Menghitung Hari, Jelajahi Kota
Setelah jumpa pertama Agustus 2018 di BSD City, Tangerang, kami bertemu lagi di tepi Laut Baltik, Stockholm, Swedia, September 2018. Pagi cerah itu, anggota termuda keluarga Lexus, seri UX, tak hanya berdiam diri: sebatas dipandang dan disentuh. ”Kompas” mencoba berinteraksi satu jam lebih sekitar 70 kilometer. Perjumpaan mengesankan.
Semua bisa dikatakan tak biasa. Belasan wartawan Asia menjadi gelombang awal media yang mencicipi produk perdana Lexus di segmen crossover kompak premium, yang siap bertarung dengan rival sekelasnya dari pabrikan Eropa. Di Indonesia, Lexus UX 250h telah dipajang di anjungan Lexus pada gelaran GIIAS 2018 di ICE BSD.
Saat itu, para peminat hanya bisa mengamati, menyentuh, dan menjajal duduk di kokpit atau kursi belakang. Fitur-fitur modern dan kinerja mobil belum bisa dirasakan. Meski demikian, puluhan pencinta Lexus sudah mendaftar untuk memiliki UX yang modern dan muda banget itu.
”Seri UX berjiwa muda, modern, dinamis, dan kreatif,” kata David Nordstrom dari Lexus Brand Management Team di Delights Studio di bawah ceruk tebing cadas di perairan Nybroviken, awal September.
Pukul 08.00 waktu setempat, Stockholm baru bangun tidur. Jalanan lengang di tepi Nybroviken, ratusan yacht diam tertambat, angin dingin mengiringi langkah kaki cepat rombongan wartawan dari Asia saat menuju yacht dua dek yang akan membawa kami menembus perairan Laut Baltik yang tenang.
Setelah 30 menit berlayar dipeluk dingin dengan pemandangan deretan bangunan tua di kejauhan, kami merapat di dermaga beton Delights Studio. Enam belas Lexus UX aneka warna diparkir menyerong di dermaga itu. Selamat datang dalam UX Global Dynamic Press Launch 2018!
”Kenapa Stockholm? Karena kota ini penuh energi kreatif anak muda luar biasa,” kata Nordstrom, seakan mengingatkan bahwa UX diperuntukkan bagi anak-anak muda urban dunia.
Stockholm bisa dibilang kecil tetapi berkelas. Jalan-jalan protokol tidak lebar, diapit deretan gedung tua nan indah terawat. Sangat mudah menemukan anak-anak muda ngobrol atau tertawa lepas di kafe atau restoran bergaya industrial modern dengan dentuman musik cepat. Di jalur pedestrian, muda-mudi memegang gawai berjalan cepat sambil menjinjing tas melintasi deretan toko branded kelas dunia.
Sensasi kendara
Tibalah waktu menjajal performa UX. Kompas ada di balik kemudi UX 250h, seri hibrida mesin bensin empat silinder dengan teknologi VVT-iE kapasitas 2.0 liter (1.987 cc). Berat kosong (curb weight) mobil 1,5 ton dengan jarak dari ground clearance 16 sentimeter.
Sesuai lembar spesifikasi resmi, mesin ini memproduksi tenaga maksimum 144 HP dan torsi puncak 202 Nm, bertransmisi otomatis hybrid transaxle.
Secara teori, teknologi hibrida modern menghasilkan akselerasi mobil lebih responsif nan lembut sekaligus efisien karena kerja mesin disokong motor listrik.
Sensasi itu dirasakan di jalan bebas hambatan. Pijakan pedal gas menambah kecepatan tak diikuti entakan. Itu membuat mendahului kendaraan lain menjadi sungguh menggoda.
Selain varian UX 250h, dua varian lain yang diuji pada acara ini adalah UX 200 dan UX 200 F SPORT. Namun, Kompas tidak sempat mencoba dua varian itu.
Dengan konsep ”Seat In Control”, pengaturan fitur-fitur berkendara ada dalam jangkauan pengemudi. Bisa dikatakan seluruh informasi berkendara bisa diakses secara digital lewat tombol- tombol di batang kemudi, dasbor, atau konsol di sisi tuas rasio gigi.
Dua hal mencolok di kokpit UX adalah panel monitor multimedia, electro multi-vision (EMV) 10.3 inci, tepat di tengah dasbor di atas lubang-lubang AC, serta tayangan head-up display (HUD) di kaca depan. Layar EMV menayangkan posisi rute berikut pergerakan mobil plus prediksi jarak dan waktu tempuhnya (Lexus navigation system). Monitor itu juga terhubung dengan sistem hiburan Lexus Premium Audio System nan aduhai.
Adapun fitur HUD menayangkan arah, kecepatan, dan mode pengendaraan mobil. Pandangan pengemudi pun bisa tetap fokus di depan untuk melihat tayangan informasi ini.
