Era konvergensi media saat ini telah melahirkan karya seni lintas media. Gagasan dan latar belakang menjadi hal utama yang ditampilkan, sedangkan medium menjadi pilihan bahasa ungkap seorang seniman. Ini juga terjadi di fotografi. Interaksi medium menjadi ”kewajiban”. Contohnya, rasa kehilangan di masa kecil yang mengendap kemudian diungkapkan melalui karya foto instalasi (fotografi, patung, dan multimedia) yang mengantarkan M Fajar Apriyanto meraih gelar doktor penciptaan seni dengan minat fotografi. Dalam ujian terbuka, Fajar berhasil mempertahankan disertasinya di depan delapan penguji di Program Pascasarjana ISI Yogyakarta. Fajar menunjukkan karya berjudul Nrima ing Pandum yang dihasilkan dari riset doktoralnya.
Melankolia merupakan rasa kesedihan yang dialami seseorang karena ditinggalkan orang yang penting dan berharga dalam hidupnya. Rasa kehilangan tersebut menjadi pemicu seseorang untuk melakukan aktivitas yang tidak produktif. Hal tersebut apabila dibiarkan berlarut-larut akan berdampak negatif bagi kehidupannya pada masa yang akan datang. Pascakedukaan, seseorang dapat memasuki wilayah melankolia. Melankolia menunjukkan bahwa subyek (individu) telah kehilangan suatu obyek. Melankolia seperti inilah yang terjadi pada diri Fajar sehingga kehidupan sehari-hari menjadi terganggu.
Sejak kecil, Fajar telah ditinggalkan oleh sosok seorang ibu karena meninggal dunia. Kepergian sosok ibu akhirnya menghadirkan kecemasan, senang menyendiri, dan tidak ada rasa percaya diri. Fajar melihat lingkungan sosial, baik di lingkungan tetangga maupun sekolah, selalu membandingkan dengan situasi yang terjadi pada dirinya. Peneliti merasa bahwa keluarga yang memiliki ayah/ibu selalu memberikan perhatian dan kasih sayang.