Berbagi Ilmu Otomotif Bersama Pelajar dan Mahasiswa
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·3 menit baca
Tepat sepekan penyelenggaraan Gaikindo Indonesia International Auto Show 2018, sejumlah peserta pameran akbar otomotif ini meluangkan waktu berbagi ilmu kepada sejumlah pelajar tingkat SMK dan mahasiswa, Rabu (8/8/2018).
Selain konsep-konsep kemajuan teknologi yang dimiliki industri otomotif, aspek berkendara secara aman juga disampaikan secara terpisah di setiap booth peserta pameran sebagai rangkaian Student Day GIIAS.
PT Honda Prospect Motor (HPM) mengungkapkan secara terbuka di panggung booth Honda dengan menghadirkan Senior Manager Service Technical and Warranty HPM Muh Zuhdi. Sejumlah teknologi yang menjadi topik pemaparannya mengenai teknologi mesin VTEC Turbo, Honda Sensing, Honda NEUV (New Electric Urban Vehicle), dan Intelligent Multi Mode Drive (i-MMD).
Zuhdi menjelaskan mengenai teknologi turbo dengan menggunakan salah satu contoh produk Honda, yakni Civic 1.5L Turbo Hatchback dan Honda CR-V 1.5L Turbo. Turbo secara sederhana merupakan teknologi yang disematkan pada mesin kendaraan untuk meningkatkan tenaga mesin hanya dengan memanfaatkan aliran gas buang. Selain peningkatan akselerasi, efisiensi bahan bakar menjadi tekanan dalam membahas keunggulan teknologi turbo.
Sementara, i-MMD diartikan sebagai teknologi yang memiliki kemampuan menambah jarak tempuh secara signifikan dengan tenaga motor listrik, tanpa menyalakan mesin secara terus-menerus sehingga konsumsi bahan bakar lebih hemat. NEUV secara singkat merupakan konsep kendaraan listrik yang dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) buatan Honda. Namanya, Honda Automated Network Assistant yang memiliki kemampuan mengemudi secara otomatis.
Kemajuan teknologi yang dimiliki Honda, yakni Honda Sensing, pun dipaparkan secara menarik. Bahkan, Honda mempersilakan para pelajar tersebut mengujinya secara langsung melalui dua Honda Sensing yang disediakan di booth Honda.
Suzuki dan Toyota
Secara terpisah, Suzuki justru memperkenalkan salah satu model konsep terbarunya, Suzuki Swift berteknologi hybrid. Edukasi teknologi Suzuki ini selangkah lebih maju karena dua tahun lalu, Suzuki memproduksi pula teknologi hybrid dalam bentuk mild hybrid di Suzuki Ertiga Diesel. Kali ini, Swift disematkan teknologi yang disebut Strong Hybrid.
Head of 4W Product Development and Accessories PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Yulius Puwanto di depan pelajar SMK Triguna Utama, Tangerang, menjelaskan, sistem kerja teknologi hybrid membuat efisiensi bahan bakar semakin optimal. Tahun 2017, Suzuki All New Strong Hybrid sudah diperkenalkan di Jepang.
”Teknologinya memadukan dual jet engine dan motor generator unit (MGU). Dual jet engine merupakan mesin kemudi kompak yang secara langsung memberikan tenaga besar, sedangkan MGU merupakan motor penggerak yang membantu kinerja mesin,” kata Yulius.
Pada kesempatan itu, Suzuki juga menghadirkan tim mobil listrik dari Univesitas Gadjah Mada (UGM) untuk berbagi ilmu dan pengalaman menciptakan mobil listrik. Tim Arjuna yang didukung oleh Suzuki ini akan mengikuti pertandingan Formula Student Automotive Engineer-Australasia (FSAE-A) 2018 di Melbourne, Australia.
Harold Donnel, 4W Head of Brand Development and Marketing Research SIS, memberikan apresiasi kepada tim Arjuna. Suzuki pun siap mendukung kesiapan tim Arjuna. ”Hari ini menjadi momentum bagi Suzuki dan tim Arjuna untuk saling berbagi ilmu dan bersinergi agar publik semakin memahami cara kerja, potensi mobil ramah lingkungan dan beremisi rendah di masa depan,” katanya.
Sementara itu, Toyota melibatkan Komunitas Velozity dalam berbagi ilmu dengan sejumlah mahasiswa Universitas Prasetya Mulya. Ilmu yang ditularkan komunitas bukanlah menyangkut teknologi Toyota, melainkan perilaku berkendara yang aman dan nyaman.
PT Toyota Astra Motor mengingatkan kembali, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan tahun 2011-2020 sebagai Tahun Aksi Keselamatan Berlalu Lintas (Decade of Action for Road Safety). Ini dicanangkan sebagai upaya menurunkan angka kecelakaan hingga mencapai 50 persen di seluruh dunia.