Jawa Timur Pasar yang Berpotensi bagi Penjualan Kendaraan
Oleh
Ambrosius Harto Manumoyoso
·3 menit baca
Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) Surabaya Auto Show (SAS) 2017 berlangsung dari Rabu (20/9) sampai Minggu (24/9). Pameran otomotif terbesar di Jawa Timur itu mencatat pencapaian manis. Tahun ini, para peserta pameran berhasil menjual komitmen untuk pengadaan 1.486 mobil dan kendaraan komersial, naik dibandingkan dengan tahun lalu yang angkanya 1.392 mobil dan kendaraan komersial. Jumlah itu akan menambah angka penjualan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).
Pada semester I tahun 2017, menurut Gaikindo, sedikitnya 64.000 mobil terjual di Jawa Timur. Jumlah itu tumbuh 2,7 persen dibandingkan dengan semester I tahun 2016. Meskipun pertumbuhan penjualan 2,7 persen dinilai kurang agresif, Jawa Timur tetap dipandang sebagai pasar potensial penjualan kendaraan. Peningkatan penjualan pada GIIAS menunjukkan indikasi kuat hal tersebut bisa terwujud.
Gaikindo meyakini penjualan di Jatim pada semester II akan melesat. Indikasinya, pertumbuhan ekonomi Jatim pada semester I yang 5,1 persen diyakini lebih tinggi lagi pada semester II.
Ketua III Gaikindo Rizwan Alamsyah di sela-sela pameran GIIAS SAS 2017 mengungkapkan, di Indonesia 715.291 kendaraan telah terjual selama Januari-Agustus tahun ini. Jumlah itu naik 3,5 persen daripada periode yang sama pada tahun lalu. Penjualan kendaraan masih terpusat di Pulau Jawa. Adapun penjualan kendaraan di Jatim menduduki peringkat ketiga, yakni setelah Jawa Barat dan DKI Jakarta.
”Meningkatnya penjualan di pameran memantapkan posisi Jatim sebagai salah satu pasar andalan otomotif nasional,” kata Rizwan.
GIIAS SAS 2017 mengusung tema First Class Auto Show, berubah dibandingkan tema tahun lalu, Autovaganza. Pameran tahun ini diadakan di pusat belanja Grand City di areal seluas 8.038 meter persegi.
Pameran diikuti oleh 20 produsen kendaraan dan pendukung, lebih banyak daripada tahun lalu, 15 produsen. Para peserta pameran itu antara lain BWW, Daihatsu, Honda, KIA, Lexus, Mazda, Mercedes-Benz, Mitsubishi Motors, Renault, Suzuki, Toyota, dan Wuling.
Produsen kendaraan melihat Jatim sebagai salah satu pasar yang sangat potensial. Direktur Honda Surabaya Center Ang Hoey Tjong menunjukkan bukti bahwa penjualan semester I tahun ini tembus 14.800 unit. Jumlah itu naik dibandingkan dengan semester I tahun lalu yang 14.300 unit. Honda Brio, Mobilio, HR-V, BR-V, dan Jazz menjadi lima jenis mobil penyumbang penjualan terbesar Honda di Jatim tahun ini.
Pandangan senada diutarakan oleh Network Development & Operation Director Wuling Motors Nathan Sun. Meski berposisi sebagai produsen baru dengan produk yang dikenalkan kepada publik Jatim pertama kali melalui GIIAS SAS 2017, Wuling cukup percaya diri memasuki pasar di Jatim. Wuling telah mendirikan sembilan dealer di Jatim. ”Ini salah satu wujud keseriusan kami menggarap pasar di sini,” ujarnya.
Dalam kesempatan terpisah, Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan, Jatim yang berpenduduk hampir 40 juta jiwa merupakan pasar yang cocok bagi kendaraan baru. Dalam pengamatan pemerintah, animo masyarakat terhadap pameran otomotif selalu tinggi. ”Namun, akan timbul tantangan baru,” katanya.
Menurut dia, pertumbuhan jumlah kendaraan yang tinggi akan memunculkan masalah kemacetan dan kecelakaan. Di Jatim, total panjang jaringan jalan 35.300 kilometer. Angka ini meliputi jalan nasional 2.100 km, jalan provinsi 1.800 km, dan jalan kabupaten/kota 31.400 km. Adapun jumlah kendaraan lebih dari 18 juta unit.
Menurut catatan Pemerintah Provinsi Jatim, pembangunan prasarana di wilayah itu baru 0,1 persen per tahun. Padahal, pertumbuhan kendaraan rata-rata 10 persen. Jika tidak diantisipasi dengan pembangunan yang agresif, dalam sepuluh tahun mendatang kemacetan dapat menjadi persoalan besar di Jatim.