Direktur Pemasaran PT United Tractors Tbk Loudy Irwanto Ellias (kiri) berdampingan dengan Direktur Teknik CV Laksana, Stefan Arman, memperlihatkan konsep bus double decker yang dirakit oleh Laksana di pameran otomotif GIIAS 2018.Sepenggal stiker bertuliskan “100 Persen Karya Indonesia” menghiasi kaca depan bus double decker atau bus tingkat. Lampu kerlap-kelip pun terlihat dari di dalam bus itu. Bodi bus yang tinggi, tetapi ramping proporsional kemudian menarik perhatian pengunjung yang rela antre untuk sekadar masuk menikmati fasilitas di dalam bus itu.
Ya, itulah bus karoseri Laksana yang bermesin Scania, mesin dari produsen otomotif asal Swedia. Bus itu kini dipajang di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) ke-26 di ICE BSD City, Tangerang, Banten, 2-12 Agustus 2018.
Bus tingkat Laksana itu diparkir di antara jejeran bus besar lain dari karoseri Adi Putro dan Tentrem.
Bus rakitan Karoseri Laksana yang sudah lulus tes uji terguling. KOMPAS/Stefanus OsaKali ini, Laksana, pabrikan bodi bus daru Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, menjadi satu-satunya karoseri yang menampilkan bus double decker. Desain terlihat elegan, megah dan maskulin. Ketangguhan penampilannya membuat sebagian pengunjung mengetuk-ketuk bodi bus ini.
Begitu memasuki ruang kabinnya, tak sedikit pengunjung yang surprise melihat kelengkapan fasilitas di bagian lantai bawahnya. Ada dua buah meja kecil yang terpasang di tengah empat kursi, saling berhadapan.
Ada dua buah teras yang tidak bisa diduduki, karena dipergunakan untuk menampung barang. Dan, ada pula minibar di bawah tangga kabin bus itu. Serta tidak ketinggalan, fasilitas closet untuk sekadar buang air.
Kompas pun sempat masuk dan naik ke lantai dua bus tersebut. Tangga didesain menggunakan komposit cetak yang merupakan pertama di Indonesia. Dampak dari penggunaan bahan komposit yang ringan dan telah diletakkan pada area-area yang tepat ini adalah, mampu menurunkan titik gravitasi bus sehingga mampu melaju lebih stabil.
Laksana pun memasang kursi penumpang dengan konfigurasi 2-2 sehingga masih menyisakan ruang jalan yang masih cukup lebar.
Bus "tingkat" terbaru dari Laksana itu dinamakan Legacy SR2 Double Decker. Bus itu hasil kemitraan strategis antara Scania dan Laksana. Di Indonesia, teknologi Scania pun telah didistribusikan secara resmi oleh PT United Tractors Tbk.
Transjaakarta hingga ASIAN Games 2018
Dalam perjalanan sejarahnya, Laksana pun telah menciptakan berbagai bus untuk moda transportasi Transjakarta dan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP). Bahkan, rancangan bus karoseri Laksana juga dimanfaatkan untuk penyelenggaraan ASIAN Games 2018.
Direktur Pemasaran PT United Tractor Tbk Loudy Irwanto Ellias mengatakan, sejak tahun 2004, populasi Scania untuk bus sudah mencapai 600 unit. Truk Scanian bahkan jauh lebih banyak dengan populasi lebih dari 5.000 unit, terutama untuk daerah pertambangan, di pasar Indonesia.
Selain dibekali tenaga yang kuat, Scania mulai berani memasukkan transmisi opticruise yang menggantikan transmisi manual. Sebelumnya, mesin-mesin bus menggunakan transmisi manual. Semua
Ada pula perangkat C300 yang dipasang di Scania untuk mendeteksi kesehatan teknologi Scania, konsumsi bahan bakar, perilaku pengemudinya serta GPS sebagai pengontrol posisi kendaraan ini. Scania pun membekali diri dengan mesin berukuran 9.000 cc dan 13.000 cc.
Stefan Arman, Direktur Teknik CV Laksana, yang mengajak Kompas bercengkerama di dalam kabin bus menegaskan, “bus ini adalah tipe terbaru dari Laksana. Kami menamakan Legacy SR2 Double Decker. Inilah bus flagship dari Laksana. Tim desain kami memiliki komitmen untuk selalu menciptakan desain yang original, tidak mencontoh produk-produk dari luar negeri.”
Laksana tidak hanya memproduksi bus tingkat, melainkan juga bus medium hingga besar. Bus tempel juga telah diproduksi oleh Laksana. Dalam
“Untuk proyek Transjakarta, kami memiliki produk unggulan City Line 2. Kami sudah memproduksi dan menyuplai lebih dari 300 unit Transjakarta baik tipe City Line 2 maupun varian lainnya,” jelas Stefan.
Menurut Stefan, produk Laksana juga sudah disiapkan untuk penyelenggaraan ASIAN Games 2018 sebanyak 150 unit tipe low entry. Saat ini, sudah dilakukan uji coba untuk kesuksesan ASIAN Games.
Tren pembangunan infrastruktur jalan di Indonesia menjadi pemicu kuat bagi Laksana untuk menciptakan bus bermodel double decker. Bus yang lebih besar semakin dibutuhkan, terutama dengan makin panjangnya jalan tol di wilayah Jawa maupun Sumatera.
Bus yang lebih besar semakin dibutuhkan, terutama dengan makin panjangnya jalan tol di wilayah Jawa maupun Sumatera.
Desain-desain terbaik Laksana pun mendapatkan penghargaan Good Design Indonesia dari Kementerian Perdagangan yang bekerjasama dengan organisasi produk desain Jetro, Jepang. Dari 260 peserta kompetisi desain dari berbagai jenis industri, Laksana menjadi salah satu industri yang memperoleh penghargaan ini.
“Kebetulan, untuk award ini, kami menghadirkan Legacy SR-2 XHD Prime, salah satu tipe dari Legacy yang dimiliki Laksana,” kata Stefan.
Secara kebetulan, bus ini telah diuji dengan standar Eropa yang disebut UNECR 66. Laksana lulus tes setelah diuji kekuatan struktur busnya, terutama saat dikondisikan bus tersebut mengalami kecelakaan dan terguling (rollover).
Untuk terus menyempurnakan kekuatan busnya, Laksana sejauh ini telah pula bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan, Institut Teknologi Bandung, dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi.
Laksana pun telah mengundang Kompas untuk melihat secara langsung proses produksi perakitan bus-bus tersebut. Laksana ingin transparan dan memperlihatkan bahwa mereka sungguh merakit karya berupa bus, yang berani dinyatakan sebagai, “inilah bus karya Indonesia.”