Pemilik Burung Seharga Rp 500 Juta Tolak Tawaran Presiden
Oleh
Andy Riza Hidayat
·2 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Pemilik burung murai batu bernama M Nur Alamsyah menolak tawaran Presiden Joko Widodo yang ingin membeli burung peliharaannya itu.
Nur masih sayang pada burung bernama Kitaro itu, yang menang pada sesi pertama lomba Burung Berkicau Piala Presiden 2018 di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Minggu (11/3).
”Nanti yang juara satu akan saya beli, saya sudah nawar. Tetapi pemiliknya bilang tidak dijual,” kata Presiden Jokowi di lokasi lomba pada Minggu pagi.
Burung bernama Kitaro milik Nur itu memang paling menonjol di sesi pertama lomba. Nur masih akan mengikuti lima sesi lomba lagi di ajang tersebut.
Pria asal Brebes itu masih sayang pada burung yang dibelinya dengan harga Rp 500 juta itu. Sebab untuk mendapatkan burung dengan kemampuan berkicau seperti itu, sulit sekali.
Nur, yang punya nama panggilan Dede, membeli burung Kitaro dari seseorang di Jakarta. Nur tidak bersedia menjelaskan nilai tawaran yang disampaikan Presiden, ”Off the record.” Hanya saja, dia terkaget-kaget dengan tawaran Presiden.
Mengenai perawatan burung itu, dia mengaku tidak ada yang istimewa. Setiap pagi hari dari subuh hingga pukul sepuluh pagi, dia menaruh burungnya di area yang terkena sinar matahari.
Pada saat itu dia memberi makan lima ekor jangkrik. Setelah itu dia kembali menaruh di tempat tertutup untuk kemudian dijemur lagi sore hari.
Adapun untuk lomba kali ini, Nur alias Dede mempersiapkan diri selama tiga minggu.
Lomba kali ini diikuti 700 pemilik dengan jumlah burung sekitar 4.000 ekor. Pembukaan lomba ini dilakukan Presiden dengan ditandai pelepasan ratusan burung ke alam bebas di area Kebun Raya Bogor.
Acara ini digelar untuk mendorong agar semakin banyak penangkaran burung di Indonesia. Penangkaran itu membantu melestarikan jumlah spesies burung, terutama untuk jenis tertentu yang terancam punah.
Ketua Panitia Festival Burung Berkicau Piala Presiden 2018 Lukmanul Hakim mengatakan, acara ini diikuti penggemar burung dari seluruh Indonesia.
Paling tidak, ada 18 jenis burung yang dilombakan di ajang ini di mana setiap lomba didasarkan pada lagu yang dibawakan burung, tonjolan suara, irama lagu, dan durasi kerja.