Hidup sebagai penghayat kepercayaan di tengah memanasnya isu intoleransi bukan hal yang mudah bagi Sukma Dewi Nawangwulan. Tantangan demi tantangan hadir silih berganti ke dalam hidupnya. Namun, ibu berusia 41 tahun itu tidak pernah mau menyerah.
Sejak kecil, warga Desa Wanasari, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, itu sudah kenyang dengan cemoohan dan tunduhan dari lingkungan perihal keyakinannya. Ia dicap sebagai orang yang tersesat atau tidak benar hanya karena memilih cara yang berbeda dalam berkomunikasi dengan sang pencipta.