Sepekan pertama pergantian kalender 2018 ke 2019, industri otomotif disuguhi dengan video sejumlah produk otomotif terbaru. Wuling salah satunya. Kini, mereka mewujudkannya dengan mengenalkan mobil sport utility vehicle pertamanya, Almaz.
Dua tahun sudah cukup bagi PT SGMW Motor Indonesia atau dikenal dengan Wuling Motors untuk mengenal medan dan pasar. Gairah pasar terhadap kendaraan multipurpose vehicle (MPV) sudah ditanggapi Wuling dengan mengeluarkan Wuling Confero dan mendapat tanggapan apik dari konsumen Indonesia.
Gairah pasar itulah yang ditangkap Wuling Motors dengan memunculkan produk terbaru mereka, Almaz. Menggoda pasar pertama kali dalam bentuk mobil display dalam Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 dengan nama Baojun 530, kini Wuling membawa mobil tersebut ke Nusantara dengan nama Wuling Almaz.
Cindy Cai, Vice President PT SGMW Motor Indonesia, saat memperkenalkan Almaz kepada media, menyatakan keinginan yang besar dari Wuling untuk menjadi pemain utama di pasar SUV secara khusus dan pasar otomotif Indonesia pada umumnya.
”Saya berharap SUV ini menjadi bintang di pasar SUV Indonesia. Tampan (eksteriornya), mudah digunakan, dan enak serta nyaman dikendarai,” katanya mempromosikan wajah baru produk mereka.
Sabak digital
Dua hal yang diusung oleh Almaz adalah keberadaan teknologi pelengkap dan kenyamanan dalam berkendara. Ini sepertinya dua hal yang diunggulkan oleh Wuling ketika mengantarkan Almaz memasuki persaingan pasar otomotif Indonesia.
Selain desain eksterior yang progresif, khususnya bonet yang modern, interior menjadi hal yang mendapat perhatian utama. Khususnya adalah besarnya layar monitor di dasbor tengah, yang menyerupai sebuah sabak digital atau tablet.
Danang Wiratmoko, Product Planning Wuling Motors, menjelaskan, sabak digital yang tertanam di dasbor tengah memiliki ukuran layar 10,4 inci dan berfungsi untuk mengontrol nyaris semua fungsi dan fitur yang ada di kendaraan tersebut.
Mulai dari fungsi tombol pendingin ruangan, pengatur audio hingga pengaturan alarm dan fungsi kedua spion di kanan-kiri pintu depan.
Jika melihat pemanfaatan sabak digital ini, mirip dengan sabak digital yang ada di mobil-mobil papan atas, seperti Tesla atau Volvo varian tertinggi.
Perubahan ini adalah perubahan yang paling kasatmata jika dibandingkan dengan produk Baojun yang ditampilkan Wuling saat GIIAS 2018. Pada Baojun 530 yang menjadi mobil konsep SUV Wuling, tidak ada sabak digital di dasbor.
Tombol-tombol analog pun masih terlihat meski desainnya agak berbeda dengan tombol tradisional yang mayoritas berbentuk bulat.
Kenyamanan-keamanan
Hal lain yang diunggulkan oleh Wuling pada produk terbaru mereka adalah kenyamanan dan keamanan dalam berkendara.
Sony Susmana, instruktur Safety Driving School Indonesia, mengatakan, uji coba Almaz selama dua hari berkendara dalam kondisi hujan membuat dirinya yakin akan kenyamanan dan keamanan berkendara yang ditawarkan mobil ini.
”Salah satu masalah SUV adalah mobil yang limbung ketika berada di tikungan dalam kecepatan cukup tinggi. Ini tidak saya temui di produk ini,” kata Sony.
Kompas sempat mencoba berkendara menggunakan Almaz. Didampingi instruktur berpengalaman, tikungan dan beberapa rintangan yang disusun untuk menguji kendaraan ini dilalui dengan baik.
Dalam kecepatan yang cukup tinggi, body roll SUV yang belum ditentukan harga pasarnya ini tidak terasa. Bahkan, mobil cenderung stabil ketika meliuk di tikungan dan jajaran cone yang terpasang dengan jarak yang cukup rapat satu sama lain.
Cindy Cai berharap SUV pertama ini bisa diterima dengan baik oleh pasar Indonesia, khususnya anak-anak muda atau keluarga muda. Dengan kualitas produk yang diklaim setara dengan produk asal Jerman dan Jepang, Wuling berharap produk ini menjadi pendobrak anyar di segmen low SUV Indonesia.