JAKARTA, KOMPAS - Blackberry Aurora akan menjadi produk yang disiapkan PT BB Merah Putih untuk menyambut libur lebaran melalui promosi harga khusus. Meskipun sudah berusia satu tahun lebih, spesifikasi yang diusung diyakini masih bisa memikat calon konsumen untuk memilikinya.
Aurora ditawarkan dengan harga baru yakni Rp 2,2 juta dari harga sebelumnya Rp 2,5 juta. Menyambut Jakarta Fair Kemayoran tahun 2018, mereka menawarkan harga spesial yakni Rp 2,1 juta bekerja sama dengan mitra ritel dan operator telekomunikasi seperti Telesindo, Erafone, Telkomsel, dan Smartfren.
"Dengan harga yang baru ini, kami yakin akan bisa memikat calon konsumen untuk mendapatkan ponsel dengan spesifikasi kapasitas RAM seperti dimiliki Aurora," ujar Chief Operating Officer PT BB Merah Putih, Sukaca Purwokardjono, Kamis (7/6/2018).
Seri ponsel lain yang dirilis PT BB Merah Putih untuk pasar Indonesia adalah KeyOne yang memiliki papan tuts fisik seperti ciri khas ponsel Blackberry selama ini. Menurut Sukaca, promo yang dilakukan bukanlah terkait dengan harga jual, tapi keuntungan yang didapatkan toko untuk setiap unit yang terjual yang diperbesar.
Blackberry Aurora diperkenalkan ke publik Indonesia secara resmi pada tanggal 9 Maret 2017 atau hampir 15 bulan lalu dengan harga Rp 3,5 juta. Memiliki bentang layar 5,5 inchi, fitur yang diunggulkan saat itu adalah spesifikasi baterai 3.000 mAh, chipset Snapdragon 425 dan kapasitas RAM 4 gigabita dan penyimpanan internal 32 gigabita.
KeyOne sendiri diluncurkan pada tanggal 23 November 2017 dengan harga jual Rp 9 juta. Mengincar segmen premium, ponsel pintar ini memiliki sistem dalam cip (system on chip) Snapdragon 625, kapasitas RAM 4 gigabita dan penyimpanan internal 64 gigabita.
Selain spesifikasi yang dimiliki, pihak PT BB Merah Putih optimistis bahwa kelebihan produk ini terletak pada DNA produk yang bertahan sejak lama yakni keamanan. Salah satu ciri khas dari ponsel Blackberry dari era sistem operasi BB OS yakni Blackberry Hub dipertahankan di era sistem operasi Android. Fitur ini menggabungkan seluruh pemberitahuan yang masuk ponsel di dalam satu tempat sehingga pengguna memiliki kuasa untuk mengetahui dan merespon tanpa harus berpindah-pindah aplikasi.
Dengan harga jual dan spesifikasi yang dimiliki, Sukaca tetap yakin bahwa Aurora akan tetap diminati oleh konsumen meski dia mengakui bahwa dalam usia satu tahun lebih ada beberapa hal yang tidak bisa dipenuhi Aurora seperti tren rasio layar 18:9 yang kini menjadi kelaziman dari ponsel yang dirilis tahun 2018.
Aurora yang dijual dengan harga baru ini tidak memiliki perbedaan dari unit yang dimulai resmi dijual pada bulan April 2017 lalu, baik dari spesifikasi maupun perangkat lunak di dalamnya. Menurut Sukaca, fitur-fitur keamanan yang menjadi kelebihan produk BB masih ada meski belum diperkenalkan sesuatu yang baru hingga kini.
Menunggu Key2
Setelah KeyOne diluncurkan untuk Indonesia, belum ada seri lain yang menyusul hingga perbincangan dengan perwakilan PT BB Merah Putih berlangsung hari Kamis lalu. Salah satu nama yang dipertimbangkan oleh Sukaca untuk menyusul adalah Key2, penerus KeyOne yang diumumkan tanggal 6 Juni.
Hadir dengan perbaikan dalam bentuk desain yang lebih ramping serta mempertahankan papan tuts fisik, Key2 masih menggunakan seri chipset 600 dari Qualcomm yakni Snapdragon 660 dengan kapasitas RAM 6 gigabita dan sepasang lensa ganda di belakang. Spesifikasi yang meski ketinggalan dengan seri ponsel unggulan (flagship) dari perusahaan kompetitor yang memakai chipset seri 800, Key2 diyakini bisa dioperasikan dengan cepat untuk keperluan produktivitas bagi penggunanya.
Stanly Widjaja, Head of Sales BB Merah Putih, mengatakan bahwa mereka tidak bisa meluncurkan seri-seri baru ponsel Blackberry dengan cepat karena harus mempertimbangkan pemilik lisensi yang lain yakni TCL dan Optiemus Infracom serta pengawasan yang ketat dari Blackberry Mobile. KeyOne maupun Key2 adalah hasil dari TCL yang memiliki lisensi untuk penjualan global.
Kontrol ketat diberikan hingga pada proses produksi sampai pengepakan. Menurut Stanly, Blackberry Mobile terlibat hingga pemilihan boks untuk pengepakan dan aksesoris yang disertakan untuk setiap unit yang dijual.
"Proses yang ditempuh untuk mempersiapkan ponsel baru bisa mencapai 8 bulan. Tentu akan sulit menghadapi kompetitor yang meluncurkan produk baru dengan jendela waktu yang lebih singkat. Tapi kami yakin bahwa kualitas dari produk Blackberry akan menjadi jaminan," ujar Stanly.
Evaluasi
Dengan waktu hingga 7 bulan sejak KeyOne diluncurkan, PT BB Merah Putih mengakui bahwa fenomena ponsel dengan papan tuts fisik memang sulit untuk merebut hati konsumen muda yang sudah terbiasa mengetik menggunakan papan tuts virtual. Pada saat yang sama, harganya yang terbilang premium menyulitkan para pengguna ponsel Blackberry lama untuk migrasi.
"Ponsel dengan papan tuts memang terbilang produk niche atau memiliki konsumen yang spesifik," kata Sumarno Gotama, Head of Marketing.
Konsumen yang membeli produk KeyOne adalah mereka yang menggunakan ponsel untuk bekerja dan membutuhkan aktivitas mengetik dalam intensitas tinggi. Menurut Sukaca mereka masih mengandalkan penjualan ponsel ini secara B2C atau langsung ke konsumen ketimbang B2B atau bekerja sama dengan perusahaan lainnya.
Untuk Aurora sendiri, lanjut Sukaca, pihaknya masih mencatatkan penjualan hingga kini. Itulah mengapa harga khusus untuk menyambut libur lebaran pun dipersiapkan untuk makin mendongkrak penjualan.