Melambatkan Minggu dengan ”Brunch”
Setelah sepekan penuh didera kesibukan, paling nikmat melewati hari Minggu dengan berlambat-lambat. Tak perlu tergesa karena tidak ada tenggat memburu. Boleh juga bangun sedikit lebih lambat, lalu bersantap di pengujung pagi menjelang siang bersama keluarga.
Mereka yang senang mengisi hari Minggu dengan makan bersama biasanya akan pergi bersantap ketika pagi sudah mulai beranjak menjelang siang. ”Brunch”, singkatan dari breakfast-lunch,sudah menjadi kebiasaan sejak akhir abad ke-19 di Eropa. Kebiasaan ini lalu menyebar ke Benua Amerika dan lainnya. Biasanya berlangsung antara pukul 10.00 dan pukul 14.00.
Melihat kebiasaan ini, Fairmont Jakarta mewadahi mereka yang ingin menghabiskan hari Minggu dengan santai dan nyaman. Brunch di Fairmont berlangsung pukul 11.30-15.00 karena para chef dan krunya membutuhkan waktu tambahan selepas menyajikan makan pagi yang selesai pukul 10.00.
Menu yang tersedia saat brunch sangat lengkap, mulai dari masakan India, sea food, sup, mi, serba panggang dan bakar, dim sum, masakan Italia, menu Jepang, salad, hingga beberapa menu khusus yang disajikan secara a la carte.
Namun, yang terbaru adalah carving station yang menyajikan, salah satunya, daging sapi wagyu bagian paha yang dimasak dengan api kecil. ”Daging sapi ini kami pesan khusus. Sapinya dari Australia, digemukkan di Lampung, dan disembelih di IPB, Bogor. Jadi, ada pengaruh lokalnya,” ungkap Executive Chef Fairmont Jakarta Edi Pancamala.
Menurut Edi, pihaknya ingin menghadirkan yang tidak biasa. Mengolah daging bagian paha cukup berisiko. Jika tidak cermat, tekstur daging berubah menjadi keras. Edi membutuhkan waktu tiga hari untuk mempersiapkan sajian ini.
Daging terlebih dahulu diberi bumbu bawang putih, rosemary, dan lada hitam lantas diinapkan semalam. Keesokan harinya, daging mulai dipanggang dengan suhu 65 derajat celsius. Di atas itu, protein akan rusak. Pada Minggu pagi, daging sudah matang dan siap disajikan.
”Daging ini kami slow roasted. Sengaja kami pilihkan bagian paha agar ada story telling-nya. Kalau rib eye, tenderloin, atau sirloin, kan, sudah biasa. Nah, kalau daging paha ini jarang yang berani mengolah karena berisiko,” ungkap Edi.
Sajian ini disantap bersama beberapa jenis sayur panggang. Selain daging wagyu, tersaji pula daging domba panggang, salmon en croute yang dipadukan dengan saus krim lemon, dan daging kalkun panggang. Staf dapur dengan sigap membantu mengiris, memotong, dan mengerat daging-daging itu bagi tamu yang kepincut menyantapnya.
Telur ikan
Sebelumnya, mari cicipi kaviar sebagai pembangkit selera makan. Telur-telur ikan sturgeon yang berwarna merah dan hitam ini disajikan segar atau sudah digarami, yang membuat rasanya semakin ”keluar”. Caviar yang teksturnya lembut ini disajikan dengan krim asam, krim putih telur, irisan daun bawang, dan cacahan bawang merah yang ditempatkan di atas blini mini berwarna merah atau kecoklatan. Caviar kaya sodium sekaligus kolesterol.
”Caviar ini diambil dari ikan hasil budidaya, bukan yang langka dan dilindungi. Cara mengambil telurnya sekarang juga sudah lebih manusiawi, tidak perlu mematikan ikannya,” tutur Edi.
Jika ingin melanjutkan dengan menu berempah, bisa mampir di stasiun masakan India. Rempahnya menyapa lembut, tidak terlalu menyengat, dengan rasa yang tidak asing dengan lidah Indonesia. Lamb kurma, tandoori achari jingga, tandoori pharata, subz dum biryani, dan masala cheese naan adalah sebagian menu India yang ditawarkan.
Ikan lokal
Untuk penggemar seafood, berbagai sajian ikan dan menu laut lainnya, seperti lobster, kepiting, udang, cumi, dan kerang dari berbagai daerah dan negara terhidang. Pengunjung bisa memesan bahan-bahan ini untuk dipanggang, digoreng, atau dikukus. Ikan-ikan kebanyakan berasal dari Lombok, seperti kakap merah dan ruby sniper. Ada pula gurami dari Lampung. Hanya salmon saja yang impor.
”Dua minggu sekali kami dapat kiriman dari Lombok. Jenis ikannya tidak menentu, tergantung hasil tangkapan nelayan,” ucap Edi.
Bahan-bahan baru dipotong setelah dipesan demi menjaga kesegarannya. Disediakan pula berbagai macam saus, olesan, dan cocolan lainnya sesuai pilihan, sebagai teman menyantap sari laut.
Penggemar masakan Jepang bisa mencicipi sushi, sashimi, tempura, ramen curry, miso soup, crispy salmon skin, dan masih banyak lainnya. Mereka yang lebih memilih menu Italia, ada aneka pasta, lobster ravioli, marinara pizza, meat lover pizza, dan lainnya. Belum lagi grill station yang menyajikan berbagai macam sate dan steak.
Tak jauh dari situ, tersedia aneka macam sambal, seperti sambal bajak, dabu-dabu, sambal ijo, sambal matah, colo colo, dan sambal kacang yang memicu selera.
Ada baiknya berkeliling terlebih dahulu sebelum menentukan pilihan santapan. Begitu beragamnya makanan dan terbatasnya daya tampung perut sehingga perlu untuk membuat prioritas guna menentukan apa yang ingin disantap. Jangan lupa masih aneka dimsum dan masakan China yang juga perlu masuk pertimbangan.
Jika tidak ingin pusing-pusing, bisa langsung memesan menu a la carte, seperti burrata, scallop, short ribs, warm foie gras, best end of lamb, classic benedict, roasted spring chicken, atau lobster pie. Sambil bersantap, para tamu pun dihibur dengan sajian musik hidup dari salah satu sudut restoran.
Sebagai penutup, beragam keju tersaji, seperti gouda, edam, parmesan, gorgonzola, stilton, rustique camembert, brie perancis, cheddar red, comte, dan gouyere tersaji. Aneka kue, roti, pastry bersalut gula, coklat, dan keju menanti dicicipi. Macaroon, cheese cake, cheese tart, yuzu religuise yang dicelupkan ke coklat, pannacotta, baba, hanako, dan masih banyak lainnya menjadi ”surga” bagi para pencinta makanan manis.
Jangan sampai lupa untuk mencicipi liquid nitrogen dessert-nya. Nitrogen cair memiliki titik beku -58 derajat celsius. Benda yang dimasukkan ke nitrogen cair akan cepat membeku.
Terlebih dahulu staf dapur akan memasukkan sendok ke dalam nitrogen cair. Dengan sendok itu, diambil lah es krim raspberry yang kemudian ”digoreng” dengan nitrogen cair. Waktunya harus dihitung betul agar bagian dalam tetap berupa es krim namun bagian luarnya mengeras. Jika terlalu lama, semua bagian akan mengeras. Setelah diberi taburan tumbukan kacang almond, saus vanila, dan buah raspberry kering, es krim ”goreng” ini pun siap membelai lidah dengan teksturnya yang unik serta rasanya yang gurih, asam, dan manis.