Mengakrabi Pantai, Meretas Pegunungan (1)
Saat semua orang memperbicangkan dengan riuh ruas-ruas jalan tol baru yang bisa dilalui dengan cepat pada musim Mudik Lebaran tahun ini, perhatian Kompas justru terpikat sebuah promosi kecil Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang kesiapan Jalur Lintas Selatan Jawa.
Disebutkan, jalur yang menyusuri Pantai Selatan Pulau Jawa dari Banten hingga Jawa Timur, itu, kini sudah mulus, lebar, dan dipenuhi berbagai objek wisata pantai selatan yang terkenal dengan pemandangan dahsyat Samudera Indonesia.
Maka saat Lexus Indonesia menawarkan kerja bareng untuk sebuah uji jarak jauh Lexus NX 300 selama masa mudik Lebaran yang baru lalu, Jalur Lintas Selatan alias JLS ini langsung dipilih.
Selain menawarkan variasi medan yang tepat untuk menguji sebuah crossover SUV, perjalanan ini juga menjadi ajang mengecek langsung kondisi jalur tersebut di lapangan sebagai referensi publik nantinya.
Adalah ruas JLS di Jawa Tengah dan sebagian Daerah Istimewa Yogyakarta yang diputuskan akan ditempuh. Pada Lebaran tahun 2009, Kompas pernah mensurvei jalur tersebut, sehingga perjalanan kali ini akan melihat langsung perubahan apa saja yang sudah terjadi dalam sembilan tahun terakhir.
Perjalanan pun dimulai pada H-1 Lebaran, atau pada 14 Juni 2018, menuju tujuan mudik pertama di Kuningan, Jawa Barat. Ruas tol Jakarta-Cikampek dan Cikopo-Palimanan yang sudah tidak sepadat satu dua hari sebelumnya menjadi ajang pengenalan karakter dasar (handling, drivetrain) dan berbagai fitur mobil (climate control, navigasi, hiburan, dsb).
Kesan pertama membawa NX 300 adalah perilakunya yang sangat lembut dan “sopan” untuk sebuah SUV.
Tak banyak penyesuaian yang perlu dilakukan mengingat NX 300 adalah pembaharuan dari varian Lexus NX 200t yang sudah pernah Kompas uji coba tahun lalu. Tak ada perubahan pada struktur utama mobil berikut dapur pacunya yang masih mengusung mesin 8AR-FTS 4 silinder segaris berkapasitas 2.0 liter dengan dilengkapi turbo. Hanya ada perubahan dan penambahan berbagai fitur di interior maupun eksterior.
Kesan pertama membawa NX 300 adalah perilakunya yang sangat lembut dan “sopan” untuk sebuah SUV. Segalanya terasa empuk, halus, nyaman, dan premium. Ya maklum saja, walaupun menjadi varian termurah yang dipasarkan Lexus di Tanah Air dengan perlengkapan yang bisa dibilang paling minimalis dibanding kakak-kakaknya yang lebih mahal, NX 300 tetaplah sebuah Lexus, merek premium Toyota. Nama Toyota saja sudah identik dengan kenyamanan, apalagi Lexus.
Bahkan akselerasinya pun terasa sangat lembut walau tidak berarti loyo. Tenaga puncak mesin yang mencapai 235 HP sudah lebih dari cukup untuk melahap jalanan-jalanan di Indonesia, termasuk ruas-ruas tolnya. Di ruas Tol Cipali yang lurus dan lengang, kecepatan sempat menyentuh titik 180 km per jam tanpa susah payah, dengan raungan mesin nyaris tak terdengar berkat kualitas peredaman kabin yang sangat prima.
Bantingan suspensi memang terasa rada keras saat melibat gundukan polisi tidur maupun lubang-lubang jalanan, tetapi karakternya secara umum masih empuk. Begitu empuknya sehingga gejala limbung alias body roll masih terasa saat menikung dalam kecepatan tinggi, walau tidak sampai pada taraf mengganggu konsentrasi mengemudi.