Kemewahan lain adalah jahitan pembungkus jok kursi yang mengadaptasi desain selimut tradisional Jepang, shasiko, serta washi, kriya wastra Jepang yang diaplikasikan di bagian atas dasbor yang memberi bobot tampilan bercita rasa tinggi.
”Ini bagian dari filosofi Lexus yang menghargai hasil karya seni yang dipadukan kemewahan dan detail fungsional,” kata Chika Kako, Executive Vice President Lexus International Co, yang juga Managing Director Lexus International. Perempuan Jepang hobi mendaki gunung itu adalah tokoh di balik rancang bangun Lexus UX.
”Curvy” fungsional
Dari desain eksterior, sejumlah wartawan menyebut siluet desain UX bagaikan sebuah karya seni. Garis-garis lengkung (curvy) aerodinamis di bodi luar bagai pahatan halus presisi, perwujudan seni modern bertenaga mesin.
Garis lengkung sejenis bukanlah hal baru. Namun, porsi dan penempatan di bodi UX menegaskan kesan manis sekaligus kokoh. Kian gagah dengan gril depan lebar dengan dua rumah lampu depan yang menyiku.
Filosofinya adalah menjadikan angin dari depan atau samping sebagai ”teman” petualangan yang memungkinkan UX membelah angin sesempurna mungkin. Garis lengkung bodi, desain bagian roda, dan bagian rata di bawah mobil membuat gerakan angin minim hambatan dan memberikan tekanan ke bawah (downforce) optimal. Hasilnya, laju mobil stabil karena potensi turbulensi diredam.
Di jalanan aspal lurus Stockholm, laju UX 250h sangat mulus, termasuk saat menikung. Melaju di atas 100 kilometer per jam, dengan karakter jalan dan kondisi seperti ruas Tol Jagorawi, tak dirasakan turbulensi. Bising kendaraan tak terdengar. Cuaca cerah melengkapi kanvas langit biru bersih.
Berbagai sensor menginformasikan keberadaan kendaraan lain di titik buta pengemudi (blind spot). Terdengar bunyi peringatan dan lampu berkedip di sisi luar spion saat ada obyek di titik tak terlihat ini.
Kombinasi lampu-lampu bagian belakang, yang dinamakan aero stabilizing lights, menyumbang peredaman turbulensi. Konfigurasi lampu dan sayap atas belakang (rear fin) tak hanya seksi dan modern. Detail-detailnya, termasuk sabuk merah lampu belakang, turut memandu aliran angin mengurangi tekanan aerodinamika ke atas (lift).
Di jalur aspal perdesaan pinggir kota Stockholm, jalanan berliku menguji performa suspensi. Liukan direspons lembut suspensi depan MacPherson Strut dan suspensi belakang trailing wishbone. Angin perdesaan sejuk segar hingga bagian dalam dengan membuka sunroof.
”Kami merancang dan menyelesaikan semua ini lebih kurang lima tahun. Saya secara khusus meminta yang terlibat memiliki kehalusan, keuletan, dan bekerja dengan detail,” kata Chika.
Sebagai penjelajah kota, dimensi UX memiliki panjang 4,49 meter, lebar luar 1,84 meter, dan tinggi 1,52 meter. Dipadu radius putaran mobil 5,2 meter, memudahkan manuver di jalanan kota dan saat parkir, yang Kompas alami ketika melintas di jalanan dalam kota Stockholm.
Kalaupun ada catatan, di antaranya kursi belakang tak bisa diatur posisinya (fixed) dengan atap terasa rendah bagi pemilik tinggi badan di atas 180 cm. Bagasi mobil juga terbatas, tetapi lebih dari cukup menunjang
gaya hidup anak muda perkotaan yang simpel, dinamis, dan praktis.
Seri UX 200 dan UX 250h juga tanpa teknologi paddle shift, yang biasanya dipasang di balik roda kemudi. Namun, tetap dilengkapi tombol cruise control yang menjaga kecepatan tetap konstan tanpa harus menginjak pedal gas.
General Manager Lexus Indonesia Adrian Tirtadjaja, mengatakan, dari tiga varian yang tersedia, Lexus seri hibrida belum akan dipasarkan di Indonesia. Gelombang pertama akan tiba awal tahun 2019 membidik generasi muda mapan berusia 30 tahun.
Mengusung konsep penjelajah kota yang kreatif, kata Adrian, UX menjanjikan kenyamanan kelas premium. ”Ini gerbang baru dunia mewah Anda. Itu yang kami tawarkan,” kata Adrian sembari menambahkan, harga UX dipastikan di bawah Rp 1 miliar.
Di kelasnya, UX akan bertarung melawan Mercedes-Benz GLA-Class dan BMW X2.
Pengujung tahun tak lama lagi. Dalam hitungan hari, gelombang pertama Lexus UX akan menjelajahi kota-kota Tanah Air.