Kader PDI-P Paling Awal Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Surakarta
›
Kader PDI-P Paling Awal Daftar...
Iklan
Kader PDI-P Paling Awal Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Surakarta
Kader internal PDI-P menjadi pendaftar paling awal dalam penjaringan. Ini menunjukkan minat para kader ikuti pilkada.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Para kader internal PDI-P mendaftar pada hari pertama masa penjaringan bakal calon kepala daerah oleh Dewan Pimpinan Cabang PDI-P Kota Surakarta. Itu menunjukkan minat besarnya kader partai untuk ikut serta dalam kontestasi tersebut. Ada keinginan agar kader internal pula yang kelak diusung.
Sosok yang pertama kali mendaftarkan dirinya adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surakarta dari PDI-P, Wawanto. Ia mendatangi langsung kantor DPC PDI-P Kota Surakarta di Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (9/4/2024). Itu merupakan hari pertama dibukanya penjaringan bakal calon untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 oleh partai tersebut.
Wawanto datang sendiri dengan mobil pribadinya sekitar pukul 11.00 WIB. Ia mendaftarkan diri sebagai bakal calon wakil wali kota.
”Saya ingin menunjukkan kader PDI-P itu banyak yang berpotensi. Kenapa kita harus mencari kader-kader dari luar partai? Kan, belum teruji,” kata Wawanto, seusai pendaftaran.
Pernyataan Wawanto berkaca dari pengalaman Pilkada Kota Surakarta 2020. Saat itu, partainya mengusung Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wali kota Surakarta. Gibran baru menjadi kader partai sewaktu masa penjaringan.
Pada akhirnya, Gibran keluar sebagai pemenang dalam pemilihan langsung. Belum rampung menjalankan masa jabatannya, putra sulung Presiden Joko Widodo itu diusung menjadi calon wakil presiden untuk mendampingi Prabowo Subianto. Pengusungan tersebut terjadi ketika PDI-P sudah memiliki calonnya sendiri, yakni Ganjar Pranowo.
Wawanto tak menampik dirinya menyayangkan kejadian itu. Ia mengkhawatirkan peristiwa serupa terjadi kembali pada pertarungan politik kemudian. Untuk itu, ia mengharapkan supaya kader internal yang nantinya diusung partai.
“Saya yakin kalau dia dari internal PDI-P, hidup mati tetap dengan PDI-P. Itu gagasan saya dan saya ingin ke depan kota ini lebih mapan,” kata Wawanto.
Ditilik dari latar belakangnya, Wawanto adalah anggota DPRD Kota Surakarta yang menjabat dua periode terakhir, yakni 2014-2019 dan 2019-2024. Sosok itu juga sudah bergabung dengan PDI-P sejak 1988 silam.
Kader internal lain yang juga mendaftarkan dirinya pada hari pertama adalah Ginda Ferachtriawan. Sama halnya dengan Wawanto, saat ini, Ginda juga masih menjabat sebagai anggota DPRD Kota Surakarta.
Ginda tiba di kantor partai berlambang banteng itu sekitar satu jam setelah kedatangan Wawanto. Perbedaannya, Ginda mendaftarkan diri sebagai calon wali kota. Ia adalah sosok pertama yang melamar untuk posisi tersebut.
“Ini bukan masalah hari pertama. Sejujurnya, hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan perak saya. Jadi, saya menganggap hari ini sebagai hari yang bagus secara pribadi,” kata Ginda.
Ginda terdorong untuk mencalonkan diri karena tidak lagi diikutkan dalam pemilihan anggotalegislatif oleh partainya pada Pemilu 2024. Padahal, ia merasa masih memiliki kompetensi dan kemampuan untuk mengisi jabatan itu.
Menurut Ginda, ambisinya bukan sekadar mengisi jabatan publik semacam eksekutif. Selaku sesama anak muda, ia ingin mendorong banyak generasi muda lainnya agar berani terjun ke dalam dunia politik.
”Jangan takut dengan dunia eksekutif ataupun biaya politik. Setidaknya sampaikan dulu gagasan kalian melalui partai politik,” kata Ginda.
Sejauh ini, Ginda mengaku optimistis dengan kemampuannya bisa masuk dalam penjaringan. Meski demikian, ia juga menyadari ada proses politik internal yang boleh jadi memunculkan kandidat-kandidat selain dia. Pihaknya dapat memahami jika kelak memang tidak dicalonkan.
Partai mempunyai beberapa faktor yang dijadikan pertimbangan. Hal-hal itu antara lain kapabilitas bakal calon, komitmen mereka kepada partai, ideologi, rekam jejak kinerja, dan visi misi yang akan ditawarkan.
”Saya yakin partai akan memilih yang terbaik. Kalaupun saya tidak terpilih bukan berarti saya tidak mampu. Tetapi kebutuhan saat ini berbeda,” kata Ginda.
Sementara itu, Ketua Bidang Penjaringan, Tim Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 DPC PDI-P Kota Surakarta Paulus Haryoto menilai kader-kader internal menunjukkan keseriusan dengan kemauan mereka ikut serta dalam penjaringan tersebut. Semua pendaftar akan diterima. Namun, keputusan akhir rekomendasi pencalonan berada di tangan para pemimpin partai.
Dalam menyaring bakal calon, sebut Paulus, partai mempunyai beberapa faktor yang dijadikan pertimbangan. Hal-hal itu antara lain kapabilitas bakal calon, komitmen mereka kepada partai, ideologi, rekam jejak kinerja, hingga visi misi yang akan ditawarkan.
“Jadi, tidak sekadar pengen, tetapi dia tidak punya bekal. Itu menjadi pertimbangan juga saya rasa,” kata Paulus.
Paulus juga tidak ingin kasus Gibran terulang dalam kontestasi pilkada berikutnya. Peristiwa itu dijadikannya pelajaran. Pihaknya merasa kandidat memerlukan proses kaderisasi yang panjang.
“PDI-P belajar dari yang kemarin-kemarin. Sebetulnya tidak ingin hal-hal yang instan, kemudian lupa sejarah, lupa akan siapa yang membawa, siapa yang mengusung, dan siapa yang mendukung,” kata Paulus.