Hal ini terasa saat menempuh rute dari Kuningan menuju Ciamis, Jawa Barat, melalui kota kecil Cikijing. Ini adalah jalur alternatif yang menarik bagi mereka yang ingin menuju kota-kota di jalur selatan daripada melintasi rute standar Bandung-Nagrek-Tasikmalaya yang hampir bisa dipastikan selalu macet di masa Lebaran seperti ini.
Namun belum banyak pemudik yang memanfaatkan jalur alternatif ini. Padahal rutenya menawarkan pemandangan indah khas alam Parahyangan dan beberapa titik objek wisata, seperti Waduk Darma dan situs arkeologi Kerajaan Galuh di Astana Gede, Kawali.
Jalur berkelok-kelok naik turun bukit menjadi medan yang tepat untuk menguji torsi mobil dan pengendaliannya. Dengan torsi puncak 350 Newton meter (Nm) sudah bisa dipetik pada putaran mesin 1.650 rpm, tikungan yang bertubi-tubi di medan menanjak tak menjadi masalah bagi NX 300 ini.
Injak gas sedikit, dan mobil bereaksi spontan mengucurkan tenaga yang dibutuhkan, walau tetap dengan lembut, tidak meledak-ledak. Mendahului mobil di depan pun bisa dilakukan dengan enteng di saat jalan dan kondisi lalu lintas mengizinkan.
Putaran kemudi yang ringan berkat penerapan teknologi power steering elektrik juga membuat pengendalian mobil terasa sangat mudah. Pengemudiannya memang tidak sepresisi mobil sedan, tetapi kembali lagi, unsur nyaman terpenuhi dengan baik.
Namun perjalanan menembus rute Kuningan-Ciamis ini tidak bisa ditempuh cepat waktu itu, karena banyaknya pemudik lokal bersepeda motor yang berjalan beriringan dengan kecepatan rata-rata 30 km per jam.
Kondisi jalan yang sempit dan ramai dari kedua arah membuat mobil-mobil harus bersabar berbaris di belakang mereka sebelum bisa mendahului, Alhasil, jarak Kuningan-Ciamis yang hanya sekitar 70 km harus ditempuh selama dua jam lebih.
Memangkas jarak
Setelah bertemu teman-teman lama dan makan siang bersama di Ciamis, perjalanan dilanjutkan menuju Cilacap sebagai persiapan menempuh JLS keesokan harinya. Karena perjalanan ini juga bertujuan melihat kondisi jalur-jalur alternatif, kami pun tak melewati jalur standar yang melintasi kota Majenang dan perempatan Wangon.
Selepas Kota Banjar di perbatasan Jabar dan Jateng, Kompas memilih jalur alternatif Wanareja-Sidareja. Rute ini memangkas jarak hingga 40 kilometer (km) daripada rute biasa via Wangon. Hanya masalahnya, sebagian rute ini jalanan provinsi yang sempit, pas-pasan untuk dilalui dua mobil berpapasan.
Kecepatan pun tak bisa dikembangkan optimal. Apalagi di beberapa kota kecamatan, terdapat persimpangan rel kereta api yang selalu menimbulkan antrean panjang. Kami pun baru tiba di hotel di Cilacap menjelang petang.
Perjalanan sejauh ini juga memberi pelajaran untuk selalu mencermati SPBU di sepanjang perjalanan. Pihak Lexus merekomendasikan NX 300 selalu diisi dengan bahan bakar beroktan 95 ke atas. Jika di Jabodetabek, hal ini tak menjadi masalah karena begitu banyak pilihan bensin berkualitas, baik produksi Pertamina maupun merek impor.
