FotografiFoto CeritaKampung yang Menolak Atribut...
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Bebas Akses

Kampung yang Menolak Atribut Kampanye

Keberanian warga Kampung Gamelan bak oase di tengah fenomena membanjirnya sampah visual berwujud APK.

Oleh
FERGANATA INDRA RIATMOKO
· 2 menit baca
Kampung Gamelan (kanan) di Kelurahan Panembahan, Kraton, Yogyakarta, yang sepakat menolak pemasangan atribut kampanye terlihat dari udara, Kamis (18/1/2024).
FERGANATA INDRA RIATMOKO

Kampung Gamelan (kanan) di Kelurahan Panembahan, Kraton, Yogyakarta, yang sepakat menolak pemasangan atribut kampanye terlihat dari udara, Kamis (18/1/2024).

Sepasang pengguna sepeda berhenti sejenak untuk membetulkan posisi jas hujan dari plastik tipis yang mereka gunakan untuk melindungi badan dari hujan yang turun sejak pagi di Kampung Gamelan, Kelurahan Panembahan, Kraton, Yogyakarta, Kamis (18/1/2024) sore. Sekitar 2 meter dari tempat mereka berhenti terdapat sebuah spanduk berwarna oranye dengan panjang sekitar 1,5 meter yang diikatkan pada tiang penanda Kampung Gamelan. Spanduk itu berisi penolakan warga terhadap pemasangan atribut partai politik di permukiman mereka.

Spanduk penolakan warga.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Spanduk penolakan warga.

Spanduk sejenis dipasang di sedikitnya tiga lokasi di kampung itu. Pemasangan dilakukan di sudut-sudut jalan untuk memastikan visibilitasnya baik.

Kampung Gamelan pada masa lampau merupakan tempat tinggal para abdi dalem Keraton Yogyakarta yang bertugas sebagai perawat kuda atau biasa disebut gamel. Kampung para pekerja gamel itu hanya berjarak sekitar 1 kilometer dari Keraton Yogyakarta dan berada di dalam lingkup benteng Keraton Yogyakarta, atau lazim dikenal dengan sebutan Njeron Beteng.

Spanduk penolakan dipasang di sudut Jalan Gamelan Raya.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Spanduk penolakan dipasang di sudut Jalan Gamelan Raya.

Fenomena penolakan warga Kampung Gamelan terhadap bermacam atribut kampanye bak oase di tengah jenuhnya masyarakat terhadap atribut kampanye yang kian menjejali ruang di tepi jalan dan sering kali dipasang dengan sembarangan. Dosen Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta sekaligus inisiator gerakan Reresik Sampah Visual, Sumbo Tinarbuko, saat masa kampanye Pemilu 2019 lalu bahkan menyebut alat peraga kampanye (APK) beralih fungsi menjadi teroris visual yang rajin menyebar sampah visual iklan politik pada ruang publik.

Suasana kampung yang bebas APK.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Suasana kampung yang bebas APK.

Menurut Mukhlis, Ketua RT 050 RW 013 Kelurahan Panembahan, penolakan warga terhadap APK dilakukan karena pemasangan atribut kampanye sering dilakukan secara sembarangan sehingga justru menimbulkan masalah. Warga yang jengkel terhadap pemasangan APK, lanjut Mukhlis, dikhawatirkan akan mencabut sendiri alat peraga kampanye yang dinilai mengganggu, padahal hal itu melanggar aturan.

Penolakan warga terhadap keberadaan APK berbuah manis. Pemandangan kampung itu pun menjadi alami seperti hari-hari biasa ketika masa kampanye belum berlangsung.

Sejumlah anak muda berkumpul bersama di warung Cerita Kopi Mukidi, Kelurahan Panembahan, Kraton, Yogyakarta, Kamis (18/1/2024).
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Sejumlah anak muda berkumpul bersama di warung Cerita Kopi Mukidi, Kelurahan Panembahan, Kraton, Yogyakarta, Kamis (18/1/2024).

Poster kandidat ketua organisasi Pewarta Foto Indonesia Yogyakarta ditempel di warung kopi tersebut.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Poster kandidat ketua organisasi Pewarta Foto Indonesia Yogyakarta ditempel di warung kopi tersebut.

Menurut Retta, salah seorang warga, kesepakatan Kampung Gamelan dalam menolak alat peraga kampanye turut berimbas pada sejumlah kampung di sekitarnya. Meski tidak semua kampung di lingkup Njeron Beteng memiliki paradigma yang sama dengan Kampung Gamelan, setidaknya sikap menolak kehadiran atribut kampanye tersebut menjadi salah satu simbol keberanian menolak penjajahan visual dari para pegiat partai politik yang sering kali semena-mena dalam upaya mereka menggalang perolehan suara.

Salah satu kampung di dekat Kampung Gamelan yang lebih permisif terhadap pemasangan APK.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Salah satu kampung di dekat Kampung Gamelan yang lebih permisif terhadap pemasangan APK.

Alat peraga kampanye dipasang di kawasan permukiman di tepi Sungai Code, Yogyakarta.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Alat peraga kampanye dipasang di kawasan permukiman di tepi Sungai Code, Yogyakarta.

Selain menjadi sampah visual, alat peraga kampanye yang dipasang di pagar Jembatan Lempuyangan, Yogyakarta, juga melanggar aturan dan dapat membahayakan pengguna jalan.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Selain menjadi sampah visual, alat peraga kampanye yang dipasang di pagar Jembatan Lempuyangan, Yogyakarta, juga melanggar aturan dan dapat membahayakan pengguna jalan.

Memuat data...
Memuat data...
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000