Rekan jurnalis dari surat kabar cetak nasional Sugeng Sulaksono mengungkapkan kekagumannya akan kondisi kendaraan di ”Negeri Sakura”, Jepang, akhir September 2014 lalu. Ia takjub melihat semua mobil dan sepeda motor yang melaju di jalan raya terlihat terawat tanpa cacat. ”Mulus semua. Beda sekali kondisinya dengan di Jakarta,” ucapnya.
Bodi mulus kendaraan bukan semata yang membuat kami terpana. Kedisiplinan pengendara dalam menaati rambu dan marka serta santun terhadap pejalan kaki adalah pesona lain di jalan raya di kota-kota Jepang. Budaya beradab berlalu lintas masyarakat Jepang itu dipercaya menjadi kunci utama dalam memangkas catatan angka kecelakaan di jalan raya. Badan Kepolisian Nasional Jepang (NPA) melansir data kecelakaan pada tahun 2013 dengan jumlah korban meninggal 4.373 orang. Angka itu turun jauh jika dibandingkan pada tahun 2000 yang mencapai 9.066 korban.
Tradisi menaati aturan dan saling menghormati sesama pengguna jalan rupanya belum cukup menjadi modal Jepang untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas. Hal penting lain yang patut diteladani adalah giatnya kampanye keamanan berkendara, seperti yang telah dilakukan oleh Honda sejak tahun 1970-an.