Namun begitu ke luar kota menjelajahi kota-kota kecil, pilihan ini akan jauh menyusut. Jenis BBM yang memenuhi syarat tinggal Pertamax Turbo beroktan 98 produksi Pertamina, dan ternyata tak semudah itu mencari SPBU yang menjual BBM jenis ini di kota-kota kecil. Semua SPBU di Kuningan dan Cilacap tak ada yang menjual Pertamax Turbo. BBM berkualitas tertinggi hanyalah Pertamax yang beroktan 92.
Bahkan saat bensin perlu diisi ulang di Kuningan, Kompas harus bergeser ke Cirebon dulu untuk menemukan SPBU yang memasarkan Pertamax Turbo. Hingga di Yogyakarta pun, hanya ada dua SPBU yang memasarkan Pertamax Turbo. Selama perjalanan ini, bensin hampir selalu diisi saat indikator menunjukkan posisi setengah.
Beberapa SPBU yang memasarkan Pertamax Turbo justru ditemui di jalur-jalur alternatif antar kota. Satu SPBU di rute Wanareja-Sidareja memiliki BBM jenis ini. Kemudian satu lagi di jalur alternatif Cilacap-Pantai Ayah juga memiliki Pertamax Turbo. Jadi jika ingin turing dengan mobil premium seperti ini, isi lah bensin pada kesempatan pertama menemukan BBM yang memenuhi syarat.
Namun walau sempat tangki bensin diisi Pertamax (walau tidak sepenuhnya), tak ada perubahan performa mesin yang terasakan pada NX 300. Mesin tetap menderu halus dengan tenaga yang tak terasa perbedaannya. Konsumsi BBM juga konsisten di kisaran angka 9 km per liter, seperti terlihat di layar multi information display (MID).
Dari Cilacap, perjalanan pun dilanjutkan menempuh JLS menuju Yogyakarta. Dua perangkat navigasi diaktifkan bersamaan untuk menghindari salah jalan, yakni fitur navigasi bawaan mobil dan aplikasi Waze di ponsel.
Secara umum, jalur-jalur jalan di peta navigasi bawaan mobil sudah cukup memadai dan sama dengan peta di Waze, terutama di wilayah perkotaan. Hanya saja, karena sistem navigasi di mobil belum daring, sistem ini tak bisa membaca kondisi lalu lintas seperti halnya Waze yang berbasis internet.
Selain itu, beberapa jalur jalan baru, termasuk jalur JLS, juga belum terpetakan di sistem internal mobil. Perlu pemutakhiran data dan perangkat lunak yang rutin agar peta internal ini selalu sesuai dengan kondisi di lapangan.
Kendaraan bisa dipacu dengan santai pada kecepatan jelajah 70-80 km per jam.
Kembali ke JLS, setelah kami berbelok dari jalur selatan utama menuju arah kota Adipala, jalur ini sudah ditemukan. Sisi menarik dari JLS ini adalah rutenya yang sebagian besar lurus, beraspal mulus, cukup lebar, dan tak sepadat jalur utama.
Kendaraan bisa dipacu dengan santai pada kecepatan jelajah 70-80 km per jam. Pemandangannya juga asri, karena jalur tersebut melintasi desa-desa di pesisir selatan Jawa yang masih asli dan rindang.
Kondisi jalur yang nyaman ini bertahan hingga Pantai Ayah atau Pantai Logending, salah satu objek wisata populer di Kabupaten Kebumen, Jateng. Namun begitu melewati pantai ini, JLS dihadapkan pada kawasan pegunungan kapur yang membentang sekitar 13 km.
Tak ayal lagi, jalanan pun kembali melintasi kontur tanjakan dan turunan tajam. Sisi negatifnya lagi, walau sudah beraspal, jalanan sepanjang 13 km ini sangat sempit dengan tikungan-tikungan tajam. Kehati-hatian ekstra dibutuhkan untuk bermanuver di sini, apalagi lebar NX 300 sedikit lebih besar daripada rata-rata mobil yang banyak ditemui di jalanan.
Bersambung ke Mengakrabi Pantai, Meretas Pegunungan (2).