Dua Pemimpin Komunitas Indonesia Terima 50.000 Dollar AS
Oleh
Ayu Pratiwi
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dua pemimpin komunitas dari Indonesia mendapatkan penghargaan dari Facebook masing-masing berupa uang sekitar 50.000 dollar AS untuk mengembangkan komunitasnya. Mereka adalah Maureen Hitipeuw dari Single Moms Indonesia dan Septi Peni Wulandani dari Institut Ibu Profesional.
Penghargaan itu merupakan bagian dari program Facebook Community Leadership untuk memberdayakan komunitas-komunitas dari seluruh dunia. Sesuai dengan visi dan misi Facebook, komunitas itu dipercaya memiliki peran penting dalam mempererat hubungan antarsesama.
Sejak program itu diumumkan pada Februari 2018, Facebook menerima lebih dari 6.000 pendaftaran dari berbagai komunitas di seluruh dunia. Isu-isu yang diperjuangkan komunitas itu termasuk kesehatan, pendidikan, pertanian, disabilitas, teknologi, dan rekreasi.
Lima pemimpin komunitas terbaik dengan visi yang kuat, jelas, dan komitmen besar menerima hadiah hingga 1 juta dollar AS untuk mendukung inisiatif komunitasnya. Mereka adalah Adhunika Prakash (India), Latasha Morrison (AS), Christian Delachet (Perancis), Paula Pfeifer (Brasil), dan Noah Nasiali (Kenya).
Ada pula hadiah dana yang mencapai 50.000 dollar AS yang diberikan kepada 100 pemimpin komunitas lainnya, di antaranya Maureen dan Septi dari Indonesia.
”Kami sangat bangga Maureen dan Septi dapat mewakili Indonesia dalam program Facebook Community Leadership. Kami merasa terhormat setiap hari banyak orang dari penjuru Indonesia menggunakan platform kami (Facebook) untuk saling mendukung satu sama lain dan membangun komunitas. Para pemimpin komunitas bekerja tanpa mengenal lelah untuk mewujudkan hal tersebut,” kata Sri Widowati, Direktur Facebook Indonesia, Selasa (25/9/2018), dalam sebuah keterangan.
Maureen menyampaikan, komunitasnya lahir untuk memberikan dukungan kepada ibu tunggal di seluruh Indonesia.
”Selain memberikan dukungan emosional dan mental, komunitas kami juga berusaha mendapatkan bantuan dari para ahli untuk memperkaya pengetahuan mereka,” ucap Maureen.
Septi, melalui komunitasnya, berharap dapat menyediakan forum belajar untuk para ibu dan calon ibu yang ingin meningkatkan kualitas dirinya.
”Perempuan adalah tiang negara, pendidik generasi bangsa. Tetapi, tidak ada sekolah untuk para calon ibu sehingga peran ibu dijalankan dengan ala kadarnya,” katanya.