KEK Mandalika Targetkan Gaet 2 Juta Wisatawan Mancanegara Per Tahun
Oleh
DHANANG DAVID ARITONANG
·3 menit baca
MANDALIKA, KOMPAS — Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Nusa Tenggara Barat, ingin meniru kawasan Nusa Dua, Bali, yang sukses menjadi lokasi pertemuan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia 2018. Dengan luas kawasan empat kali lebih besar dari Nusa dua, ditargetkan KEK Mandalika diprediksi dikunjungi sekitar 2 juta wisatawan mancanegara setiap tahun.
Direktur Pengembangan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Edwin Darmasetiawan menjelaskan, pada pertemuan IMF-Bank Dunia 2018 yang berlangsung 8-14 Oktober lalu, sekitar 38.000 anggota delegasi yang hadir ke Nusa Dua dan sebagian besar anggota delegasi menginap di sana sekitar dua minggu.
”Estimasi kami awalnya hanya sekitar 15.000 anggota delegasi yang hadir, padahal di Nusa Dua hanya tersedia 5.400 kamar. Kondisi ini membuat sebagian anggota delegasi menginap di sekitar kawasan Nusa Dua,” ujarnya di KEK Mandalika, Senin (15/10/2018).
ITDC merupakan perusahaan BUMN yang mengelola kawasan Nusa Dua dan KEK Mandalika. Menurut Edwin, KEK Mandalika memiliki potensi yang lebih besar untuk menarik minat wisatawan mancanegara karena luas wilayah KEK Mandalika empat kali lebih luas dibandingkan Nusa Dua dengan total area 1.175 hektar.
”Kami menargetkan KEK Mandalika bisa rampung dan beroperasi pada 2021. Kalau Nusa Dua dalam sehari bisa dikunjungi sekitar 4.000 wisatawan mancanegara dengan tingkat okupansi 70-85 persen, kami berharap jumlah wisatawan mancanegara yang hadir bisa empat kali lebih banyak tentunya,” ujarnya.
Menurut rencana, di KEK Mandalika juga akan dibangun arena golf dan sirkuit untuk MotoGP yang akan rampung pada 2022. Berdasarkan perkiraan Edwin, dalam satu tahun diprediksi sekitar 2 juta wisatawan mancanegara akan berkunjung ke Mandalika.
”Kami akui, berdasarkan riset yang telah kami lakukan, dari sisi kebudayaan, Mandalika belum semenarik Bali. Oleh sebab itu, untuk menarik wisatawan mancanegara, kami harus rajin mengadakan event,” katanya.
Berkaca pada kesuksesan pertemuan IMF-Bank Dunia 2018 yang menjadikan Nusa Dua sebagai kawasan meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE), Edwin juga akan memfokuskan KEK Mandalika dengan kegiatan tersebut.
Edwin menjelaskan, selama pembangunan, ia akan memikirkan konsep pariwisata yang berkelanjutan. KEK Mandalika diproyeksikan memiliki 10.000 kamar hotel dengan target 2.000 kamar pada 2019.
”Seperti menggunakan energi terbarukan dengan memanfaarkan solar panel, kemudian ada teknologi penyulingan air laut sehingga hotel-hotel akan menggunakan teknologi ini,” ujarnya.
Ketua Tim Percepatan Pengembangan Ekowisata Kementerian Pariwisata David Makes mengatakan, pemerintah memasang target pada 2019 sekitar 20 juta wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia.
Menurut David, sistem pariwisata berkelanjutan harus mulai diterapkan sejak sebuah kawasan tersebut masih dalam tahap pembangunan.
”Pengelola usaha jasa pariwisata harus memikirkan bagaimana masyarakat di sekitarnya juga berpartisipasi dan mendapat keuntungan dari wisata tersebut. Selain itu, wisatawan mancanegara juga sangat peduli terhadap kebersihan lokasi wisata. Beberapa tempat wisata kita sempat viral karena dipenuhi sampah, seperti Pantai Kuta contohnya,” ujarnya.
KEK Mandalika diproyeksi akan memberikan sumbangan produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp 130 triliun dan menciptakan 50.601 lapangan pekerjaan hingga tahun 2045. Kawasan khusus yang juga menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional di Kabupaten Lombok Tengah, NTB, itu diproyeksikan menyerap investasi Rp 726 triliun pada 2020.