Divo, Evolusi Bugatti Chiron Sport
Dibuat hanya 40 unit di seluruh dunia. Dan, ketika selubung biru yang menyelimuti tubuhnya disampirkan, semua unit yang dibuat telah ludes terjual. Divo, mahakarya baru Bugatti.
Ketika selubung dibuka, Bugatti Chiron Sport berkelir merah dan Chiron berkelir putih yang mengapit mahakarya Bugatti terbaru di kanan kirinya tampak menjadi lebih soft. Berbeda dengan Divo, dengan kelir gelap dan penampakan eksterior yang berubah cukup banyak, tampak lebih ”garang” dibandingkan dengan keduanya.
Stephan Winkellman, Presiden Bugatti Automobiles, saat peluncuran perdana Bugatti Divo mengatakan, saat merancang Bugatti Chiron menekankan cita rasa kemewahan dan kenyamanan yang disatukan dalam sebuah konsep supercar atau mobil super.
”Kini, saya ingin sesuatu yang berbeda. Pada saat briefing dengan tim, saya menekankan tiga hal, yaitu agile, nimble, dan sebuah mobil yang harus sangat mudah dikendalikan. Dan, yang terpenting adalah desainnya berbeda dari yang sebelumnya,” kata Winkellman.
Agresif
Keinginan Winkellman diwujudkan oleh tim perancang Divo. Mereka membuat desain yang agak sedikit berbeda dengan Veyron ataupun Chiron, yang membuat nama Bugatti kembali diperhitungkan sebagai produsen supercar atau bahkan hypercar.
Perbedaan yang mencolok terlihat dari bonet atau bagian depan (keseluruhan bagian depan, mulai dari gril hingga selubung mesin). Dibandingkan dengan Chiron dan Veyron, bonet Divo terlihat lebih panjang dan landai. Terlihat sedikit lebih lancip yang akhirnya membuat gril depan berbentuk tapal kuda, signature design Bugatti terlihat sedikit mengecil. Walaupun sebenarnya hal itu bisa terjadi karena pada gril depan, jejaring air intake diperlebar sehingga membuat tapal kuda itu terlihat lebih kecil secara keseluruhan.
Dibuat hanya 40 unit di seluruh dunia. Dan, ketika selubung biru yang menyelimuti tubuhnya disampirkan, semua unit yang dibuat telah ludes terjual. Divo, mahakarya baru Bugatti.
Pada bagian kap mesin juga terdapat semacam rongga, simetris kanan dan kiri, yang dibuat untuk membantu meningkatkan downforce mobil saat berkendara.
Perubahan lain yang juga terlihat sangat kentara adalah bentuk lampu depan. Apabila lampu depan Veyron dan Chiron cenderung vertikal dengan kap mesin atau bonet, desain lampu depan Divo terlihat lebih mengikuti kontur kap mesin yang melandai atau sedikit lancip. Dan, lampu depannya berbentuk huruf C atau C shape.
Sisi kanan dan kiri tubu Divo tidak terlalu banyak berubah. Siluet tubuh Veyron dan Chiron masih sangat terasa. Hanya saja, ada penambahan winglet pada bagian kiri dan kanan yang diletakkan di dekat ban depan serta air duct yang berfungsi untuk menjaga kestabilan kendaraan ketika berada di tikungan.
Adapun pada bagian buritan juga terdapat beberapa perubahan, mulai dari desain lampu belakang dan juga desain sirip belakang yang terpisah dari bodi (tidak menyatu dengan bodi mobil). Tidak ketinggalan sirip pada bagian atap mobil yang memanjang ke buritan dibuat untuk mengurangi kemungkinan adanya turbulensi udara akibat berkendara dalam kecepatan tinggi.
Satu kesatuan perubahan ini membuat Winkellman menyebut bahwa mobil ini menjadi sangat lebih agresif dibandingkan dengan Veyron dan Chiron.
Mesin dan berkendara
Mengutip Jack RIx, Deputi Editor Majalah Top Gear, sejatinya Divo adalah ekstensa dari Chiron. Mengapa? Karena pada dasarnya Divo menggunakan mesin yang juga disematkan pada Chiron dan juga menggunakan rangka atau sasisnya.
Perubahan pada desain eksterior membuat Bugatti melakukan penyesuaian pada beberapa hal, khususnya dalam berkendara. Keinginan Winkellman untuk memproduksi kendaraan yang ringan atau mengutipnya secara langsung, nimble, yang bisa diartikan cepat serta ringan pergerakannya membuat desainer dan departemen produksi berkreasi untuk mengurangi bobot kendaraan.
Pierre Rommelfanger, Project Leader Bugatti Divo, mengemukakan, perubahan besar dalam desain eksterior Divo karena kebutuhan aerodinamika saat melibas tikungan-tikungan tajam.
Penggunaan bahan karbon untuk membuat bodi mobil dan perubahan pada desain jari-jari velg ban adalah dua di antara perubahan yang membuat berat mobil ini berkurang sekitar 35 kilogram dari Chiron.
Pada sektor mesin, meski menggunakan mesin sama seperti yang digunakan pada Chiron, ada beberapa hal yang diubah untuk melindungi pengguna saat berkendara pada kecepatan tinggi, terutama saat melibas tikungan. Apabila pada Chiron atau Veyron kecepatan maksimal yang bisa disemburkan mesin 8,0 L 16 silinder dan berkekuatan nyaris 1500 hp ini adalah sekitar 420 kilometer per jam, Bugatti membatasi kecepatan maksimal Divo hanya sekitar 382 kilometer per jam ketika sang pemiliki membejek pedal gasnya dalam-dalam.
Winkellman mengatakan, semua kombinasi tersebut membuat Divo, yang diambil namaya dari pebalap Perancis, Albert Divo, lebih cepat saat sesi uji coba di Sirkuit Nardo, Provinsi Lecce, Italia. Divo dapat melahap satu putaran sirkuit sepanjang 6,2 kilometer tersebut dalam waktu lebih cepat delapan detik dibandingkan dengan saudaranya, Chiron.
Divo bisa dikatakan sebagai mahakarya baru Bugatti. Meski begitu, dikutip dari situs Road and Track, Winkellman menyebutkan mesin besar 16 silinder mungkin tidak akan bertahan cukup lama lagi. Apakah Divo menjadi mesin 16 silinder terakhir yang diproduksi oleh Bugatti?