merchandise Blackpink juga banyak peminatnya. Apalagi sejak mereka konser di Indonesia,” kata Fanny.
Ada sejumlah barang yang paling diminati penggemar K-pop, antara lain album lagu, tongkat cahaya (lightstick) dari grup musik tertentu, dan boneka resmi keluaran rumah produksi Korea Selatan. Umumnya, stok tongkat cahaya pada akhir pekan selalu habis diburu pembeli.
Fanny menyebutkan, sudah beberapa bulan ini tongkat cahaya BTS laris manis. Rumor konser BTS yang akan digelar Juni mendatang membuat penggemar berlomba-lomba membeli tongkat cahaya. Nantinya, tongkat itu akan dipakai dan dinyalakan saat konser.
Harga tongkat cahaya pun bervariasi, tergantung dari grup yang diwakilinya. Tongkat cahaya BTS dijual dengan harga Rp 1 juta, Blackpink Rp 450.000, Big Bang Rp 350.000, Super Junior Rp 650.000, dan GOT7 Rp 650.000.
Semua harga tongkat cahayaitu resmi ditetapkan dari rumah produksi grup K-pop masing-masing. Sementara harga album berkisar Rp 150.000-Rp 300.000.
”Walaupun harganya relatif mahal, tongkat cahaya selalu ada peminatnya. Tongkat cahaya BTS juga selalu ada yang mencari, padahal harganya paling mahal dibanding yang lain,” kata Fanny.
Ia menambahkan, tongkat cahaya yang dijualnya merupakan barang resmi dari Korea Selatan. Selain itu, pihaknya juga mengimpor album dan boneka langsung dari ”Negeri Ginseng”. Cendera mata lain, seperti kaus, topi, tas, gantungan kunci, dan kipas, ia pesan langsung dari perajin lokal.
Selain diminati K-poper (penggemar K-pop), barang-barang tersebut juga menarik minat para pengecer (reseller). Ada puluhan pengecer yang membeli cendera mata dari toko Fanny untuk dijual kembali. Pengecernya pun berasal dari latar yang beragam, baik pelajar SMP, SMA, mahasiswa, maupun karyawan.
Belajar bisnis
Tidak hanya pengecer, kesempatan menjadi perantara atau dropshipper juga terbuka lebar. Dropshipper adalah pihak yang mempromosikan cendera mata kepada calon pembeli. Apabila ada pesanan, dropshipper akan menyampaikannya kepada distributor. Dari pesanan itu, dropshipper dapat mengambil keuntungan dari barang yang terjual.
Kesempatan itu dimanfaatkan mahasiswa semester akhir, Nia (23), untuk belajar berbisnis. Ia bahkan membuat sebuah toko daring (online shop) untuk menekuni perannya sebagai dropshipper. Tidak hanya belajar, ia pun bisa menabung dengan berjualan melalui media sosial.
”Aku tidak pernah hitung perolehan omzet bulanan karena uangnya selalu diputar untuk bisnis. Yang jelas, uang hasil berdagang bisa dipakai untuk menonton konser EXO di Malaysia dua tahun lalu,” kata Nia saat dihubungi dari Jakarta.
Di toko daring (online shop) miliknya, ia menjual kaus, pembungkus (case) ponsel, dan album. Ia pun bisa memperoleh komisi sebesar Rp 10.000-Rp 25.000 dari satu barang yang terjual. Belum lagi, toko daring tersebut cukup banyak peminatnya.
Menurut rencana, Nia akan membuka toko daring lain sekitar April 2019. Ia juga berencana menjadi distributor dengan menjual merchandise hasil desainnya sendiri. Menurut dia, K-pop bukan hanya sekadar hobi, melainkan peluang untuk mengembangkan diri dengan memanfaatkan celah yang ada.
”Kayaknya aku enggak akan mungkin belajar sebanyak ini kalau bukan karena K-pop. Dengan K-pop, aku belajar bisnis, bahasa Korea, desain dengan Photoshop, dan bahkan belajar mengurus acara pertemuan K-poper,” ucap Nia. (SEKAR GANDHAWANGI)