Bagi Darya Odoy (66) yang berprofesi sebagai tukang cukur, meskipun pelanggannya tidak mempunyai uang dia tetap memotong rambut mereka. "Asal orangnya jujur, saya tetap kerjain,” ujarnya. Odoy adalah tukang cukur keliling yang tersisa di kawasan Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat. Kemunculan pangkas rambut modern telah mengikis orang-orang dengan mata pencarian ini. Namun, dengan ketulusan melayani para pelanggannya, Odoy memilih untuk bertahan. Ia menjelaskan, kawasan tempat tinggalnya sempat dihuni oleh lebih dari sepuluh tukang cukur keliling. Mulai tahun 90-an, satu per satu dari mereka memutuskan pulang kampung dan berganti pekerjaan lain.
Jarum jam menunjuk angka delapan saat Odoy mulai mengemas perkakas cukurnya. Gunting, sisir, sikat, dan alat cukur elektrik, ia masukkan satu per satu ke dalam tas selempang abu-abu yang mulai pudar. Selang satu menit, Odoy keluar dari balik kelambu yang menggantung pada kosen pintu. Ia bergegas mengunci kamar dan menuju sebuah cermin di teras untuk merapikan topi putih ala kolonial yang menjadi ciri khasnya.