Sejenak Mencicipi Teknologi ”Offroad” Keluarga Land Rover
Teknologi otomotif berkembang dari waktu ke waktu dan diyakini membuat berkendara menjadi lebih aman dan nyaman. Inilah yang ingin disebarluaskan oleh Jaguar Land Rover (JLR) Indonesia.
Selama dua hari berturut-turut, Sabtu (14/7/2018) dan Minggu (15/7/2018), PT Wahana Auto Ekamarga (WAE), distributor resmi pabrikan otomotif Inggris, Jaguar dan Land Rover, di Indonesia, memberikan kesempatan kepada para penggemar fanatik kedua merek ini untuk mencoba teknologi terbaru yang ditanamkan pada kendaraan-kendaraan masa kini mereka.
Lintasan dan tantangan yang disuguhkan JLR Indonesia di kompleks Indonesia Convention Exhibition BSD City, Tangerang Selatan, Banten, sedekat mungkin merefleksikan kemampuan pengembangan teknologi yang ada di mobil-mobil tersebut.
Tidak tanggung-tanggung, pabrikan ini menyiapkan 15 mobil Jaguar dan Land Rover mereka untuk dicoba, mulai dari Jaguar F-Type, Jaguar F-Pace, hingga keluarga Land Rover, seperti Range Rover Sport, Range Rover Velar, hingga Land Rover Discovery.
Chief Operating Officer PT WAE Roland Staehler berpesan singkat. ”Bersenang-senanglah. Nikmati perjalanannya,” katanya sambil tersenyum.
”Landy”
Dua produk pabrikan ini disajikan di lintasan yang terpisah. Keluarga Land Rover atau yang biasa disebut ”Landy”, yang dikenal dengan ketangguhannya di medan berat tak beraspal, akan melewati beberapa rintangan buatan, seperti melintasi genangan air, melewati tanjakan dengan kemiringan hingga 40 derajat dan turunan yang tajam dengan kemiringan yang hampir sama dan juga beberapa rintangan lain.
Sementara untuk Jaguar, kestabilan di jalanan yang tergenang air atau licin menjadi hal utama yang ingin dikenalkan, khususnya dalam pengendalian kendaraan.
Sebelum coba mengemudikan sendiri salah satu dari keluarga Land Rover, Kompas dan rekan dari tabloid Otomotif diperkenalkan dengan beberapa fitur dan kemampuan Range Rover Autobiography, khususnya ketika melewati rintangan khusus. Hill descent control (HDC) menjadi fitur utama yang diperkenalkan mereka kepada kami.
Razman, instruktur yang menemani Kompas, mengatakan, dengan fitur HDC, tugas pengemudi menjadi sangat ringan ketika berada di tengah medan yang berat di pegunungan atau perbukitan dengan tanjakan dan turunan yang curam. ”Anda hanya perlu memperhatikan sekeliling Anda dari kaca spion. Setelah semuanya aman, percayakan semuanya kepada sistem,” katanya.
Range Rover Velar menjadi tunggangan Kompas pada uji coba tersebut. Setelah menyetel kursi dan lingkar kemudi untuk mendapatkan posisi yang nyaman saat berkendara, Razman mengingatkan agar mode berkendara yang dipilih adalah untuk medan berat (offroad), jalanan berbatu dan berlumpur.
Dengan hanya menekan tombol pada layar sentuh pada konsol bagian tengah, secara otomatis semua sistem, mulai dari ketinggian kendaraan hingga sistem penggerak roda, siap untuk diajak menjelajah lintasan yang berat.
Rintangan pertama adalah menguji kemampuan sistem penggerak roda ketika berjalan pada kondisi medan yang miring hingga 30-40 derajat. Setelah melewati ini, Velar kemudian diajak untuk menaiki tanjakan dengan kemiringan hingga 30-40 derajat.
Razman, yang duduk di kursi samping kemudi, perlahan-lahan memandu Kompas. Tidak banyak yang disampaikan. Dia hanya meminta agar kendaraan berhenti sebentar saat roda depan terasa mulai menanjak. Dia hanya ingin memastikan bahwa mobil itu tidak terlalu berada ke kanan atau terlalu ke kiri.
”Setelah semua aman, tekan gas perlahan dan stabil. Tidak usah terlalu dalam,” kata Razman.
Razman, pria asal Malaysia ini, mengatakan, untuk varian P380 yang mengunakan mesin 3.0 liter, putaran mesin pada 1.600 rpm (revolutions per minute) sudah cukup untuk membawa mobil itu perlahan mendaki tanjakan yang cukup curam. Dan, perlahan, saat Kompas menjaga agar putaran mesin berada 1.500-1.600 rpm, Velar pun beranjak menuju puncak.
Meski Land Rover ataupun Range Rover di masa kini lebih banyak digunakan di jalanan beraspal perkotaan, tidak dimungkiri bahwa dalam sejarahnya mereka dikenal sebagai pekerja keras di medan-medan offroad, terjal, curam, dan berbatu.
Saat sampai di puncak, mobil berhenti sejenak. Razman kemudian menjelaskan tentang fitur HDC, fitur yang akan membantu mobil ini untuk menuruni turunan yang tajam. Setelah menekan tombol HDC di konsol tengah, indikator berwarna hijau akan muncul di layar MID (multi-information display) yang ada di belakang kemudi. Menekan tombol ini membuat secara otomatis seluruh sistem berkendara di Velar siap untuk diajak menuruni turunan yang tajam dan menukik itu.
Untuk melengkapi keamanan fitur tersebut, Razman membantu untuk mengatur kecepatan kendaraan hingga batas minimal agar laju kendaraan sepelan mungkin saat meluncur ke bawah. Setelah itu, Razman berpesan agar selama menuruni lintasan tersebut, rem tidak diinjak. ”Percayalah pada sistem,” ujarnya.
Semua siap. Perlahan, setelah memosisikan kendaraan di ujung lintasan yang menurun, Kompas mengangkat kaki dari pedal rem, juga dari pedal gas. Perlahan, Velar yang memiliki bobot hampir 2 ton ini meluncur, menuruni lintasan dengan tenang. Hanya dalam beberapa saat, mobil berkelir putih ini menyentuh lintasan paving block dengan tenang.
”Kalaupun ada yang mengerem, sistemlah yang bekerja untuk kita,” kata Razman.
Sebelumnya, Brand Director Jaguar Land Rover Indonesia Jentri Izhar menyatakan, program dan lintasan yang dilalui, khususnya untuk Land Rover, sengaja dirancang khusus untuk memberikan pengalaman berkendara di medan yang sesungguhnya. Meski Land Rover ataupun Range Rover di masa kini lebih banyak digunakan di jalanan beraspal perkotaan, tidak dimungkiri bahwa dalam sejarahnya mereka dikenal sebagai pekerja keras di medan-medan offroad, terjal, curam, dan berbatu.
Dan, inilah yang coba mereka tampilkan kembali kepada khalayak.