Akhir-akhir ini banyak bermunculan polemik tentang mural yang bernada kritik yang ditemukan di sejumlah lokasi. Mural yang menjadi bagian dari seni rupa tersebut banyak menghiasi sudut-sudut kota. Golongan yang merasa gerah pun dengan gegabah menghapus simbol ungkapan suara-suara yang selayaknya bebas tercurah.
Tetapi, ternyata bukan hanya kaum urban masyarakat kota yang memiliki rasa senada. Di sejumlah tempat di pelosok desa pun banyak dijumpai tulisan dengan ungkapan yang hampir sama. Mulai dari cara mencurahkan dengan memoles secara estetika hingga coretan spontan yang sangat sederhana.

Pesan Nestapa di Kala Peringati Indonesia Merdeka