SURABAYA, KOMPAS — Kalangan warga Surabaya, Jawa Timur, beranimo tinggi untuk berwisata di Nusantara, bahkan mancanegara. Untuk itu, Kompas Travel Fair kembali hadir dengan target transaksi lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.
Di Surabaya, bursa wisata Kompas Travel Fair (KTF) ini merupakan yang kedua kali. Tahun lalu, KTF perdana diadakan di pusat belanja Ciputra World yang diikuti 19 agen wisata dengan target transaksi Rp 10 miliar, tetapi realisasinya menembus Rp 12 miliar.
Tahun ini, KTF diadakan di pusat belanja Pakuwon Mall pada kurun Jumat (7/9/2018) sampai Minggu (9/9/2018) dengan kepesertaan 30 agen wisata. Transaksi ditargetkan naik ke angka Rp 15 miliar.
”Surabaya punya animo tinggi sehingga kami berani mengadakan KTF di sini untuk kedua kali,” ujar General Manager Iklan Kompas Dorothe Devita seusai pembukaan KTF di Pakuwon Mall.
KTF 2018 diadakan serentak di sejumlah kota di Indonesia. Kegiatan perintis dan tahun ini merupakan penyelenggaraan ketujuh diadakan di Jakarta Convention Center. Kota-kota lain yang menjadi penyelenggaraan perdana ialah di Phinisi Point Makassar (Sulawesi Selatan) dan Centre Point Medan (Sumatera Utara).
KTF di Pakuwon Mall terdiri atas 54 booth atau stan khusus. Jumlah itu naik lebih dari dua kali lipat daripada tahun lalu sebanyak 26 booth. ”Ini pertanda bagus bahwa KTF berkembang dan menarik lebih banyak agen wisata dan tentunya konsumen,” kata Dorothea.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan, KTF dapat menjadi ajang untuk promosi wisata Surabaya. Mengutip survei Litbang Kompas tentang kepariwisataan, lebih kurang 44 persen warga di Indonesia menjadikan pariwisata sebagai kebutuhan. Lebih dari separuh (52 persen) warga menyiapkan rencana perjalanan jauh-jauh hari.
”Namun, ada tekanan di sini, hampir 80 persen warga memilih destinasi wisata mancanegara,” kata Antiek.
Kondisi itu perlu menjadi cambuk bagi pelaku wisata domestik untuk berbenah. Potensi ekonomi yang bisa diraih dari sektor pariwisata perlu diupayakan lebih banyak dinikmati di dalam negeri.
”Surabaya mencoba berbagai terobosan agar dapat menjadi tujuan wisata,” ujar Atiek.
Meski tak punya lanskap ”aduhai” seperti Bromo, Ijen, atau pantai pasir putih, Surabaya tetap percaya diri dengan keunikannya, yakni sebagai Kota Pahlawan (sejarah), sekaligus kaya budaya dan kuliner. Prasarana dan sarananya lebih baik dibandingkan dengan kabupaten/kota lain, juga karena statusnya sebagai ibu kota Jawa Timur dan dianggap kota terkemuka di Indonesia setelah Jakarta, ibu kota negara.
Regional Head SND 7 Jawa Timur PT Bank Danamon Tbk Jemmy Toding mengatakan, merupakan kebanggaan menjadi bank mitra untuk kedua kali di KTF Surabaya. Danamon optimistis transaksi lebih besar daripada tahun lalu.
”Untuk menarik minat, kami tawarkan program cash back,” ucap Jemmy.
Untuk transaksi paket wisata Rp 2,5 juta sampai Rp 7 juta, konsumen pemakai kartu debit Danamon mendapat cash back Rp 500.000. Jika transaksi di atas Rp 7 juta, cash back senilai Rp 1,5 juta. Untuk pengguna kartu kredit dan transaksi di atas Rp 10 juta, cash back yang didapat konsumen senilai Rp 1 juta.
”Bursa wisata ini juga menjadi ajang bagi kami menarik nasabah baru. Ajang seperti ini tetap efektif,” kata Jemmy.
Berdasarkan penawaran di KTF Surabaya, sejumlah promosi yang cukup menggiurkan antara lain tiket pesawat pergi pulang Surabaya-Kuala Lumpur dimulai dari Rp 1,6 juta, Surabaya-Hong Kong dimulai dari Rp 2,8 juta, Surabaya-Tokyo dimulai dari Rp 4,2 juta, Surabaya-Melbourne dimulai dari Rp 5,7 juta, dan Surabaya-London dimulai dari Rp 10,8 juta.
Adapun untuk paket wisata misalnya lima hari ke Taipei harga termurah Rp 3,8 juta, lima hari ke Thailand dimulai dari Rp 4,8 juta, dan tujuh hari ke Eropa yang termurah Rp 17,2 juta.