Perahu Listrik Jaga Aliran Energi Hijau di Green Canyon Pangandaran
Perahu listrik di Green Canyon memberikan manfaat praktis dan nyaman bagi pengemudi dan ramah lingkungan.
![Perahu wisata bermesin listrik di kawasan wisata Green Canyon, Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Minggu (5/5/2024). Sudah dua bulan sebanyak 12 perahu diuji coba menggunakan tenaga listrik.](https://cdn-assetd.kompas.id/fArj-Xhqr5URqKphXtRTx1n5lFM=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F05%2F25%2Ff2c8cad6-2044-4da9-a85d-e6431b174b7d_jpg.jpg)
Perahu wisata bermesin listrik di kawasan wisata Green Canyon, Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Minggu (5/5/2024). Sudah dua bulan sebanyak 12 perahu diuji coba menggunakan tenaga listrik.
Kawasan wisata Green Canyon di Cijulang, Kabupaten Pangandaran, telah puluhan tahun menjadi primadona Jawa Barat. Namun, tahun ini, energinya terasa lebih segar. Kehadiran perahu listrik membuat masa depan alam dan manusia di sana kian bermakna.
Azmi Mubarok (48) memencet tombol di mesin tempel perahunya di Dermaga Green Canyon, Minggu (5/5/2024) siang. Seketika, mesin bertenaga setara 6 PK itu menyala bak bunyi mobil. Azmi adalah satu dari puluhan pengemudi perahu wisata di Green Canyon.
”Alus (bagus) euy,” ucap seorang pengemudi perahu lainnya yang kagum dengan kemudahan menyalakan mesin itu. Azmi membalas kekaguman itu dengan senyuman.
”Kalau pakai mesin gantar, menyalakannya harus sembari menarik tali. Salah tarik, talinya bisa kena muka,” kata Azmi.
![Perahu wisata bermesin listrik mengantar pelancong di kawasan wisata Green Canyon, Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Minggu (5/5/2024).](https://cdn-assetd.kompas.id/8i9Yh8z62EOPKw1JTEyVvZ-E9h0=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F05%2F25%2F4c7e671f-fd75-4eed-98c3-f1529fce6349_jpg.jpg)
Perahu wisata bermesin listrik mengantar pelancong di kawasan wisata Green Canyon, Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Minggu (5/5/2024).
Gantar adalah mesin konvensional serbaguna bertenaga bensin. Alat ini masih jamak digunakan di perahu nelayan dan warga di pesisir Pangandaran.
Bersama angin sejuk muara Sungai Cijulang, satu tangan Azmi lantas cekatan menggerakkan tuas gas. Seperti mengendarai sepeda motor, dia tidak kesulitan menggerakannya.
![https://cdn-assetd.kompas.id/p4qVlysvCkF-NLW5SyJwqgvKhuo=/1024x588/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F05%2F25%2Fdb22108b-15e4-482a-817b-10363f860064_png.png](https://cdn-assetd.kompas.id/p4qVlysvCkF-NLW5SyJwqgvKhuo=/1024x588/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F05%2F25%2Fdb22108b-15e4-482a-817b-10363f860064_png.png)
Saat perahu melaju, air nyaris tak beriak. Perahu bermuatan tujuh orang itu pun menyusuri sungai yang airnya kehijauan dengan tenang.
Perbedaan lainnya, mesin listrik tidak bising. Jika pakai mesin gantar, pengemudi perahu dan pengunjung sulit berbincang.
![Nelayan bersiap mengantar wisatawan mengelilingi kawasan wisata Green Canyon dengan menggunakan perahu listirk di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Minggu (5/5/2024).](https://cdn-assetd.kompas.id/NXtRZCzQpjii-iPi-XSBWmHDYP4=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F05%2F25%2F947f2f01-d910-46e2-bb6a-3ebece3610c7_jpg.jpg)
Nelayan bersiap mengantar wisatawan mengelilingi kawasan wisata Green Canyon dengan menggunakan perahu listirk di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Minggu (5/5/2024).
”Bila pakai mesin lama (gantar), kita seperti bisu di jalan karena enggak bicara. Padahal, penumpang kalau diajak ngobrol itu senang. Misalnya, kenapa airnya hijau?” ungkapnya.
Bahkan, Azmi, yang telah menjadi pengemudi perahu sejak lulus sekolah menengah pertama tahun 1991, pernah mendapat permintaan agar perahunya tidak memakai mesin.
Wisatawan asal Belanda itu, katanya, tidak ingin perahu bermesin karena bising. Azmi berdamai dan rela mengayuh perahu memakai dayung.
