JAKARTA, KOMPAS — Masyarakat antusias menghadiri pameran Indonesia Property Expo 2018 (IPEX) di Jakarta Convention Center, Sabtu (22/9/2019). Meskipun ini merupakan perhelatan yang ke-18, antrean panjang telah terjadi sebelum pameran dibuka.
Warga datang dan memadati loket tiket sejak pagi. Meski loket tiket baru dibuka pada pukul 09.00, warga telah berdatangan sejak tiga jam sebelumnya. Warga mengantre untuk mendapatkan tiket masuk sekaligus undian berhadiah berupa mobil, sepeda motor, ponsel pintar, dan lainnya.
Rizal (29), karyawan swasta, mengatakan, ia bersama keluarga telah datang sejak pagi. Mereka berencana untuk melihat tawaran kredit pemilikan rumah (KPR) dalam pameran tersebut. Ia berencana mengambil hunian kluster dengan harga berkisaran Rp 300 juta-Rp 400 juta.
”Saya tinggal di Bekasi, tetapi bekerja di Tangerang Selatan. Ke sini untuk melihat harga hunian yang dekat tempat kerja dan rencananya mengambil KPR dengan jangka waktu 15-20 tahun. Saya memilih hunian kluster karena sesuai dana yang ada,” kata Rizal.
Dede Ridwan (25), karyawan di salah satu badan usaha milik negara, mengatakan, dirinya telah dua kali mengikuti pameran ini. Ia berencana membeli rumah tipe 36 untuk investasi. Ia telah menyiapkan dana berkisar Rp 300 juta-Rp 500 juta untuk membeli rumah yang diinginkan.
”Saat ini masih indekos di Jakarta, saya mengalihkan uang sewa indekos untuk membeli rumah di Tangerang atau Bekasi. Rencananya ambil KPR jangka 15-20 tahun,” ucap Ridwan.
KPR Milenial
BTN akan menyasar milenial sebagai pasar baru karena sekarang milenial dapat memiliki sebuah hunian yang tidak hanya berupa sewaan. BTN akan meluncurkan produk KPR Milenial pada Oktober. KPR milenial merupakan kredit pemilikan rumah dengan skema pembayaran yang disesuaikan dengan keuangan milenial.
”Ini merupakan skema kredit khusus bagi milenial yang berpenghasilan relatif tidak tetap karena sering berpindah kerja,” ucap Direktur Utama BTN Maryono.
Maryono menjelaskan, salah satu produk yang akan ditawarkan kepada milenial adalah hunian yang terintegrasi dengan moda transportasi massal atau transit oriented development (TOD). Mobilitas milenial yang tinggi memerlukan dukungan hunian yang terintegrasi dengan transportasi massal.
”Kami memperhitungkan lokasi hunian yang dekat ke kampus, ke tempat kerja, ataupun ruang publik. Hunian bagi milenial juga akan dilengkapi dengan konsep ruang kerja bersama (co-working space) yang tengah populer di kalangan milenial,” ujarnya.