Mazda Terlibat Skandal Data Konsumsi BBM dan Uji Emisi di Jepang
Oleh
DAHONO FITRIANTO
·2 menit baca
TOKYO, KAMIS -- Mazda menjadi pabrikan Jepang terbaru yang mengakui telah melakukan prosedur yang tak layak dalam pengukuran konsumsi bahan bakar dan uji emisi gas buang mobil-mobilnya. Mazda menyusul beberapa pabrikan yang lebih dulu terlibat dalam skandal ini, yakni Mitsubishi, Suzuki, Nissan, dan Subaru.
Laporan tersebut pertama kali diungkap oleh Nikkei Asian Review pada Kamis (9/8/2018) dini hari waktu Jepang atau sekitar Rabu (8/8/2018) tengah malam WIB. Menurut Nikkei, Mazda Motor Corporation melaporkan sendiri adanya prosedur tak layak (improper) dalam tes konsumsi BBM dan uji emisi mereka kepada Kementerian Tanah, Infrastruktur, dan Transportasi Jepang.
Tidak ada detail tipe mobil apa saja yang dimaksud dalam laporan tersebut. Kementerian tersebut baru akan mempublikasikan detail laporan ini pada hari Kamis ini.
Tidak ada detail tipe mobil apa saja yang dimaksud dalam laporan tersebut.
Selain Mazda, Suzuki Motor juga menyampaikan laporan yang sama terkait prosedur tak layak pengujian konsumsi BBM dan uji emisi ini. Disebutkan, pengujian yang tak layak itu dilakukan saat proses pengawasan kualitas (quality assurance process) pada beberapa sampel mobil yang diproduksi mereka.
Ini adalah pertama kalinya Mazda terseret dalam pusaran skandal kepatuhan pabrikan terhadap standar kualitas yang ditetapkan Pemerintah Jepang. Skandal ini pertama kali terbongkar pada 2016 yang melibatkan sejumlah mobil produksi Mitsubishi dan Suzuki.
Investigasi wajib
Pemerintah Jepang kemudian memerintahkan seluruh pabrikan otomotif di Jepang melakukan investigasi internal terhadap prosedur kontrol kualitas di lini produksi masing-masing tahun ini. Keputusan pemerintah itu dikeluarkan setelah Nissan Motor dan Subaru juga ketahuan memalsukan data uji-uji terkait.
Masih dikutip Nikkei, Subaru menyerahkan laporannya pada bulan April 2018, yang mengungkap detail pemalsuan data konsumsi BBM dan data emisi gas buang yang telah dilakukan. Salah satu kesalahannya adalah menguji kendaraan dalam kondisi yang tidak direkomendasikan oleh peraturan pemerintah.
Sementara Nissan mengakui adanya kecurangan dalam data konsumsi BBM dan emisinya bulan lalu. Baik Nissan dan Subaru juga terungkap menggunakan para inspektor yang tidak memenuhi kualifikasi untuk melakukan pemeriksaan final mobil-mobil mereka di pabrik.
Nikkei juga menyebutkan, pabrikan sepeda motor Yamaha juga dicurigai melakukan kecurangan serupa.
Mazda kemudian menemukan kelemahan pada prosedurnya sendiri setelah menjalankan perintah penyelidikan internal tersebut. Fedy Dwi Parileksono, PR Department Head PT Eurokars Motor Indonesia selaku agen pemegang merek Mazda di Indonesia, mengatakan belum ada pernyataan resmi dari Mazda Motor Corporation terkait kabar terbaru ini.
"Respons resmi belum ada, tetapi yang saya tahu itu bukan cheated tapi ada kesalahan pemberian data," tutur Fedy saat diminati komentar, Kamis pagi. Fedy juga mengaku belum mendapat informasi jelas model apa saja yang dimaksud dalam berita ini.
Pemerintah negara-negara di dunia memperketat aturan dan batasan kualitas terkait emisi karbondioksida dan konsumsi BBM sebagai bagian dari langkah mencegah memburuknya pemanasan global akibat pencemaran gas-gas rumah kaca. Namun di berbagai belahan dunia, sejumlah pabrikan otomotif kemudian melakukan sejumlah upaya untuk mengakali atau menyiasati aturan tersebut.