Namun, menggunakan dayung saat menyusuri Sungai Cijulang sepanjang 3 kilometer tentu meletihkan.
Cegah abrasi
Itu sebabnya, ketika mendengar PT PLN (Persero) mendorong penggunaan perahu bermesin listrik di Green Canyon, ia langsung setuju. Dua bulan terakhir, Azmi kerap mencobanya di perahu miliknya yang diberi nama ”Ki Sunda”.
Sejak Agustus 2023, PT PLN mulai memfasilitasi hadirnya penggunaan ramah energi di Green Canyon. Saat ini, dari 80 perahu, 12 di antaranya bermesin listrik.
Selain itu, ada 52 baterai dan lima stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) secara gratis. Baterai itu juga bisa diisi dayanya selama dua jam.
![Nelayan bersiap memasang baterai baru untuk perahu motor listriknya di kawasan wisata Green Canyon, Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Minggu (5/5/2024).](https://cdn-assetd.kompas.id/eQTTTWugm15R298A6mSZaWADAS8=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F05%2F25%2F1b05fdd5-de2f-4a6a-a945-ba8f00669a67_jpg.jpg)
Nelayan bersiap memasang baterai baru untuk perahu motor listriknya di kawasan wisata Green Canyon, Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Minggu (5/5/2024).
Sejauh ini, Azmi menikmati manfaatnya. Selain lebih praktis dan nyaman, Azmi juga menilai, perahu listrik lebih hemat dibandingkan mesin gantar yang memakai bensin.
Di akhir pekan, ia membutuhkan setidaknya Rp 40.000 atau 4 liter pertalite untuk empat ritase per hari. Dengan mesin listrik, ia tak mengeluarkan ongkos. ”Semoga kalau sudah ada biaya ngecas, harganya lebih murah dari bensin,” ujarnya.
Apalagi, satu baterai hanya cukup untuk satu ritase atau pergi pulang dari dermaga ke Cukang Taneuh atau jembatan tanah, goa dengan ornamen stalaktit dan stalagmit, di Green Canyon.
Ke depan, Azmi berharap implementasi energi hijau lebih ideal. Dia mencontohkan pentingnya menambah kekuatan mesin listrik.
Baca juga: Sambut Cycling de Jabar 2024, PLN dan Pemda Siapkan Fasilitas
Meski lebih halus, kata Azmi, perahu bermesin listrik masih bergerak lebih lamban dibandingkan mesin gantar. Rata-rata mesin listrik setara 5-6 PK. Ia pun mengusulkan agar kapasitas mesin tempelnya ditambah agar lebih laju. ”Kami juga perlu baterai cadangan. Saat ini, kami masih bawa mesin gantar untuk jaga-jaga,” ucapnya.
Azmi juga berharap, penyediaan suku cadang dan tempat perbaikan mesin listrik. Tujuannya berjaga-jaga jika ada masalah. Tentu saja dengan harga yang terjangkau.
Selain ramah lingkungan karena mengganti dari bahan bakar minyak ke sumber energi listrik. Warga bisa menekan pengeluaran karena harga listrik lebih murah dibandingkan BBM.
”Saya sudah lama menunggu (inovasi) seperti ini. Enggak pernah terbayang, perahu listrik masuk sini,” ungkapnya.
Ketua Kelompok Sadar Wisata Green Canyon Suhman mengatakan, warga masih beradaptasi dengan perahu listrik. Ia yakin pemilik perahu akan memanfaatkannya jika telah menyadari keuntungannya. Apalagi, inovasi ini bisa memberi manfaat pada lingkungan.
![Perahu wisata bermesin listrik di kawasan wisata Green Canyon, Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Minggu (5/5/2024).](https://cdn-assetd.kompas.id/RuIM0ssUMVAK236OVFgRURWqLw0=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F05%2F25%2Fbb0cd1c1-0446-4350-a89f-93e68329bc9a_jpg.jpg)
Perahu wisata bermesin listrik di kawasan wisata Green Canyon, Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Minggu (5/5/2024).
Selain tidak menggunakan oli atau bahan bakar minyak, perahu ini tidak menghasilkan ombak ketika melintas. Ini berbeda dengan mesin gantar yang membuat air beriak keras. Kondisi ini dapat membuat sungai selebar 15-20 meter terdampak abrasi.
”Di sungai ini ada aturan, mesin (gantar) jangan lebih dari 7 PK. Kalau (perahu) kencang, abrasinya juga cepat,” kata Suhman.
