Berpuisi dengan ”Nge-rock”
”Apa kabar cinta?/
Apakah kamu terjebak kemacetan?/
Jangan patah hati, lanjutkan perjalanan!/”
Demikain ucap Yudhistira ANM Massardi membacakan puisi karyanya berjudul ”Jakarta #3”. Puisi itu tertuang dalam buku Kumpulan Puisi Yudhistira ANM Massardi berjudul Luka Cinta Jakarta yang diterbitkan Kepustakaan Populer Gramedia. Yudhistira membaca puisi dalam acara Pentas Puisi Nge-Rock di Balai Soedjatmoko-Bentara Budaya Solo, Jawa Tengah, Sabtu (3/3) malam.
Ia tidak sendirian. Dalam acara pembacaan puisi itu, tampil juga lady rocker yang juga sahabatnya sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, Renny Djajoesman. Renny ”menyanyikan” tiga puisi Yudhistira.
Selain itu, tampil juga Yuka Mandiri, Halida Wibawaty, Gema Isyak, Gandhi Asta dan Gema Isyak (Uniloka), Jalu Setya Nugraha, serta Fajar Merah. Yudhistira secara khusus merangkul dua seniman muda Solo, Gandhi dan Isyak, untuk meracik komposisi musik dari puisi-puisi karyanya.
Mengawali acara Pentas Puisi Nge-Rock, Yudhistira membaca sendiri beberapa puisinya dari buku Luka Cinta Jakarta, antara lain ”Jakarta # 3”, ”Jakarta #14”, ”Jakarta #22”, dan ”Jakarta #12”. Puisi-puisi Yudhistira dalam buku tersebut bertutur tentang derap kehidupan sehari-hari, mulai dari cinta, kemacetan lalu lintas, hingga gejolak kontestasi pemilihan kepala daerah.
”Buku ini kumpulan 100 puisi tentang Jakarta. Semua judulnya ’Jakarta’, tetapi judul tersebut sebenarnya bisa diganti kota apa saja, misalnya Solo atau Surabaya. Karena, setiap kota memiliki problematik yang sama,” ujarnya.
Meskipun semua puisinya di buku Luka Cinta Jakarta berjudul Jakarta, Yudhistira tidak hanya memotret Ibu Kota. Ia sebenarya mengangkat persoalan umum yang dihadapi kota-kota lain di Indonesia. Karena itu, dalam pembacaan puisi berjudul ”Jakarta #3”, ia pun mengganti sendiri kata ”Jakarta” dengan ”Surakarta” dan tetap terasa relevan.
Luka Cinta Jakarta merupakan antologi puisi yang diluncurkan Februari lalu. Puisi-puisi di dalamnya ditulis dari kurun waktu April hingga Agustus 2017.
Pentas Puisi Nge-Rock baru terasa benar-benar ngerock ketika Renny tampil dalam musikalisasi puisi dengan diiringi musik garapan Uniloka. Suara rocker Renny masih terasa kuat ketika membacakan dan menyanyikan puisi-puisi Yudhistira.
Ia membawakan tiga puisi, yakni ”Jakarta # 96”, ”Jakarta #18”, dan ”Jakarta # 69”. Sayangnya, Renny tak sempat berlatih bersama dengan Uniloka sebelum tampil di Balai Seodjatmoko sehingga pada beberapa bagian terasa kurang sejiwa dengan alunan musik.