Piring Kecil Tak Selalu Berhasil Kurangi Porsi Makan
Oleh
Subur Tjahjono
·3 menit baca
Salah satu cara yang populer menguruskan badan adalah dengan penggunaan piring yang lebih kecil agar porsi makanan yang dimakan lebih kecil. Penelitian terbaru di Israel menunjukkan, menipu otak untuk makan lebih sedikit di piring kecil tidak selalu berhasil.
Penelitian ”Pembatasan Makanan Mengurangi Kerentanan terhadap Ilusi Kontras Ukuran” itu akan dimuat dalam jurnal Appetite edisi 1 September 2018 yang sebagian materi dipublikasikan sciencedaily.com 30 Juli 2018. Penelitian dilakukan oleh Noa Zitron-Emanuel dan Tzvi Ganel dari Departemen Psikologi Universitas Ben-Gurion (BGU) di Negev, Beer-Sheva, Israel.
Dasar dari penggunaan piring kecil ini adalah ilusi Delboeuf, yang dinamai sesuai nama penemunya, yaitu filsuf dan psikolog Belgia, Joseph Remi Leopold Delboeuf (1831-1896), yang menciptakannya pada tahun 1865.
Ilusi Delboeuf adalah ilusi optik dari persepsi ukuran relatif. Dalam versi ilusi yang paling terkenal, dua bundaran berwarna hitam dengan ukuran yang identik ditempatkan saling berdekatan. Ketika satu bundaran dikelilingi lingkaran hitam, bundaran itu tampak lebih besar.
Konsep ini populer dewasa ini untuk mengurangi porsi makanan bagi orang yang ingin menguruskan badan. Ilusi Delboeuf untuk diet ini antara lain didukung riset oleh Koert van Ittersum dari Universitas Wageningen, Belanda, dan Brian Wansink dari Universitas Cornell, Amerika Serikat. Penelitian berjudul ”Ukuran Piring dan Kecocokan Warna: Bias Delboeuf Illusion tentang Perilaku Melayani dan Makan” itu dimuat dalam jurnal Consumer Research Agustus 2012.
Untuk melakukan penelitian ini, Koert van Ittersum dan Brian Wansink menguji sejumlah hipotesis, di antaranya bahwa orang-orang akan mengurangi makan ketika diberi piring lebih kecil dan menambah makan ketika diberi piring makan yang lebih besar. Dalam percobaannya, mereka meminta 225 mahasiswa memakan sup dalam mangkok yang berbeda ukuran.
Hasilnya, responden penelitian itu memakan lebih sedikit jika menggunakan mangkok lebih kecil dan memakan lebih banyak jika menggunakan mangkok lebih besar.
”Hasil dari percobaan ini menunjukkan bahwa Delboeuf Illusion dapat menjadi penjelasan mengapa dan bagaimana ukuran makan memengaruhi perilaku mengatur diri sendiri,” tulis Koert van Ittersum dan Brian Wansink dalam kesimpulannya.
Namun, studi yang dilakukan Noa Zitron-Emanuel dan Tzvi Ganel itu menolak trik diet populer berdasarkan ilusi Delbouef yang memprediksi orang akan mengidentifikasi ukuran secara berbeda ketika mereka ditempatkan dalam obyek yang lebih besar atau lebih kecil.
Dalam penelitian ini, Noa Zitron-Emanuel dan Tzvi Ganel melakukan dua percobaan. Satu percobaan dilakukan terhadap 32 perempuan dan percobaan kedua dilakukan terhadap 41 perempuan dan 40 laki-laki. Mereka diuji terhadap dampak ilusi Delbouef pada piza yang diletakkan pada piring lebih besar dan piring lebih kecil.
Hasilnya menunjukkan bahwa pembatasan makanan dengan ukuran piring tersebut mengurangi bias ilusi untuk makanan terkait, tetapi tidak untuk rangsangan netral. Pengurangan seperti efek ilusi menunjukkan ketergantungan pada analitik, bukan pada gaya pemrosesan relatif, untuk rangsangan spesifik domain ketika dalam keadaan kelaparan.
”Ukuran piring tidak masalah. Bahkan, jika kamu lapar dan belum makan atau mencoba untuk mengurangi porsi, porsi terlihat mirip apakah itu diletakkan pada piring kecil atau lebih besar,” kata Tzvi Ganel, Kepala Laboratorium Persepsi dan Tindakan Visual di Departemen Psikologi BGU.
Tzvi Ganel dan Noa Zitron-Emanuel menemukan bahwa orang-orang yang belum makan setidaknya selama tiga jam lebih mungkin mengidentifikasi proporsi piza yang ditempatkan di nampan yang lebih besar dan lebih kecil dengan benar daripada orang-orang yang baru saja makan. Menurut para peneliti, ini menunjukkan bahwa rasa lapar merangsang proses analitik yang lebih kuat yang tidak mudah tertipu oleh ilusi optik tersebut.
Selama dekade terakhir, restoran dan bisnis makanan lainnya telah menggunakan piring yang semakin kecil untuk menyesuaikan dengan bias perseptual bahwa itu akan mengurangi konsumsi makanan.
”Penelitian ini mematahkan anggapan itu. Ketika orang lapar, terutama ketika sedang berdiet, lebih mungkin untuk menyadari mereka makan lebih sedikit dan lebih rentan untuk makan berlebihan nanti,” ujar Ganel.