Itu sebabnya, kapasitas mesin perahu dibatasi. Hanya perahu penyelamat yang diizinkan bermesin 15 PK. Jumlah perahu di Green Canyon pun dibatasi hanya 80 unit. ”Harapannya, perahu listrik ini semakin membuat banyak wisatawan dalam dan luar negeri datang ke Green Canyon.
Kesejahteraan warga
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, bagian dari program Electrifying Marine ini sejak awal ditujukan membantu masyarakat meningkatkan produktivitas pelaku usaha di sektor kelautan. Perahu wisata di Green Canyon jadi salah satu penerima manfaatnya.
Selain Green Canyon, hal serupa PLN mendukung elektrifikasi sektor pariwisata dengan penggunaan kapal motor listrik di Geopark Maros Pangkep, Sulawesi Selatan.
Perahu listrik digunakan oleh pengunjung untuk berkeliling di lokasi wisata Karst Rammang-rammang, Kabupaten Maros. Di sana, PLN menyediakan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) berkapasitas 7.700 volt ampere (VA) di Jembatan Dermaga 2.
![Nelayan mengecek kapasitas baterai di perahu wisata bermesin listrik di kawasan wisata Green Canyon, Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Minggu (5/5/2024).](https://cdn-assetd.kompas.id/ZY6DIQm2PY0jbR9_JdWWsGB0UGo=/1024x667/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F05%2F25%2F21ffb022-405c-4770-8f0e-7e3e757b1dad_jpg.jpg)
Nelayan mengecek kapasitas baterai di perahu wisata bermesin listrik di kawasan wisata Green Canyon, Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Minggu (5/5/2024).
Program ini, kata Darmawan, sangat bermanfaat bagi masyarakat. Selain ramah lingkungan karena mengganti dari bahan bakar minyak ke sumber energi listrik. Warga bisa menekan pengeluaran karena harga listrik lebih murah dibandingkan BBM.
”Bersama sektor ramah lingkungan lainnya, upaya itu berpotensi meningkatkan kesejahteraan warga dan pertumbuhan ekonomi wilayah,” ujar Darmawan.
Senada Darmawan, Manajer Unit Layanan Pelanggan PLN Pangandaran Nico Sugara mengatakan, perahu listrik tidak sendirian menjaga keberlanjutan Green Canyon.
![https://cdn-assetd.kompas.id/qRfSVfvIPFcUuPt6RVUb9eaqnnU=/1024x2184/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F05%2F26%2F5692a1b4-dacc-4ecc-af94-87f351f0b0ef_png.png](https://cdn-assetd.kompas.id/qRfSVfvIPFcUuPt6RVUb9eaqnnU=/1024x2184/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F05%2F26%2F5692a1b4-dacc-4ecc-af94-87f351f0b0ef_png.png)
PLN telah memasang fasilitas SPLU di area istirahat di Green Canyon dengan kapasitas 33.000 volt ampere (VA). Fasilitas itu dilengkapi enam titik pengisian daya listrik.
Konsep ramah lingkungan juga terlihat dari lantai cor di dermaga 1 dan paving block dermaga 2 Green Canyon. Kedua sarana itu menggunakan bahan limbah full ash bottom ash (FABA). Bekas pembakaran batubara itu berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap Adipala di Cilacap, Jawa Tengah.
![Petugas menggunakan aplikasi menukar baterai lama dengan baterai baru di stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) di kawasan wisata Green Canyon, Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Minggu (5/5/2024).](https://cdn-assetd.kompas.id/rxFn3fmnIkvQSJ4Dz8rXvjmQpUo=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F05%2F25%2Fce840bc0-2daf-4912-98b0-093365252e1d_jpg.jpg)
Petugas menggunakan aplikasi menukar baterai lama dengan baterai baru di stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) di kawasan wisata Green Canyon, Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Minggu (5/5/2024).
Saat ini, misalnya, terpasang juga pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) pada atap kantor Kelompok Sadar Wisata Green Canyon. PLTS ini berkapasitas 5.500 watt.
”Penerapan energi ramah lingkungan akan terus ditingkatkan. Salah satunya menambah jumlah mesin listrik agar warga dan alam sekitar semakin banyak menerima manfaatnya,” kata Nico.
Seperti namanya, penerapan energi hijau di Green Canyon berpotensi menjadi contoh baik kawasan wisata di banyak daerah lain. Pariwisata tidak hanya mensejahterakan manusia tapi juga menjaga alamnya.
Baca juga: PLN Siap Mendukung Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia